Breaking News

Miris! Guru SD di Labuhanbatu Selatan Diduga Lecehkan 23 Siswi, Dunia Pendidikan Tercoreng

Ilustrasi 

D'On, Labuhanbatu Selatan, Sumut
– Dunia pendidikan kembali diguncang kabar memilukan. Seorang guru di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara, berinisial AS (31), diduga tega melakukan pelecehan seksual terhadap 23 siswi sekolah dasar yang masih belia. Kasus ini mencuat setelah satu per satu korban memberanikan diri menceritakan pengalaman traumatis yang mereka alami selama mengikuti kegiatan belajar.

Kronologi Terbongkarnya Kasus

Aksi bejat ini terungkap setelah seorang siswi menceritakan kepada orang tuanya tentang perlakuan sang guru. Orang tua yang tak terima langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak sekolah dan dilanjutkan ke kepolisian.

Setelah laporan diterima, penyelidikan pun berkembang. Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Labuhanbatu Selatan, Ilham Daulay, mengungkapkan bahwa jumlah korban jauh lebih besar dari yang diduga awalnya.

“Setelah kita melakukan asesmen dan mengumpulkan korban-korban, lebih kurang berjumlah 23 orang. Dan setelah ditanya, seluruh korban mengakui mengalami pelecehan seksual,” ujar Ilham, Minggu (24/8/2025).

Perbuatan diduga berlangsung sejak tahun 2024, terutama saat jam pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK). Diduga, suasana kegiatan olahraga dimanfaatkan pelaku untuk mendekati korban dan melancarkan aksinya.

Luka Mendalam Bagi Korban

Meski masih di tahap dugaan, kesaksian para siswi menggambarkan betapa seriusnya kasus ini. Para korban, yang mayoritas duduk di bangku kelas rendah dan menengah SD, kini mengalami trauma mendalam.

Beberapa orang tua mengaku anak mereka berubah sikap setelah peristiwa itu. Ada yang menjadi pendiam, ada pula yang enggan pergi ke sekolah. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran besar, tidak hanya bagi keluarga korban, tetapi juga masyarakat luas yang menuntut dunia pendidikan menjadi tempat aman bagi anak-anak.

Kecaman dan Tuntutan Keadilan

KPAD Labuhanbatu Selatan menegaskan sikap tegasnya.

“Kami mengutuk keras perbuatan ini dan meminta Polres Labuhanbatu Selatan segera memproses perkara ini. Jangan sampai kasus ini berlarut-larut, karena menyangkut masa depan puluhan anak,” kata Ilham.

Para orang tua korban juga bersuara lantang, menuntut agar AS segera ditangkap dan diberikan hukuman seberat-beratnya. Mereka menegaskan, keadilan harus ditegakkan bukan hanya demi anak-anak mereka, tetapi juga demi menjaga kehormatan dunia pendidikan.

Dunia Pendidikan Kembali Tercoreng

Kasus ini menambah daftar panjang tindak pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan sekolah. Ironisnya, pelaku justru sosok yang seharusnya menjadi teladan bagi anak-anak. Guru yang semestinya mendidik dan melindungi, malah tega merenggut rasa aman para murid.

Kasus seperti ini juga menjadi alarm keras bagi pemerintah daerah, pihak sekolah, dan seluruh pemangku kepentingan pendidikan untuk memperketat pengawasan serta membuka ruang pelaporan yang ramah anak. Banyak kasus pelecehan seksual tidak terungkap karena korban takut atau merasa tidak akan dipercaya.

Proses Hukum Ditunggu Publik

Saat ini, laporan resmi sudah diterima pihak kepolisian. Publik menunggu langkah tegas Polres Labuhanbatu Selatan dalam menangani kasus ini. Desakan agar pelaku segera ditangkap kian menguat, mengingat jumlah korban yang begitu banyak.

Masyarakat berharap tidak ada lagi toleransi terhadap pelaku kejahatan seksual di dunia pendidikan. Apalagi korbannya adalah anak-anak sekolah dasar yang masih polos dan rentan.

Kasus ini menjadi tamparan keras bagi semua pihak: sekolah, orang tua, dan pemerintah. Jika dunia pendidikan yang seharusnya menjadi ruang aman bagi anak-anak justru berubah menjadi ladang predator, maka siapa lagi yang bisa mereka percaya?

(Mond)

#PelecehanSeksual #Pendidikan #OknumGuruLecehkanSiswi