Breaking News

Pembangunan 100 Hunian Sementara Korban Banjir Bandang di Padang Dikebut, Target Rampung Dua Pekan

Relawan Gerak Cepat Agar Huntara Siap Digunakan Untuk Korban Banjir Padang 

D'On, Padang
— Upaya mempercepat pemindahan korban banjir bandang dari lokasi pengungsian di Kota Padang terus dilakukan secara intensif. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama berbagai elemen masyarakat kini mengebut pembangunan 100 unit hunian sementara (huntara) mandiri bagi warga terdampak bencana di Kecamatan Pauh.

Langkah percepatan ini dilakukan untuk mengakhiri masa pengungsian yang berkepanjangan bagi ratusan kepala keluarga yang hingga kini masih bertahan di tenda-tenda darurat dengan keterbatasan fasilitas dan risiko kesehatan.

Huntara mandiri tersebut dibangun sebagai solusi cepat dan layak sambil menunggu proses rehabilitasi serta pembangunan hunian permanen di wilayah terdampak banjir bandang.

“Pembangunan huntara ini kita kebut agar masyarakat tidak terlalu lama berada di pengungsian. Ini bukan sekadar bangunan fisik, tetapi upaya memulihkan martabat dan rasa aman warga,” ujar Wakil Ketua DPRD Sumatera Barat Evi Yandri Rajo Budiman, Minggu (21/12/2025).

Inisiatif Gotong Royong, Didukung Donasi Raffi Ahmad

Pembangunan huntara mandiri ini merupakan hasil inisiasi Wakil Gubernur Sumatera Barat Vasko Ruseymi bersama Wakil Ketua DPRD Sumbar Evi Yandri Rajo Budiman, dengan menggandeng Raffi Ahmad sebagai donatur utama.

Keterlibatan Raffi Ahmad menjadi salah satu faktor pendorong percepatan pembangunan, terutama dalam penyediaan material dan kebutuhan logistik. Namun demikian, pembangunan huntara ini sepenuhnya dikerjakan melalui semangat gotong royong lintas elemen masyarakat.

“Ini adalah kolaborasi kemanusiaan. Ada pemerintah, ada masyarakat, ada relawan, dan ada pihak swasta yang ikut peduli. Semua bergerak demi satu tujuan: memastikan korban bencana bisa kembali hidup layak,” kata Evi Yandri.

Tak Hanya Pauh, Kuranji Juga Disiapkan Huntara

Selain di Kecamatan Pauh dengan kapasitas 100 kepala keluarga, pembangunan huntara serupa juga direncanakan di Kecamatan Kuranji untuk menampung 30 kepala keluarga korban banjir bandang.

Kedua lokasi tersebut merupakan wilayah dengan dampak kerusakan cukup parah akibat banjir bandang yang terjadi beberapa waktu lalu, memaksa warga kehilangan rumah dan harta benda.

Huntara mandiri ini dirancang sederhana namun fungsional, cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga terdampak, serta memberikan rasa aman dari ancaman cuaca dan penyakit yang kerap muncul di lokasi pengungsian terbuka.

Fasilitas MCK Terpisah, Perhatikan Aspek Kesehatan

Tak hanya membangun unit hunian, panitia pembangunan juga memperhatikan aspek kesehatan lingkungan. Huntara mandiri ini dilengkapi fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK) yang dibangun secara terpisah dari unit hunian.

Langkah ini dilakukan untuk menjaga sanitasi, mencegah penyebaran penyakit, serta menciptakan lingkungan hunian sementara yang lebih sehat dan manusiawi.

“Sanitasi menjadi perhatian serius. Kami tidak ingin setelah bencana muncul masalah kesehatan baru di pengungsian,” ujar salah satu relawan di lokasi pembangunan.

Dikerjakan Relawan dari Berbagai Daerah

Proses pembangunan huntara dilakukan secara gotong royong dengan melibatkan berbagai unsur relawan dan masyarakat. Sejumlah pihak yang terlibat antara lain:

  • Siswa SMK Negeri 5 Padang,
  • Taruna Siaga Bencana (Tagana) Provinsi Kalimantan Selatan,
  • Tagana Sumatera Barat,
  • Tagana Mentawai,
  • Personel TNI dan Polri,
  • Serta masyarakat setempat.

Kolaborasi lintas daerah dan lintas institusi ini mencerminkan kuatnya solidaritas nasional dalam merespons bencana yang melanda Sumatera Barat.

Harapan Segera Tinggalkan Pengungsian

Pembangunan huntara ditargetkan rampung dalam dua minggu ke depan dan dapat segera ditempati oleh warga terdampak. Dengan terealisasinya huntara ini, diharapkan para korban banjir bandang dapat meninggalkan lokasi pengungsian dan mulai menata kembali kehidupan mereka.

“Ini adalah langkah awal pemulihan. Setelah huntara, kita akan dorong percepatan pembangunan hunian permanen agar masyarakat benar-benar bisa bangkit,” tutup Evi Yandri.

Percepatan pembangunan hunian sementara ini menjadi bukti bahwa di tengah bencana, gotong royong dan kepedulian bersama masih menjadi kekuatan utama bangsa dalam membantu sesama.

(Mond)

#Huntara #BanjirPadang #Padang