Breaking News

Tiga Aksi Unjuk Rasa Warnai Jakarta, Ribuan Personel Polisi Dikerahkan untuk Pengamanan

Peserta aksi mengikuti Aksi Piknik Nasional Rakyat di depan Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (5/9/2025). Aksi damai yang diikuti mahasiswa dan sejumlah elemen masyarakat tersebut dilakukan untuk menagih 17+8 poin tuntutan rakyat kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

D'On, Jakarta
- Jakarta kembali menjadi pusat perhatian publik pada Senin (8/9/2025), setelah sejumlah kelompok masyarakat dengan latar belakang berbeda turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi mereka. Dari gedung parlemen hingga kawasan Komnas HAM, ibu kota dipenuhi berbagai aksi unjuk rasa yang digelar serentak, meski dengan isu dan tuntutan yang berbeda-beda.

Tiga Titik Aksi, Tiga Isu Berbeda

Kasi Humas Polres Metro Jakarta Pusat, Iptu Ruslan Basuki, menjelaskan bahwa terdapat tiga titik utama yang menjadi lokasi unjuk rasa.

  1. Gedung DPR/MPR RI
    Massa dari mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI, khususnya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, menggelar aksi di depan Gedung DPR. Mereka datang membawa tuntutan yang berkaitan dengan isu pendidikan, kesejahteraan mahasiswa, serta transparansi kebijakan kampus dan pemerintah.

  2. Pos Polisi Merdeka Barat, Gambir
    Di lokasi lain, massa dari Aliansi Rakyat Papua Untuk Kebenaran dan Keadilan Tabi Saireri Nusantara, bergabung dengan sejumlah elemen masyarakat untuk menyuarakan isu hak asasi manusia dan keadilan bagi Papua. Aksi ini menyoroti masih adanya dugaan pelanggaran HAM yang belum terselesaikan.

  3. Depan Kantor Komnas HAM RI
    Di depan kantor Komnas HAM, Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (KASUM) bersama Kontras menggelar aksi memperingati 20 tahun wafatnya Munir Said Thalib, aktivis HAM yang tewas akibat diracun pada 2004. Massa menuntut negara serius mengusut kasus pembunuhan Munir yang hingga kini dianggap belum tuntas.

Ribuan Personel Dikerahkan

Untuk memastikan jalannya aksi tetap tertib dan aman, aparat kepolisian menurunkan ribuan personel pengamanan. Sejak pukul 09.00 WIB, apel kesiapan sudah digelar.

Untuk pengamanan di DPR dikerahkan 1.723 personel, sedangkan di wilayah Jakarta Pusat total 2.069 personel,” ungkap Iptu Ruslan.

Kehadiran aparat dalam jumlah besar ini dimaksudkan untuk mencegah potensi gesekan di lapangan, sekaligus memastikan aksi unjuk rasa berlangsung sesuai aturan.

Imbauan Tertib dan Lalu Lintas Situasional

Ruslan juga mengingatkan agar massa aksi tidak terpancing melakukan tindakan anarkis, termasuk merusak fasilitas umum atau menutup akses jalan.

“Silakan menyampaikan pendapat, tetapi tetap dalam koridor hukum dan ketertiban. Kami hadir untuk memastikan semuanya berjalan dengan aman dan kondusif,” tegasnya.

Sementara itu, terkait rekayasa lalu lintas, kepolisian menyatakan akan bersifat situasional. Jika massa memenuhi ruas jalan, pengalihan arus segera diberlakukan. Masyarakat diminta untuk menghindari kawasan sekitar Gedung DPR/MPR, Merdeka Barat, dan Komnas HAM guna mengurangi risiko kemacetan.

Jakarta dan Tradisi Demokrasi Jalanan

Fenomena banyaknya aksi unjuk rasa di ibu kota bukanlah hal baru. Jakarta sebagai pusat pemerintahan kerap menjadi panggung utama berbagai kelompok masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya. Dari isu pendidikan, HAM, hingga tuntutan keadilan, jalanan Jakarta hari ini kembali menjadi ruang publik tempat suara rakyat didengar—meski kadang dengan risiko mengganggu aktivitas warga.

Dengan pengamanan ekstra ketat dari aparat, publik menanti bagaimana ketiga aksi ini akan berakhir: apakah hanya menjadi unjuk rasa simbolis, atau justru membuka lembaran baru dalam perjuangan panjang masing-masing isu yang diangkat.

(Mond)

#UnjukRasa #Demonstrasi #Nasional