Kepala BGN Bantah Ada 5.000 Titik Dapur MBG Fiktif, Jelaskan Mekanisme Evaluasi
Petugas menyiapkan paket makanan bergizi gratis di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kamalaputi Sumba Timur 2, Kota Waingapu, NTT, Jumat (18/7/2025). ANTARA FOTO
D'On, Jakarta — Polemik program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mencuat setelah Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menyebut adanya 5.000 titik dapur MBG fiktif di berbagai daerah. Pernyataan ini langsung dibantah oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, yang menegaskan bahwa istilah "fiktif" tidak tepat.
Menurut Dadan, 5.000 titik yang dimaksud sama sekali belum menerima anggaran dari BGN karena masih berada dalam tahap pengajuan atau persiapan. “Kategori fiktif itu kalau sudah dinyatakan operasional, anggaran sudah dikirim, tapi tidak ada pelaksanaan MBG. Nah, 5.000 titik yang dimaksud belum sampai ke tahap itu,” tegasnya saat dihubungi, Jumat (19/9/2025).
Tahapan Penetapan Dapur MBG
Dadan menjelaskan, proses penetapan titik dapur MBG tidak bisa instan. Ada beberapa tahapan administratif dan teknis yang harus dilalui mitra penyelenggara, mulai dari:
- Pengajuan titik dapur MBG oleh mitra penyelenggara.
- Persetujuan BGN terhadap usulan tersebut.
- Masa persiapan 30–45 hari untuk pembangunan atau renovasi dapur.
- Pengecekan progres oleh BGN.
Di sinilah, kata Dadan, BGN menemukan sejumlah titik yang tidak menunjukkan aktivitas persiapan sama sekali meski sudah lebih dari 20 hari.
“Karena jumlahnya lumayan banyak, BGN menerapkan kebijakan roll back atau mengembalikan status dari tahap persiapan ke tahap pengajuan. Jadi bukan fiktif, melainkan bagian dari mekanisme evaluasi,” jelasnya.
Apa Itu Roll Back?
Kebijakan roll back diterapkan untuk menjaga akuntabilitas program MBG. Titik dapur yang masuk roll back adalah titik yang sudah dipesan mitra, tetapi tidak menunjukkan perkembangan dalam pembangunan atau persiapan.
- Jika mitra melanjutkan aktivitas persiapan, titik dapur bisa dikembalikan ke tahap persiapan.
- Jika tidak ada progres hingga tenggat waktu berakhir, titik tersebut akan dihapus permanen dari sistem.
“Justru ini bentuk pengawasan internal kami. Kalau ada yang tidak serius, ya dikembalikan lagi supaya kesempatan bisa diberikan kepada mitra lain,” ujar Dadan.
Belum Ada Dana yang Cair
Dadan memastikan, tidak ada satu rupiah pun anggaran negara yang mengalir ke 5.000 titik tersebut. Bahkan, menurutnya, dokumen dasar administratif pun belum selesai, seperti Berita Acara Verifikasi dan Validasi (BA Verval).
“Jangankan anggaran, BA Verval saja belum ada. Untuk bisa sampai pencairan, ada empat tahap yang wajib dilalui: BA Verval, penetapan Kepala SPPG (KaSPPG), pembuatan Virtual Account, dan baru kemudian pengiriman anggaran,” tegasnya.
Data Terkini MBG
Hingga saat ini, BGN mencatat perkembangan status dapur MBG di seluruh Indonesia sebagai berikut:
- 8.436 dapur MBG berstatus operasional dan sudah berjalan.
- 13.467 dapur masih dalam proses verifikasi.
- 8.966 dapur masih berada dalam tahap pengajuan.
Adapun 5.000 titik yang dipersoalkan Nurhadi termasuk ke dalam kategori tahap pengajuan, bukan fiktif.
Transparansi Melalui Desk Pengaduan
Untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas, BGN juga membuka Desk Pengaduan yang bisa diakses oleh mitra maupun masyarakat. Dari sini, laporan mengenai hambatan atau dugaan penyimpangan dapat diterima dan ditindaklanjuti.
“Program ini menyangkut gizi dan masa depan anak bangsa. Jadi setiap tahapan harus jelas dan transparan. Kalau ada masalah di lapangan, bisa segera dilaporkan,” kata Dadan.
Menjawab Kritik DPR
Pernyataan Dadan ini sekaligus menjadi klarifikasi atas tudingan adanya ribuan titik fiktif. Menurutnya, penggunaan istilah “fiktif” justru berpotensi menyesatkan publik.
“Kalau dibilang fiktif, kesannya seperti ada anggaran yang dikorupsi. Padahal faktanya belum ada dana yang keluar sama sekali. Ini murni mekanisme evaluasi internal kami,” tegasnya.
Kisruh soal 5.000 titik dapur MBG menjadi pengingat betapa pentingnya pengawasan dalam program nasional berskala besar. BGN menegaskan, titik tersebut bukan fiktif melainkan masih dalam proses evaluasi karena tidak menunjukkan progres. Dengan sistem roll back dan Desk Pengaduan, BGN berharap program Makan Bergizi Gratis tetap berjalan sesuai harapan: memastikan anak-anak Indonesia mendapat akses gizi layak tanpa celah penyimpangan.
(T)
#MakanBergiziGratis #Nasional