Breaking News

Tak Kuat Dibully, Siswi MTs Akhiri Hidup dengan Gantung Diri

Ilustrasi bunuh diri. Foto: Shutterstock

D'On, Jakarta Timur
– Suasana duka menyelimuti sebuah keluarga di Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Seorang siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) berusia 13 tahun ditemukan tewas gantung diri di dapur rumahnya pada Senin (15/9/2025) sore. Diduga kuat, korban nekat mengakhiri hidup karena tak sanggup lagi menahan perundungan (bullying) yang dialaminya di sekolah.

Ditemukan Tergantung di Dapur

Peristiwa memilukan itu terjadi sekitar pukul 17.30 WIB. Saat kejadian, korban tengah seorang diri di rumah. Sang kakak sedang berada di sebuah rental PlayStation, sementara kedua orang tuanya pergi ke pasar.

Ketika ibunya pulang bersama ayah korban, betapa terkejutnya mereka mendapati putri bungsu yang masih duduk di bangku kelas 7 itu sudah dalam kondisi tergantung di dapur rumah. Jeritan histeris pun pecah, memecah keheningan sore itu.

“Ibunya yang pertama kali melihat. Pas balik dari pasar, dia lihat adik kita sudah dalam posisi tergantung. Langsung panik dan telepon saya,” tutur Neilto Daud Sabati Christian (25), kakak sepupu korban, Selasa (16/9).

Tinggalkan Surat Singkat

Lebih menyayat hati, di dekat jasad korban ditemukan selembar kertas kecil yang diyakini sebagai surat terakhirnya. Dalam tulisan tangan sederhana khas anak seusianya, korban mencurahkan isi hati tentang penderitaan akibat perundungan yang dialami.

“Tulisannya, ‘Mama maafin aku, aku udah gak kuat dibully sama temen-temen di sekolah,’ gitu,” ungkap Daud dengan suara bergetar.

Namun, pihak keluarga hingga kini belum mengetahui secara pasti bentuk bullying yang dialami korban. Apakah berupa kekerasan fisik, ejekan verbal, atau bentuk lain dari perundungan yang kerap kali dialami anak sekolah.

Duka Keluarga yang Mendalam

Mendengar kabar itu, Daud segera bergegas menuju rumah korban setelah menerima telepon panik dari sang bibi. Ia juga membantu mencari ambulans untuk membawa jenazah. Namun, takdir berkata lain. Nyawa sang gadis kecil tak dapat lagi diselamatkan.

Hari ini, Selasa (16/9), korban dimakamkan di kawasan Cipayung. Prosesi pemakaman berlangsung sederhana, dihadiri keluarga dekat dan para tetangga yang ikut larut dalam duka. “Dikubur oleh saudara-saudara saya di Cipayung,” kata Daud lirih.

Luka yang Tersisa dan Pertanyaan yang Belum Terjawab

Kematian tragis siswi belia ini menyisakan banyak pertanyaan bagi keluarga. Bagaimana bentuk bullying yang dialaminya? Mengapa ia tak pernah bercerita kepada orang tua atau kerabat dekat? Pertanyaan itu kini menggantung, meninggalkan luka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.

Kisah ini menjadi tamparan keras bahwa praktik perundungan di sekolah masih menjadi masalah serius di kalangan remaja. Tekanan mental akibat bullying bisa begitu berat hingga mendorong korban pada jalan buntu yang tragis.

(K)

#BunuhDiri #Bully #Perudungan #Peristiwa