Penagih Utang PNM Mekar Disiram Air Selokan dan Diancam Pisau, Warga Ketakutan
Ilustrasi Air Selokan
D'On, Tanjungbalai, Sumatera Utara – Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan momen mencekam ketika seorang wanita penagih utang hampir menjadi korban penusukan oleh seorang pria di Kelurahan Pematang Pasir, Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara. Insiden ini diduga terjadi saat proses penagihan cicilan program Permodalan Nasional Madani Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekar) yang menunggak.
Dalam rekaman berdurasi singkat itu, terlihat suasana cekcok antara penagih dan seorang pria yang disebut sebagai nasabah PNM Mekar. Adu mulut yang awalnya hanya diwarnai teriakan, berubah panas ketika penagih disiram dengan air selokan. Tak berhenti sampai di situ, pria tersebut kemudian masuk ke dalam rumah dan keluar sambil membawa sebilah pisau, lalu mengacungkannya ke arah korban. Warga sekitar yang menyaksikan pun panik dan berusaha melerai sebelum peristiwa berdarah benar-benar terjadi.
Kronologi Versi Korban
Korban, seorang perempuan bernama Sahriyani, mengaku peristiwa itu bermula ketika ia datang menagih cicilan kepada seorang nasabah PNM Mekar yang sudah menunggak cukup lama. Menurutnya, sebagai petugas lapangan, dirinya kerap harus menombok uang dari kocek pribadi demi menutup cicilan nasabah yang menunggak.
“Awalnya pelaku itu menunggak pembayaran cicilan Mekar, kami tagih ke sana. Ia tak terima, lalu saya disiram air selokan. Karena emosi, saya memang sempat keluar bahasa kasar,” ungkap Sahriyani saat diwawancarai, Rabu (20/8/2025).
Situasi semakin memburuk setelah itu. Pria tersebut, yang identitasnya belum dipublikasikan polisi, masuk ke dalam rumah lalu kembali dengan membawa sebilah pisau. Dengan nada marah dan ancaman, ia mengacungkan senjata tajam tersebut ke arah Sahriyani.
“Dia sempat mengejar saya dengan pisau. Untung bisa menghindar, dan warga cepat melerai. Tapi saya tetap trauma karena merasa keselamatan saya sudah terancam,” tegasnya.
Rasa Geram dan Trauma
Sahriyani menuturkan, dirinya sangat tidak terima dengan perlakuan kasar itu. Selain merasa dipermalukan di depan warga, ia juga menanggung beban psikologis lantaran pekerjaannya sebagai penagih utang sudah berulang kali menimbulkan risiko.
“Kami ini sering nombokin cicilan nasabah yang menunggak. Kalau tidak, laporan ke kantor bisa macet. Tapi malah dibalas dengan ancaman. Saya tidak bisa diam saja,” tambahnya dengan nada kesal.
Korban mengaku telah resmi melaporkan peristiwa ini ke Polres Tanjungbalai. Ia berharap polisi segera menangkap pelaku karena dinilai sudah sangat meresahkan. Bahkan, menurut pengakuannya, pelaku sempat mengejar dirinya hingga ke rumah.
Respon Warga dan Polisi
Warga sekitar mengaku ikut merasa waswas dengan kejadian ini. Salah seorang saksi mata yang enggan disebutkan namanya menuturkan bahwa pelaku memang dikenal temperamental. “Kalau marah, dia bisa nekat. Makanya waktu bawa pisau, kami langsung turun tangan, takut ada yang jadi korban,” ujarnya.
Polres Tanjungbalai sendiri telah menerima laporan Sahriyani dan kini tengah melakukan penyelidikan. Pihak kepolisian berjanji akan menindak tegas pelaku karena kasus ini bukan hanya soal perselisihan utang, melainkan sudah masuk ke ranah ancaman menggunakan senjata tajam yang berpotensi menimbulkan korban jiwa.
Polemik Penagihan Utang
Kasus ini kembali membuka perdebatan soal metode penagihan utang, khususnya dalam program pemberdayaan ekonomi berbasis kelompok seperti PNM Mekar. Tak sedikit penagih di lapangan yang mengaku sering menghadapi penolakan, caci maki, bahkan ancaman kekerasan dari para nasabah yang gagal membayar cicilan.
Bagi masyarakat kecil, pinjaman mikro ini memang menjadi jalan keluar saat terdesak kebutuhan ekonomi. Namun, ketika pembayaran macet, ketegangan antara penagih dan nasabah sering kali berujung konflik terbuka seperti yang terjadi di Tanjungbalai.
Kasus Sahriyani hanyalah satu dari sekian banyak potret risiko pekerjaan penagih utang di lapangan. Dari sekadar dimaki, disiram air kotor, hingga diancam senjata tajam, keselamatan mereka benar-benar dipertaruhkan. Kini, masyarakat menunggu langkah cepat polisi untuk menangani kasus ini sekaligus memberi pesan tegas bahwa segala bentuk kekerasan apalagi dengan senjata tajam tidak bisa ditolerir.
(B1)
#Viral #PNMMekar #Kriminal