Breaking News

Dari Ruang Kerja Bupati Dharmasraya, Harapan Feeder Tol Sumatera Tengah Menguat

Bupati Dharmasraya Sambut Kunjungan Bupati Tebo, Bahas Feeder Tol Dharmasraya 

D'On, Dharmasraya 
— Pagi itu, Selasa (16/12/2025), suasana di ruang kerja Bupati Dharmasraya terasa berbeda. Bukan sekadar kunjungan silaturahmi, melainkan pertemuan strategis yang menyatukan harapan dua daerah perbatasan. Bupati Dharmasraya Annisa Suci Ramadhani, didampingi Wakil Bupati Leli Arni, menyambut langsung kedatangan Bupati Tebo, Agus Rubiyanto, beserta jajaran.

Di balik pertemuan tersebut, tersimpan satu isu besar yang telah lama menjadi keresahan bersama: konektivitas wilayah Sumatera Tengah yang hingga kini masih tertinggal dibanding kawasan lain di Pulau Sumatera. Fokus utama perbincangan pun mengerucut pada satu gagasan krusial—pembangunan feeder tol di kawasan segitiga perbatasan Sumatera Barat, Riau, dan Jambi.

Feeder Tol, Jalan Masa Depan Kawasan Perbatasan

Bagi Bupati Tebo Agus Rubiyanto, keberadaan feeder tol bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan pengungkit masa depan ekonomi kawasan. Ia menegaskan bahwa Sumatera Tengah tak boleh terus menjadi daerah lintasan tanpa nilai tambah.

“Sumatera Tengah wajib memiliki feeder tol. Infrastruktur ini akan menjadi urat nadi yang menghubungkan potensi daerah perbatasan dengan pusat-pusat ekonomi. Kami mendukung penuh langkah dan lobi Ibu Bupati Dharmasraya ke pemerintah pusat,” ujar Agus dengan nada optimistis.

Menurutnya, jika feeder tol terwujud, dampaknya tidak hanya dirasakan Dharmasraya, tetapi juga Tebo dan kabupaten-kabupaten sekitar. Distribusi logistik akan lebih efisien, biaya transportasi menurun, dan daya saing daerah meningkat.

Persoalan Sama, Nasib yang Sejalan

Bupati Dharmasraya Annisa Suci Ramadhani menyambut dukungan tersebut dengan penuh apresiasi. Ia menilai pertemuan ini sebagai momentum penting untuk menyatukan suara daerah-daerah perbatasan yang selama ini menghadapi persoalan serupa.

Annisa mengungkapkan bahwa kabupaten-kabupaten di wilayah Sumatera Tengah memiliki benang merah permasalahan: jarak yang jauh dari pusat pertumbuhan ekonomi, keterbatasan akses jalan, serta tantangan distribusi logistik dan pelayanan publik.

“Kita ini sama-sama daerah perbatasan. Akses kita jauh, biaya logistik tinggi, dan mobilitas masyarakat terbatas. Karena itu, solusi tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Harus ada kolaborasi,” kata Annisa.

Lebih dari Infrastruktur: Kolaborasi dan Solusi Bersama

Tak hanya membahas feeder tol, pertemuan tersebut juga menjadi ajang sharing informasi antara Pemerintah Kabupaten Dharmasraya dan Pemerintah Kabupaten Tebo. Mulai dari persoalan lingkungan, kondisi jalan penghubung antarwilayah, hingga tantangan pembangunan berkelanjutan di kawasan perbatasan.

Annisa menegaskan, ke depan kedua daerah akan memetakan persoalan-persoalan yang bisa dikerjasamakan untuk dicarikan solusi bersama.

“Kolaborasi antar daerah perbatasan itu mutlak. Kalau kita bergerak bersama, hasilnya akan jauh lebih efektif dan berkelanjutan,” ujarnya.

Dukungan Penuh Antar Kepala Daerah

Dalam kunjungan tersebut, Bupati Tebo turut didampingi Wakil Bupati Nazar Effendi, Kepala Badan Keuangan Daerah Hendri Nora, Kepala Bappeda Arif Budiman, serta Kepala Bagian Umum Setda Samin. Kehadiran jajaran lengkap ini menjadi sinyal kuat bahwa dukungan terhadap pembangunan feeder tol bukan sekadar wacana, melainkan komitmen bersama lintas daerah.

Menutup pertemuan, Annisa kembali menegaskan pentingnya solidaritas antar kabupaten di wilayah perbatasan Sumatera Barat, Riau, dan Jambi. Menurutnya, hanya dengan konektivitas yang lebih baik, pemerataan pembangunan, masuknya investasi, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat bisa benar-benar terwujud.

Di ruang kerja itu, diskusi mungkin telah usai. Namun harapan besar masih terus bergulir bahwa suatu hari nanti, feeder tol Sumatera Tengah tak lagi menjadi sekadar rencana, melainkan jalan nyata yang menghubungkan masa depan daerah-daerah perbatasan.

(Papa Juan)

#FeederTol #KabupatenDharmasraya