TNI Imbau Warga Natuna Tak Keluar Rumah 22–24 Oktober, Lansia dan Bayi Diminta Mengungsi Sementara

Foto udara permukiman warga dan embung air tawar di Desa Air Payang, Pulau Laut, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
D'On, Natuna — Warga Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, diimbau untuk tidak keluar rumah selama tiga hari penuh, mulai 22 hingga 24 Oktober 2025. Imbauan ini dikeluarkan oleh Batalyon Komposit Gardapati (Yonkomposit) 1/GP, menyusul akan digelarnya latihan menembak senjata berat oleh satuan TNI di beberapa titik strategis wilayah tersebut.
Langit Natuna diperkirakan akan bergemuruh pada hari-hari itu bukan karena badai, melainkan dentuman dari latihan tempur pasukan TNI yang tengah mengasah kemampuan bertahan dan menyerang.
Latihan Tempur Skala Besar di Wilayah Perbatasan
Komandan Yonkomposit 1/GP, Letkol Infanteri Muchamad Ricky Prawiratama, menjelaskan bahwa latihan menembak ini merupakan bagian dari program rutin TNI Angkatan Darat untuk memelihara serta meningkatkan kemampuan satuan dalam menghadapi berbagai situasi pertempuran, khususnya di wilayah perbatasan.
Latihan akan dilaksanakan setiap hari mulai pukul 08.30 hingga 16.00 WIB, mencakup beberapa lokasi penting seperti Desa Air Lengit, Desa Sebadai Ulu, Kelarik, Batubi, dan Teluk Buton. Wilayah-wilayah tersebut dipilih karena memiliki karakteristik geografis yang sesuai untuk latihan senjata berat — luas, terbuka, dan relatif jauh dari pemukiman padat.
“Kegiatan latihan menembak senjata berat ini merupakan bagian dari program latihan satuan, dengan tujuan untuk memelihara kemampuan dan kesiapsiagaan prajurit dalam menjaga wilayah perbatasan,” ujar Letkol Muchamad Ricky, dikutip dari Antara, Minggu (19/10).
Menurutnya, pelatihan seperti ini penting karena Natuna merupakan titik strategis Indonesia di jalur perairan internasional, berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan. Kondisi geografis itu membuat kemampuan prajurit dalam penguasaan medan dan ketepatan serangan menjadi faktor vital dalam menjaga kedaulatan negara.
Warga Diminta Tetap di Rumah, Kelompok Rentan Disarankan Mengungsi
Seiring dengan pelaksanaan latihan tersebut, TNI mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah selama jadwal latihan berlangsung. Suara dentuman, getaran, hingga tekanan udara akibat peluru berdaya ledak tinggi dikhawatirkan dapat menimbulkan gangguan, terutama bagi kelompok rentan.
Letkol Ricky secara khusus meminta agar lansia, ibu hamil, pasien dengan kondisi medis tertentu, bayi, dan anak-anak segera mengungsi sementara ke tempat yang lebih aman.
“Kami mengimbau agar kelompok rentan seperti lanjut usia, ibu hamil, pasien dengan kondisi medis khusus, bayi, dan anak-anak untuk mengungsi sementara selama latihan berlangsung. Ini untuk meminimalisir risiko yang dapat membahayakan keselamatan,” jelasnya.
Pihak Yonkomposit 1/GP juga menegaskan bahwa prosedur keamanan akan diterapkan secara ketat. Setiap prajurit dan unsur pengawasan lapangan akan memastikan peluru, arah tembakan, serta radius aman benar-benar sesuai dengan standar latihan tempur TNI.
Latihan Demi Kesiapsiagaan Nasional
Latihan ini bukan sekadar rutinitas tahunan. Bagi TNI, kegiatan tersebut menjadi simulasi nyata kesiapsiagaan tempur di garis depan pertahanan negara, terutama di Natuna yang selama ini dikenal sebagai “gerbang utara Indonesia”.
Selain meningkatkan kemampuan individu prajurit, latihan ini juga menjadi uji koordinasi antarsatuan dalam menghadapi potensi ancaman di laut dan darat.
Letkol Ricky menegaskan, keberhasilan latihan ini tidak hanya ditentukan oleh profesionalitas prajurit, tetapi juga oleh dukungan dan kerja sama masyarakat setempat.
“Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kerja sama seluruh warga Natuna. Kegiatan ini dilakukan demi keamanan dan pertahanan negara kita bersama,” ujarnya menutup.
Natuna dan Strategi Pertahanan Indonesia
Sebagai wilayah perbatasan yang kaya sumber daya alam dan berada di jalur pelayaran internasional, Natuna menjadi salah satu titik penting dalam peta pertahanan Indonesia. Di sinilah prajurit TNI rutin mengasah kemampuan untuk memastikan tidak ada celah bagi ancaman dari luar.
Dalam konteks geopolitik, latihan seperti ini juga menjadi pesan kuat bahwa kedaulatan Indonesia di perairan Natuna adalah harga mati. Dengan keterlibatan penuh satuan tempur seperti Yonkomposit 1/GP, TNI menunjukkan bahwa pengamanan wilayah tidak hanya berbasis patroli, tetapi juga kesiapan tempur nyata di lapangan.
Masyarakat Natuna pun diimbau untuk tetap tenang dan mendukung kegiatan ini. Meski tiga hari mendatang akan diwarnai suara dentuman meriam, semangat di baliknya adalah semangat menjaga tanah air agar langit Natuna tetap biru dalam damai, namun selalu siaga dalam kedaulatan.
(K)
#TNI #LatihanMiliter #Militer #Nasional