KM Osela Tenggelam di Laut Belitung: 1 ABK Selamat, 8 Lainnya Masih Hilang

KM Osela tenggelam di Karang Mardalena, Belitung. Satu ABK selamat, delapan lainnya hilang dan masih dalam pencarian tim SAR gabungan.
D'On, Belitung — Perairan utara Pulau Gelasa, Bangka Belitung, kembali berduka. Sebuah kapal nelayan bernama KM Osela dilaporkan tenggelam di sekitar Karang Mardalena setelah dihantam gelombang tinggi pada Jumat dini hari (15/8/2025). Dari sembilan awak kapal (ABK) yang berada di atas kapal, hanya satu orang yang berhasil ditemukan selamat, sementara delapan lainnya masih dalam pencarian.
Kronologi Kapal Tenggelam
KM Osela berangkat dari Pelabuhan Perikanan Tanjung Pandan, Belitung, pada Kamis (14/8/2025) sore. Kapal kayu tersebut membawa sembilan ABK dengan tujuan mencari ikan di sekitar perairan Karang Mardalena, sebuah wilayah laut yang dikenal kaya hasil laut namun juga rawan karena arus deras dan karangnya yang tajam.
Namun, pada Jumat dini hari sekitar pukul 04.00 WIB, kapal mendadak dihantam cuaca buruk. Gelombang tinggi dan angin kencang memukul badan kapal hingga pecah. Dalam hitungan menit, KM Osela pun karam ke dasar laut.
Kepala Subseksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Pangkalpinang, Danu Wahyudi, membenarkan insiden ini.
“Korban selamat berinisial HA ditemukan oleh nelayan setempat dalam kondisi terapung, berpegangan pada gabus, dan tersangkut di bagan. Saat ini sudah dievakuasi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan,” ujar Danu, Senin (18/8/2025).
Perjuangan Satu ABK Bertahan Hidup
Korban selamat, HA, menjadi saksi hidup dari tragedi laut tersebut. Ia mengaku sempat berjuang melawan ganasnya gelombang seorang diri selama berjam-jam. Dengan kondisi lemah, ia hanya bisa bertahan menggunakan gabus pelampung yang ada di kapal sebelum akhirnya ditemukan oleh nelayan setempat.
Meski nyawanya selamat, HA masih syok berat dan terus memikirkan nasib rekan-rekannya yang hingga kini belum ditemukan.
Operasi Pencarian Masif
Sejak laporan diterima, tim SAR gabungan dikerahkan untuk melakukan pencarian. Operasi ini melibatkan:
- KN SAR Karna 246 sebagai kapal utama,
- beberapa rubber boat untuk menyisir area sempit,
- serta helikopter BO 105/P-1102 milik Polda Bangka Belitung untuk pemantauan dari udara.
Pencarian dilakukan dengan metode visual di permukaan laut untuk menemukan tanda-tanda keberadaan para ABK. Area pencarian pun sangat luas, yakni mencapai 418 mil laut persegi, mengingat arus laut yang kuat dapat menyeret korban ke berbagai arah.
“Tantangan terbesar kami adalah cuaca yang tidak menentu dan ombak tinggi. Namun, tim tidak akan berhenti sebelum delapan ABK lainnya ditemukan,” jelas Danu.
Laut Belitung dan Ancaman Cuaca Buruk
Perairan di sekitar Pulau Gelasa dikenal berbahaya, terutama pada musim angin timur seperti saat ini. BMKG sebelumnya telah mengingatkan potensi gelombang tinggi di wilayah perairan Bangka Belitung, yang bisa mencapai 2,5 hingga 4 meter. Situasi ini kerap menjadi ancaman serius bagi kapal-kapal nelayan tradisional berukuran kecil hingga menengah.
Sejumlah kecelakaan serupa pernah terjadi di kawasan ini. Laut Belitung yang kaya ikan memang menjadi primadona bagi nelayan, namun sekaligus menjadi medan penuh risiko ketika alam sedang murka.
Doa dan Harapan dari Keluarga
Di darat, keluarga para ABK yang hilang hanya bisa menunggu dengan penuh harap. Setiap kabar dari tim SAR menjadi penentu antara rasa lega atau semakin cemas. Beberapa keluarga bahkan sudah berkumpul di Tanjung Pandan untuk mencari informasi terbaru tentang perkembangan pencarian.
“Kami hanya bisa berdoa agar suami dan teman-temannya segera ditemukan, apapun kondisinya,” ucap salah satu istri ABK yang hilang dengan mata berkaca-kaca.
Tragedi tenggelamnya KM Osela menambah panjang daftar kecelakaan laut yang menimpa nelayan di Belitung. Hingga kini, tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian tanpa kenal lelah. Harapan masih terbuka, meski waktu berjalan semakin menekan.
Satu nyawa selamat menjadi secercah cahaya, namun delapan awak kapal lainnya masih menunggu kepastian. Laut yang memberi rezeki, kini kembali menuntut korban.
(B1)
#Peristiwa #KapalTenggelam