Breaking News

Tragis di Limapuluh Kota: Suami Istri Dianiaya dengan Sangkur oleh Kerabat Sendiri Diduga karena Sengketa Tanah

Korban Penusukan Kakak Ipar (Dok:Ist)

D'On, Limapuluh Kota 
— Suasana tenang di kawasan Simpang Tiga Kenanga, Nagari Sungai Antuan, Kecamatan Mungka, Kabupaten Limapuluh Kota, mendadak berubah mencekam pada Kamis (31/7) sore. Sepasang suami istri menjadi korban dugaan penganiayaan brutal menggunakan senjata tajam oleh seseorang yang ternyata masih memiliki hubungan darah dengan mereka.

Kejadian yang diduga bermula dari konflik keluarga terkait persoalan jual beli tanah ini mengakibatkan dua orang mengalami luka tusuk dan sabetan senjata tajam. Ironisnya, pelaku yang diketahui berinisial JS, adalah kakak kandung dari korban pria, YS, sedangkan istri YS, yang juga turut menjadi korban, berinisial TY.

Kronologi Singkat Insiden Berdarah

Menurut keterangan yang disampaikan oleh Kapolsek Guguk, AKP Doni Pramadona, insiden bermula dari perselisihan yang sudah cukup lama mengendap terkait rencana penjualan sebidang tanah milik keluarga. Persoalan ini memuncak ketika kedua pihak bertemu di lokasi kejadian.

JS, yang tampaknya sudah dikuasai emosi, datang dengan membawa senjata tajam jenis sangkur. Ia kemudian mengejar adik kandungnya, YS, dan langsung melakukan penusukan secara membabi buta. YS yang tidak menduga serangan itu pun roboh bersimbah darah. Melihat suaminya dalam bahaya, TY spontan berusaha melindungi, namun justru terkena sabetan sangkur di bagian tubuhnya.

Warga yang menyaksikan peristiwa itu langsung panik. Beberapa di antaranya mencoba melerai, sementara yang lain segera menghubungi aparat kepolisian dan tenaga medis.

Kondisi Korban dan Penanganan Kasus

Kedua korban dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan. Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi mengenai kondisi terkini dari YS dan TY, namun dipastikan keduanya mengalami luka cukup serius.

Kapolsek Guguk, AKP Doni Pramadona menegaskan bahwa saat ini kasus tersebut sedang dalam penanganan intensif oleh pihak kepolisian. "Kami sudah mengamankan sejumlah barang bukti dan sedang mendalami motif sebenarnya di balik kejadian ini. Dugaan sementara, insiden dipicu oleh ketidaksepakatan dalam rencana jual beli tanah milik keluarga," ujar Doni.

Pihak kepolisian juga telah memintai keterangan dari beberapa saksi yang berada di sekitar lokasi kejadian. Sementara itu, JS selaku terduga pelaku sudah dalam proses pengejaran jika belum menyerahkan diri.

Tragedi Akibat Sengketa Tanah, Cermin Konflik yang Berlarut

Kejadian memilukan ini menambah daftar panjang konflik keluarga akibat persoalan harta warisan, khususnya tanah. Sengketa tanah yang tidak dikelola secara bijaksana kerap berujung pada tragedi, bahkan tak jarang memakan korban jiwa.

Masyarakat diimbau untuk menyelesaikan persoalan seperti ini melalui jalur musyawarah atau hukum, dan tidak membiarkannya menjadi bara dalam sekam. Sebab, satu letupan emosi bisa menghancurkan tali persaudaraan yang telah terjalin sejak kecil.

Warga Trauma, Minta Perlindungan dan Penyuluhan

Peristiwa ini juga meninggalkan trauma bagi warga sekitar yang menyaksikan langsung kejadian berdarah tersebut. Sejumlah warga meminta agar pihak kepolisian meningkatkan patroli dan penyuluhan soal penyelesaian konflik keluarga secara damai.

"Ini bukan pertama kalinya konflik tanah berujung kekerasan di kampung ini. Kami berharap ada pendekatan yang lebih menyeluruh dari pemerintah maupun tokoh adat," ungkap salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

(Mond)

#Kriminal #Penikaman #LimapuluhKota