Breaking News

Prabowo: Tambang Ilegal Babel Rugikan Negara Rp300 Triliun, “Kita Tak Boleh Lagi Diam”

Presiden Prabowo Subianto (tengah) didampingi jajaran kabinet Merah Putih memberikan keterangan kepada wartawan saat tiba di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (27/9/2025). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

D'On, PANGKAL PINANG
 – Angka itu mengejutkan: Rp300 triliun. Bukan nilai proyek, bukan pula total APBD se-Indonesia Timur, melainkan kerugian negara akibat tambang ilegal di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

Presiden Prabowo Subianto, dengan nada tegas dan mata tajam, menyampaikan fakta mencengangkan itu dalam wawancara cegat di sela agenda penyerahan barang rampasan negara hasil tambang ilegal kepada PT Timah Tbk di Pangkal Pinang, Senin (6/10/2025).

“Kita bisa bayangkan, kerugian negara dari enam perusahaan ini saja mencapai Rp300 triliun,” ujarnya lantang, menekankan setiap kata seolah menampar kesadaran publik.

Enam Smelter Ilegal, Ribuan Ton Logam, dan “Emas Baru” Dunia Modern

Presiden menjelaskan, aparat penegak hukum telah menyita enam unit smelter timah yang beroperasi tanpa izin di kawasan konsesi PT Timah. Dari penggerebekan itu, ditemukan bukan hanya tumpukan logam timah, tetapi juga material langka bernilai fantastis: monasit logam tanah jarang (LTJ) yang menjadi incaran dunia.

“Nilainya dari enam smelter dan barang-barang yang disita mendekati Rp6 sampai Rp7 triliun,” ungkap Prabowo.

Namun angka itu hanyalah puncak gunung es. Belum termasuk nilai tanah jarang yang jumlahnya mencengangkan. “Monasit itu satu ton bisa ratusan ribu dolar, 200 ribu dolar. Dan total yang ditemukan puluhan ribu ton, mendekati 40 ribu ton,” jelasnya.

Dengan estimasi konservatif, nilai totalnya bisa menembus ratusan triliun rupiah  kerugian yang sama besarnya dengan pembangunan ibu kota baru atau program pangan nasional selama bertahun-tahun.

Bangka Belitung: Tanah Kaya yang Dikeruk Secara Liar

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bukan wilayah biasa. Di balik pesona pantainya, bumi Babel menyimpan 91 persen cadangan timah nasional, sekitar 2,16 juta ton bijih timah di 496 titik lokasi tambang, serta 95 persen potensi logam tanah jarang (LTJ) Indonesia, seperti neodymium, cerium, dan lanthanum.

Material-material ini bukan sekadar batu atau pasir. Mereka adalah “emas baru” dunia modern, bahan vital untuk teknologi masa depan: baterai kendaraan listrik, turbin angin, sistem pertahanan, hingga perangkat elektronik canggih.

Namun kekayaan strategis ini, selama bertahun-tahun, telah dikuras oleh jaringan tambang ilegal dan penyelundupan terorganisir. Negara kehilangan potensi pajak, royalti, dan nilai tambah ekspor yang seharusnya menopang ekonomi nasional.

Prabowo: Ini Soal Kedaulatan Ekonomi

Dengan nada serius, Prabowo menegaskan bahwa praktik tambang ilegal bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi pengkhianatan terhadap kedaulatan ekonomi bangsa.

“Kita tidak boleh lagi membiarkan praktik ini terjadi. Ini soal kedaulatan. Soal masa depan bangsa,” tegasnya.

Ia juga menambahkan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menindak tegas mafia tambang dan pelaku penyelundupan sumber daya alam, tanpa pandang bulu.

Barang rampasan yang disita kini akan dikelola kembali oleh PT Timah bersama masyarakat, dalam upaya menata ulang tata kelola pertambangan agar lebih transparan dan berkeadilan.

Tambang Ilegal: Luka Lama Negeri Timah

Tambang ilegal di Bangka Belitung bukan kisah baru. Selama dua dekade terakhir, pulau-pulau di wilayah ini telah berubah drastis: hutan rusak, sungai tercemar, lubang-lubang tambang menganga di mana-mana. Banyak di antaranya beroperasi dengan dukungan modal besar dan jaringan distribusi gelap lintas daerah bahkan lintas negara.

Kini, dengan pengungkapan kasus enam perusahaan tersebut, publik menanti: akankah ini menjadi titik balik?

Bangka Belitung adalah miniatur dari dilema besar bangsa ini  antara kekayaan alam dan keserakahan manusia.
Prabowo menegaskan, langkah tegas pemerintah bukan sekadar aksi hukum, melainkan simbol tekad baru untuk menjaga sumber daya strategis Indonesia agar tidak lagi bocor ke tangan asing atau mafia dalam negeri.

“Negara harus hadir. Kita harus jaga kekayaan kita sendiri,” pungkasnya.

(T)

#TambangIlegal #Nasional