Dua Warga Diserang OTK di Yahukimo, Satu Tewas Mengenaskan, Satu Kritis
Keluarga korban pembunuhan di Dekai saat menunggu jasad korban pembunuhan di RSUD Dekai, Rabu (6/8/2025). Foto: ANTARA/HO-Satgas Damai Cartenz.
D'On, Papua Pegunungan — Dua hari berturut-turut wilayah Dekai, Kabupaten Yahukimo, diguncang aksi kekerasan brutal oleh orang tak dikenal (OTK). Dua warga sipil menjadi korban: satu di antaranya tewas mengenaskan, sementara satu lainnya kini terbaring kritis di rumah sakit. Aksi ini memicu kecemasan mendalam di tengah warga, yang kini hidup dalam bayang-bayang teror di tanah kelahirannya sendiri.
Serangan Pertama: Terluka Parah di Tengah Keramaian Pasar
Insiden berdarah pertama terjadi pada Selasa, 5 Agustus 2025, di kawasan Kompleks Pasar Baru, Dekai sebuah area yang biasanya ramai dengan aktivitas perdagangan dan lalu-lalang warga. Korban berinisial L, yang dikenal masyarakat dengan nama Lea, secara tiba-tiba diserang oleh pelaku bersenjata tajam.
Tidak ada yang menyangka hari itu akan berubah menjadi mimpi buruk. Lea, yang saat itu tengah beraktivitas seperti biasa, mendadak menjadi sasaran pembacokan. Ia mengalami luka serius akibat sabetan benda tajam. Warga yang berada di sekitar lokasi sempat panik, sebelum akhirnya korban berhasil dilarikan ke RSUD Dekai untuk mendapatkan penanganan medis darurat.
Serangan Kedua Lebih Brutal: Buruh Tewas dengan Luka Mengerikan
Kengerian belum berhenti. Rabu pagi, 6 Agustus 2025, hanya berselang sehari, serangan kedua terjadi di lokasi berbeda namun masih di Distrik Dekai tepatnya di area Kali Merah, lokasi yang dikenal sebagai tempat bekerja para buruh dan pekerja kasar.
Korban kedua, Yohanes Entamoi, seorang buruh berusia 39 tahun, ditemukan tak bernyawa dengan luka mengerikan. Tubuhnya dipenuhi luka sabetan senjata tajam. Lehernya nyaris putus, wajahnya penuh sayatan, lengan kanannya sobek, dan jari telunjuk kirinya koyak parah.
“Korban mengalami luka fatal di beberapa bagian tubuh. Dari kondisi TKP dan hasil identifikasi awal, kekerasan ini dilakukan secara brutal dan terencana,” ujar Brigjen Pol Faizal Rahmadani, Kaops Satgas Damai Cartenz, dalam keterangan tertulis yang dikutip dari Antara, Kamis (7/8).
Polisi Temukan Barang Bukti, Pelaku Masih Buron
Tim Satgas Damai Cartenz bersama Polres Yahukimo bergerak cepat menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP). Sejumlah barang bukti berhasil diamankan, di antaranya pakaian korban, kacamata, topi, masker, dan ikat pinggang yang diyakini milik korban maupun pelaku.
Meski begitu, hingga kini identitas dan motif pelaku belum terungkap, memunculkan beragam spekulasi di masyarakat. Apakah ini murni kriminalitas? Atau bagian dari teror yang lebih besar di Papua Pegunungan?
“Kami pastikan kasus ini akan diusut tuntas. Tim sedang bekerja intensif di lapangan. Target utama kami adalah mengidentifikasi dan menangkap pelaku untuk diproses hukum,” tegas Faizal.
Masyarakat Cemas, Situasi di Yahukimo Memanas
Rentetan kekerasan ini membuat suasana di Kabupaten Yahukimo, khususnya Distrik Dekai, tegang dan penuh kecemasan. Aktivitas warga dilaporkan menurun drastis sejak dua hari terakhir. Banyak warga yang memilih tidak keluar rumah, takut menjadi korban berikutnya.
Sejumlah tokoh masyarakat dan pemuka adat mendesak aparat keamanan untuk meningkatkan patroli dan pengamanan, serta memberikan jaminan keselamatan bagi warga sipil.
Papua yang Terluka, Damai yang Belum Pulih
Kekerasan demi kekerasan yang menimpa warga sipil di Papua Pegunungan menegaskan bahwa kedamaian di tanah Papua masih rapuh. Warga yang hanya ingin hidup tenang, bekerja, dan membesarkan keluarga kini harus hidup dalam ketakutan.
Apakah aparat mampu menuntaskan kasus ini dan mengembalikan rasa aman masyarakat? Ataukah ini hanya akan menjadi satu dari sekian banyak kasus kekerasan di Papua yang tak pernah terjawab tuntas?
Satu hal yang pasti: Papua sedang menangis.
(Mond)
#Penembakan #Peristiwa #Papua