Hadiah Umroh yang Menggetarkan Hati: Momen Tak Terlupakan Para Pahlawan Pendidikan Dharmasraya di Hari Guru Nasional

Bupati Dharmasraya Annisa Suci Ramadhani
D'On, Dharmasraya - Stadion Sport Center Dharmasraya pagi itu, Selasa (25/11/2025), berubah menjadi lautan manusia. Ribuan guru dari seluruh pelosok kabupaten berdiri rapi mengikuti upacara Hari Guru Nasional sekaligus HUT ke-80 PGRI. Dari kejauhan, kibaran seragam dan atribut organisasi tampak menyatu, namun suasana hatinya jauh lebih kompleks penuh harapan, kebahagiaan, dan rasa bangga yang jarang tersampaikan.
Di antara riuh rendah tepuk tangan dan lantunan mars PGRI, tak ada yang menyangka bahwa hari itu akan menjadi salah satu babak paling bersejarah bagi enam guru dan kepala sekolah terbaik Dharmasraya.
Ketika Nama-Nama Itu Dipanggil…
Ketika Bupati Dharmasraya, Annisa Suci Ramadhani, dan Wakil Bupati, Leli Arni, naik ke podium untuk menyampaikan sambutan, tak ada yang terlihat berbeda. Namun begitu daftar penerima penghargaan dibacakan, seluruh stadion seolah menahan napas.
Satu per satu nama guru yang akan diberangkatkan umroh gratis diumumkan.
Dan saat nama Refridhawati, S.Pd.SD., M.M, Kepala UPT SDN 01 Koto Baru, dipanggil, ia terlihat terpaku sejenak. Wajahnya menyiratkan keterkejutan yang sulit disembunyikan.
“Ini benar-benar di luar ekspektasi kami,” ujarnya setelah naik ke panggung.
“Penghargaan ini… sangat mulia. Saya tidak pernah membayangkan pengabdian kami dinilai sedalam ini.”
Air matanya jatuh perlahan, bukan karena kesedihan, tetapi karena rasa pengakuan yang selama ini mungkin hanya dirasakannya diam-diam.
Begitu pula Fatriawati, S.Pd, guru PAUD dari TKN 03 Sitiung. Ia menggenggam lembaran penghargaan itu erat-erat, seolah memastikan itulah realitas yang sedang dijalaninya.
“Saya pikir ini hanya mimpi,” bisiknya sambil tersenyum haru.
“Kami mengajar dengan tulus. Tidak pernah terlintas soal imbalan sebesar ini.”
Hadiah yang Bukan Sekadar Materi
Bupati Annisa, dalam pidatonya, menegaskan bahwa keputusan memberikan umroh kepada para guru bukan lahir dari formalitas belaka.
“Kami ingin memberikan sesuatu yang bermakna, bukan sekadar bernilai materi,” ujar Annisa dengan suara mantap.
“Umroh adalah hadiah spiritual bagi guru-guru terbaik, yang selama ini mengabdi bukan hanya dengan tenaga, tetapi juga dengan hati.”
Wabup Leli Arni menambahkan dengan penuh keyakinan:
“Guru yang bahagia lahir batin akan melahirkan generasi yang unggul. Dan hari ini, kami ingin membalas sedikit dari jasa besar para guru tersebut.”
Sorak sorai peserta upacara memecah udara. Banyak yang terlihat mengusap mata, tak peduli pada makeup atau kerapian seragam—momen itu terlalu menyentuh untuk dilalui dengan biasa saja.
Cerita Para Guru: Pengabdian yang Tak Pernah Mengharap Balasan
Muhammad Irsyad, M.Pd, Kepala UPT SMPN 1 Sitiung, menjadi salah satu penerima hadiah umroh yang tampak paling tenang. Tetapi begitu diwawancarai, suaranya bergetar.
“Ini bukti bahwa pemerintah peduli dan memahami beban kami,” katanya.
“Kadang kami bekerja sendirian, dalam sunyi. Tapi hari ini… terasa benar bahwa jerih payah itu dihargai.”
Guru muda Trian Abadi Rahman, S.Pd dari UPT SDN 05 Sungai Rumbai tak bisa menyembunyikan tawa campur air mata.
“Ini kejutan terbesar sejak saya mengajar,” ujarnya.
“Motivasi saya meledak lagi. Ingin rasanya langsung kembali ke kelas dan melakukan lebih banyak hal untuk anak-anak.”
Sementara Fauziati, S.Pd dari UPT SMPN 1 Pulau Punjung, menyeka air mata sambil tertawa kecil.
“Saya ingin segera memberi tahu keluarga. Ini hadiah terindah sepanjang hidup saya.”
Namun salah satu momen paling emosional datang dari Sumarsih, S.Pd., M.Pd, Kepala TK IB 52 Koto Salak. Dengan suara pelan namun penuh keyakinan, ia menyampaikan rasa terima kasihnya.
“Kami ini hanya guru-guru biasa,” katanya.
“Kami bekerja dengan hati, kadang dengan keterbatasan. Mendapat kehormatan sebesar ini… rasanya seperti Allah menjawab lelah kami selama ini. Terima kasih, Ibu Bupati, Ibu Wabup. Kalian membuat kami merasa berarti.”
Lebih dari Sekadar Hadiah: Kebijakan yang Menyentuh Kehidupan Guru
Hadiah umroh hanyalah puncak gunung es dari berbagai kebijakan Pemkab Dharmasraya. Bupati Annisa dan Wabup Leli dalam beberapa tahun terakhir memberikan perhatian besar pada dunia pendidikan:
- Pemerataan akses dan kualitas pendidikan
- Penguatan karakter peserta didik
- Mendorong guru menjadi agen inovasi dan adaptasi teknologi
- Penerapan Kurikulum Merdeka berbasis budaya lokal
- Perlindungan hukum bagi guru
- Penguatan hak Tunjangan Profesi
- Penyelesaian persoalan honorer melalui formasi PPPK dan CPNS tanpa diskriminasi
Bagi sebagian orang, poin-poin di atas mungkin hanya kalimat kebijakan. Namun bagi guru—mereka adalah nafas yang menjaga semangat tetap menyala.
Sebuah Momen yang Membangkitkan Semangat Seluruh Guru
Ketika upacara berakhir, para guru tampak tidak buru-buru meninggalkan stadion. Mereka saling berpelukan, berfoto, dan berbagi cerita. Ada rasa bangga yang sulit diungkapkan dalam kata-kata.
Hari Guru Nasional kali ini bukan hanya seremoni.
Ia adalah momen yang membuat guru—sering kali bekerja dalam senyap—akhirnya disorot dengan cahaya penghargaan yang hangat.
Bagi enam guru yang beruntung, hadiah umroh menjadi simbol penghargaan tertinggi. Namun bagi seluruh guru Dharmasraya, momen ini menjadi pengingat bahwa pengabdian mereka, sekecil apa pun, tidak pernah benar-benar luput dari perhatian.
Dharmasraya hari itu memberi pesan jelas:
“Guru adalah cahaya. Dan cahaya harus diperlakukan dengan hormat.”
(Papa Juan)
#HariGuruNasional #KabupatenDharmasraya