6 Napi "Kelas Berat" Dipindah ke Nusakambangan, Termasuk Ammar Zoni: Tanda Tegas Pemerintah Perangi Narkoba dari Dalam Lapas
Proses pemindahan Aktor Muhammad Ammar Akbar alias Ammar Zoni, dan lima warga binaan lainnya ke Nusakambangan, Kamis (16/10/2025). Foto/ Dok Hum Ditjen PAS
D'On, Nusakambangan, Jawa Tengah — Suasana dini hari di ibu kota mendadak tegang. Di bawah pengawalan ketat aparat gabungan, enam narapidana berisiko tinggi digiring keluar dari Lapas Jakarta. Tanpa banyak bicara, mereka menaiki kendaraan lapis baja menuju dermaga khusus yang akan membawa mereka ke pulau yang dikenal sebagai “Alcatraz”-nya Indonesia Nusakambangan.
Salah satu di antara mereka adalah aktor yang pernah jadi sorotan publik: Muhammad Ammar Akbar alias Ammar Zoni. Namanya kembali mencuat, bukan karena peran di layar kaca, melainkan karena dugaan kuat keterlibatannya dalam peredaran narkoba di dalam lapas.
Keenam napi itu kini resmi ditetapkan sebagai “warga binaan berisiko tinggi” (high risk inmate) status yang hanya disematkan bagi mereka yang dinilai membahayakan keamanan dan ketertiban lembaga pemasyarakatan.
Langkah Tegas Ditjen PAS: “Tak Ada Tempat Bagi Bandar di Balik Jeruji”
Kasubdit Kerja Sama Ditjen Pemasyarakatan (PAS) Rika Aprianti menegaskan bahwa pemindahan keenam napi ini bukan sekadar langkah administratif, tetapi peringatan keras dari pucuk pimpinan.
“Seperti warga binaan high risk lainnya, mereka akan ditempatkan di Lapas Super Maksimum dan Maksimum Security di Nusakambangan,” ujar Rika dalam keterangan tertulis, Kamis (16/10/2025).
Menurutnya, langkah ini merupakan tindak lanjut dari instruksi langsung Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas), Agus Andrianto, dan Dirjen PAS, Mashudi, yang menegaskan bahwa siapa pun termasuk figur publik yang terlibat dalam peredaran narkoba, akan ditindak tanpa kompromi.
“Pesannya jelas,” kata Rika. “Siapa pun yang berani mempermainkan hukum dan menyalahgunakan sistem pemasyarakatan, akan menghadapi konsekuensi paling berat.”
Operasi Tengah Malam: Pengawalan Ketat Seperti Pengangkutan Teroris
Pemindahan keenam napi dilakukan dengan skenario pengamanan berlapis.
Tepat pukul 07.43 WIB, Kamis (16/10/2025), rombongan konvoi yang dikawal aparat bersenjata lengkap tiba di Lapas Super Maksimum Karanganyar, Nusakambangan.
Rika menjelaskan, proses pemindahan dimulai sejak dini hari.
“Pengawalan dilakukan oleh petugas pengamanan intelijen dan kepatuhan internal Ditjen PAS, bersama anggota Polres Jakarta Timur, Mabes Polri, serta petugas Pemasyarakatan Jakarta,” ujarnya.
Tak ada celah untuk kebocoran informasi. Lokasi dan waktu keberangkatan dijaga rapat. Semua tahanan diborgol ganda, setiap gerakan mereka dipantau kamera dan personel bersenjata.
Langkah ini, kata Rika, bukan hanya untuk mencegah pelarian, tetapi juga untuk mengamankan proses hukum dan memastikan tak ada lagi pengaruh mereka terhadap jaringan narkoba di luar tembok penjara.
“Zero Narkoba Harga Mati”
Kepala Kanwil Ditjen PAS Jakarta, Heri Azhar, menegaskan bahwa pemindahan ke Nusakambangan merupakan bagian dari operasi bersih-bersih lapas dan rutan dari praktik peredaran narkoba.
“Zero narkoba adalah harga mati,” tegasnya. “Ini alarm bagi seluruh jajaran untuk terus waspada dan bertindak cepat.”
Menurut Heri, langkah ini sekaligus menunjukkan bahwa Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan sedang berupaya menghancurkan mata rantai perdagangan narkoba dari dalam sistemnya sendiri.
Di Waktu Bersamaan: 785 Butir Inex Gagal Masuk Rutan Cipinang
Sementara pemindahan keenam napi berlangsung, operasi lain juga membuahkan hasil di Jakarta Timur.
Petugas Rutan Cipinang menggagalkan penyelundupan 785 butir pil ekstasi (Inex) berlogo Transformer yang disamarkan di dalam makanan ringan.
Kepala Rutan Cipinang, Nugroho Dwi Wahyu, menjelaskan bahwa kasus ini terungkap pada Rabu malam (15/10/2025) pukul 21.02 WIB, ketika dua orang pengunjung datang membawa makanan untuk warga binaan berinisial B.
“Gerak-gerik mereka mencurigakan. Setelah kami periksa barang bawaannya, ditemukan pil Inex yang disembunyikan di dalam salah satu bungkus snack,” kata Nugroho.
Temuan itu langsung ditindaklanjuti dengan koordinasi bersama Polres Metro Jakarta Timur. Dua pelaku berikut barang bukti segera diserahkan untuk penyelidikan lebih lanjut.
Perang Panjang Melawan Modus Narkoba di Balik Jeruji
Nugroho mengakui, upaya memasukkan narkoba ke dalam lapas dan rutan adalah tantangan besar yang terus berkembang.
“Modusnya makin canggih,” ujarnya. “Dari makanan ringan, pakaian, hingga paket kiriman yang tampak biasa.”
Namun, menurutnya, pihaknya berkomitmen untuk memperkuat sistem deteksi dini lewat sidak rutin dan kerja sama erat dengan aparat penegak hukum.
“Kami tak akan berhenti melindungi rutan dari racun narkoba. Tapi kami juga butuh dukungan masyarakat — sekecil apa pun informasi soal upaya penyelundupan, laporkan segera,” tegas Nugroho.
Catatan Keras: Era Baru Pemasyarakatan
Pemindahan Ammar Zoni dan lima napi lainnya ke Nusakambangan menjadi simbol perubahan besar dalam sistem pemasyarakatan. Pemerintah tampaknya ingin mengirim pesan jelas: “Tak ada lagi ruang nyaman bagi bandar di balik jeruji.”
Dengan langkah berani ini, Ditjen PAS menunjukkan bahwa perang melawan narkoba tidak hanya terjadi di jalanan tetapi juga di dalam tembok yang selama ini dianggap paling aman.
Nusakambangan kini kembali menjadi benteng terakhir negara dalam menahan laju kejahatan narkotika dari balik jeruji besi.
(T)
#LapasNusaKambangan #Narkoba #AmmarZoni