Mobil Kapolres Kuansing Hancur Dirusak Massa Saat Gerebek Tambang Emas Ilegal di Pulau Bayur
Ilustrasi kaca mobil pecah. Foto: Shutter Stock
D'On, Kuantan Singingi (Riau) — Suasana mencekam mewarnai upaya penertiban tambang emas ilegal di Pulau Bayur, Kecamatan Cerenti, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Selasa (7/10). Aksi aparat kepolisian yang dipimpin langsung oleh Kapolres Kuansing, AKBP Raden Ricky Pratidiningrat, mendadak berubah ricuh setelah massa melakukan perlawanan. Dalam insiden itu, mobil dinas Kapolres, Toyota Fortuner hitam bernomor polisi BM 1405 AL, menjadi sasaran amuk warga hingga nyaris tak berbentuk.
Dari video yang beredar luas di media sosial, tampak mobil dinas mewah tersebut hancur di segala sisi. Kaca depan, samping kanan, kiri, hingga kaca belakang pecah berantakan. Bodinya penuh bekas hantaman benda tumpul. Di dalam mobil, tampak tongkat komando dan topi dinas bertuliskan "Kapolres" tertinggal, menjadi saksi bisu betapa tegangnya situasi di lokasi kejadian.
Beberapa warga yang merekam kejadian itu terdengar berteriak histeris ketika massa mulai melempari kendaraan polisi. Dugaan sementara, lemparan batu dan benda keras menjadi penyebab utama rusaknya mobil tersebut. Sementara itu, di sekitar lokasi, suasana berubah kacau. Petugas yang tengah berupaya menertibkan aktivitas tambang emas ilegal harus menghadapi perlawanan spontan dari sejumlah orang yang diduga terkait dengan aktivitas tambang tersebut.
Hingga malam, belum ada keterangan resmi mengenai adanya korban jiwa atau luka-luka dalam insiden tersebut. Namun, kerusakan pada kendaraan dinas Kapolres menjadi bukti bahwa ketegangan antara aparat dan pelaku tambang ilegal di wilayah Kuansing masih sangat tinggi.
Kepala Bidang Humas Polda Riau, Kombes Pol Anom Karibianto, saat dikonfirmasi, mengaku pihaknya masih menelusuri kronologi lengkap peristiwa itu.
“Saya akan cek dulu kebenarannya. Tim masih di lapangan,” ujarnya singkat.
Pulau Bayur sendiri dikenal sebagai salah satu titik rawan aktivitas PETI (Penambangan Emas Tanpa Izin) di wilayah Kuantan Singingi. Aktivitas tambang ilegal di kawasan itu kerap dikeluhkan warga karena menyebabkan kerusakan lingkungan, terutama pencemaran sungai dan longsoran tanah di area bantaran. Aparat kepolisian setempat sudah beberapa kali melakukan penertiban, namun upaya tersebut kerap berujung bentrok dengan masyarakat yang bergantung pada tambang sebagai sumber penghasilan.
Insiden perusakan mobil Kapolres ini menambah panjang daftar gesekan antara aparat dan para pelaku PETI di Riau. Hingga kini, Polda Riau masih melakukan evaluasi terhadap operasi penertiban tersebut, termasuk memeriksa kondisi anggota di lapangan serta menelusuri siapa dalang di balik aksi massa yang nekat melakukan perusakan terhadap kendaraan dinas pejabat kepolisian itu.
Situasi di Pulau Bayur kini dikabarkan berangsur kondusif, meski aparat masih berjaga untuk mengantisipasi potensi kericuhan susulan. Publik pun menunggu langkah tegas dari pihak kepolisian dalam menangani kasus yang bukan hanya menyangkut perusakan fasilitas negara, tetapi juga menjadi cerminan kompleksitas persoalan tambang ilegal di daerah.
(K)
#Peristiwa #TambangIlegal #MobilKapolsekKuansingDirusakWarga