Prabowo Tegaskan Indonesia Siap Bayar Rp 1,2 Triliun per Tahun ke China untuk Proyek Whoosh: “Kita Mampu, Duitnya Ada!”

Pekerja memeriksa kondisi kereta cepat Whoosh di Depo Kereta Cepat di Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (16/12/2024). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
D'On, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia tidak akan lari dari tanggung jawab finansial terhadap proyek ambisius Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh, yang menjadi salah satu ikon kerja sama strategis antara Indonesia dan China. Pemerintah, kata Prabowo, akan membayar kewajiban sebesar Rp 1,2 triliun per tahun kepada China dan baginya, angka itu bukan masalah besar bagi negara dengan perekonomian yang terus tumbuh kuat.
“Pokoknya nggak ada masalah karena itu kita bayar Rp 1,2 triliun per tahun. Mengurangi macet, polusi, perjalanan semua dihitung,” ujar Prabowo saat meninjau Stasiun Tanah Abang, Selasa (4/11).
Lebih dari Sekadar Utang: Simbol Teknologi dan Kedaulatan
Prabowo menekankan, proyek Whoosh tidak boleh dilihat semata dari sisi hutang atau beban finansial, melainkan sebagai lompatan besar Indonesia menuju penguasaan teknologi transportasi modern.
“Yang penting adalah kita kuasai teknologi. Ini simbol kerja sama kita dengan Tiongkok. Jadi sudahlah, saya katakan, Presiden Indonesia ambil alih tanggung jawab,” tegasnya.
Menurutnya, lewat proyek ini Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa ini mampu berdiri sejajar dengan negara maju bukan hanya sebagai pembeli teknologi, tapi juga mitra sejati dalam pembangunan infrastruktur masa depan.
Fiskal Indonesia Kuat: “Duitnya Ada, Asal Tak Dikuras Koruptor”
Dalam pernyataannya yang tegas, Prabowo juga menepis kekhawatiran publik mengenai beban keuangan negara akibat proyek kereta cepat ini. Ia memastikan kemampuan fiskal Indonesia cukup untuk membayar kewajiban tahunan tersebut.
“Kita mampu, dan kita kuat, duitnya ada. Duit yang tadinya dikorupsi, saya hemat, enggak saya kasih kesempatan. Jadi saudara, saya minta bantu saya semua. Jangan kasih kesempatan koruptor-koruptor itu merajalela. Uang nanti banyak untuk kita. Untuk rakyat semua,” tegas Prabowo disambut tepuk tangan sejumlah pejabat dan masyarakat yang hadir.
Ucapan ini menegaskan komitmen Prabowo untuk menegakkan disiplin anggaran dan pemberantasan korupsi sebagai syarat utama kemandirian fiskal nasional.
Restrukturisasi Utang dan Peran Negara
Sementara itu, di sisi lain pemerintahan, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengonfirmasi bahwa pemerintah tengah menyiapkan skema restrukturisasi utang kepada China. Skema tersebut termasuk kemungkinan dukungan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) agar kewajiban pembayaran tetap berjalan tanpa mengganggu stabilitas fiskal.
“Pemerintah, APBN, pasti akan menjadi bagian. Namun untuk spesifikasinya akan disampaikan pada kesempatan lain,” ujar AHY di Kompleks Istana Kepresidenan.
AHY menjelaskan, pembahasan restrukturisasi tidak hanya menyangkut angka nominal, tetapi juga pembagian tanggung jawab antara pihak-pihak yang terlibat, termasuk pemisahan antara pengelolaan infrastruktur dan operasional bisnis agar proyek ini tetap menguntungkan secara ekonomi dan efisien secara teknis.
“Ada sharing responsibility, ada burden sharing,” tambah AHY. “Harapannya semua berjalan dengan baik agar proyek ini bisa terus memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.”
Whoosh: Investasi Strategis, Bukan Beban
Proyek Whoosh, yang merupakan kereta cepat pertama di Asia Tenggara, sejak awal digagas untuk menjadi ikon modernisasi transportasi Indonesia. Dengan kecepatan hingga 350 km/jam, perjalanan Jakarta–Bandung kini bisa ditempuh hanya dalam waktu sekitar 40 menit.
Meski sempat menuai polemik soal pembengkakan biaya dan keterlambatan, proyek ini kini dinilai memberikan efek ekonomi berantai, terutama dalam peningkatan produktivitas, pariwisata, dan efisiensi mobilitas antarwilayah.
Bagi Prabowo, pembayaran Rp 1,2 triliun per tahun bukanlah beban, melainkan harga yang layak untuk sebuah langkah maju menuju kemandirian teknologi dan infrastruktur bangsa.
“Kita bayar, tapi kita juga belajar. Kita kuasai teknologinya. Itu investasi untuk masa depan bangsa,” ujarnya menutup pernyataannya.
(K)
#Nasional #UtangKeretaWhoosh #PrabowoSubianto