Breaking News

Hotel Bumi Minang Hidup Lagi: Dari Reruntuhan Gempa ke Simbol Kebangkitan Pariwisata Padang

Hotel Bumi Minang 

D'On, Padang
— Setelah lebih dari satu dekade tertidur dalam kesunyian dan kenangan, Hotel Bumi Minang di Jalan Bundo Kandung, Padang, bersiap membuka lembaran baru dalam sejarahnya. Hotel legendaris yang dulu menjadi kebanggaan warga Sumatera Barat itu akan kembali beroperasi kali ini di bawah pengelolaan OSO Group, milik tokoh nasional sekaligus Ketua Umum DPP Gebu Minang, Oesman Sapta (OSO).

Kabar ini menjadi angin segar bagi dunia pariwisata Kota Padang. Pada Senin, 20 Oktober 2025, Wali Kota Padang Fadly Amran bersama Oesman Sapta memimpin langsung prosesi peletakan batu pertama renovasi Hotel Bumi Minang, menandai babak baru kebangkitan ikon perhotelan Minangkabau tersebut.

Dari Gempa 2009 hingga Senyapnya Sang Primadona

Bagi warga Padang, nama Hotel Bumi Minang bukan sekadar tempat menginap. Ia adalah saksi perjalanan kota tempat di mana banyak pertemuan besar, acara pemerintahan, dan kenangan bersejarah pernah terjadi. Namun, semua itu terhenti sejak gempa dahsyat tahun 2009 meluluhlantakkan sebagian besar bangunannya.

Sejak saat itu, hotel yang pernah menjadi primadona di pusat kota itu terpuruk. Beberapa kali berganti pengelola, tapi tak ada satu pun yang mampu mengembalikan kejayaannya. Bangunannya berdiri bisu di tengah hiruk-pikuk Jalan Bundo Kandung mengingatkan warga pada masa lalu yang gemilang namun belum tersentuh kembali.

Gayung Bersambut: Cerita di Balik Kembalinya Hotel Bumi Minang

Kisah kebangkitan hotel ini berawal dari sebuah percakapan sederhana. Dalam satu kesempatan, Wali Kota Padang Fadly Amran berbincang dengan Oesman Sapta mengenai tantangan dunia perhotelan di ibu kota Sumatera Barat itu.

Menurut Fadly, selama ini hotel-hotel di Padang sering “kalah tanding” dalam proses bidding untuk menjadi tuan rumah acara berskala nasional. Salah satu penyebabnya bukan karena lokasi atau kualitas pelayanan, melainkan fasilitas ballroom yang belum memadai.

“Hotel-hotel kita di Padang sering kalah ketika pemerintah pusat menggelar kegiatan di daerah. Salah satu faktornya, belum ada hotel dengan ballroom yang mampu menampung hingga 2.000 orang,” ujar Fadly mengenang percakapannya dengan OSO.

Ujaran itu rupanya menyalakan semangat sang pengusaha sekaligus tokoh Minang tersebut. Oesman Sapta langsung terpanggil untuk berbuat sesuatu bagi kampung halamannya. Ia melihat peluang bukan hanya untuk berinvestasi, tetapi juga berkontribusi bagi kemajuan daerah.

“Begitu mendengar cerita itu, Pak OSO langsung tertarik. Ia ingin menjadikan bekas Hotel Bumi Minang sebagai hotel besar dengan ballroom megah dan fasilitas yang mampu menyaingi hotel-hotel besar di kota lain,” tutur Fadly.

Sentuhan OSO: Internasional, tapi Tetap Minang

Dalam sambutannya, Oesman Sapta menegaskan bahwa keputusan membangkitkan kembali Hotel Bumi Minang bukan semata urusan bisnis. Ia menyebut langkah itu sebagai bentuk kecintaannya terhadap tanah kelahiran dan budaya Minangkabau.

“Lokasinya sangat strategis—di jantung Kota Padang, dekat dengan pantai, pusat kuliner, dan objek wisata unggulan. Kami ingin menjadikannya hotel bertaraf internasional yang tetap mempertahankan nilai budaya Minangkabau,” kata OSO.

Ia menambahkan, rancangan baru hotel akan mengusung konsep semi-modern dengan sentuhan arsitektur tradisional Minangkabau, terutama pada bagian atap gonjong dan interior yang akan menampilkan ornamen khas daerah.

Bagi OSO, keseimbangan antara kemodernan dan kearifan lokal adalah kunci. “Kita ingin tamu merasa mewah, tapi juga merasa berada di rumahnya orang Minang,” ujarnya.

Menatap Masa Depan: Harapan untuk Pariwisata Padang

Proyek renovasi Hotel Bumi Minang ditargetkan rampung dalam waktu satu hingga dua tahun ke depan. Jika selesai tepat waktu, hotel ini diperkirakan akan menjadi salah satu pusat kegiatan ekonomi dan wisata utama di Padang, terutama untuk event nasional dan internasional.

Dengan ballroom berkapasitas besar, ruang pertemuan modern, serta fasilitas penginapan berstandar tinggi, Hotel Bumi Minang diharapkan mampu mengakhiri ketertinggalan Padang dalam industri MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) yang selama ini lebih didominasi oleh kota-kota lain di luar Sumatera Barat.

“Kami ingin kebangkitan Hotel Bumi Minang menjadi simbol kebangkitan ekonomi dan pariwisata Kota Padang,” tutup Fadly Amran penuh optimisme.

Hotel Bumi Minang bukan hanya akan berdiri kembali secara fisik, tetapi juga bangkit sebagai simbol semangat dan kebanggaan masyarakat Minangkabau. Dari reruntuhan gempa 2009 hingga kini, kisahnya menjadi bukti bahwa bangunan bisa runtuh, tapi semangat untuk membangun tanah kelahiran tak pernah padam.

(Mond)

#Padang #Pariwisata #Perhotelan #HotelBumiMinang