Anak Suka Minum Air Es, Berbahaya atau Aman? Ini Penjelasan Dokter
Ilustrasi anak minum es batu. Foto: Shutter Stock
Dirgantaraonline - Minuman dingin dengan tambahan es batu memang sulit ditolak. Rasa segarnya bisa langsung mengusir dahaga, apalagi di tengah cuaca panas. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun kerap menyukai sensasi segar dari minuman ber-es. Namun, hal ini sering menimbulkan kekhawatiran orang tua. Banyak yang percaya bahwa terlalu sering minum es dapat menyebabkan anak mudah terserang batuk atau pilek.
Lantas, sebenarnya berbahaya atau justru aman jika anak gemar minum air es?
Es Bukan Penyebab Batuk dan Pilek
Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Aisya Fikritama, Sp.A, kebiasaan anak minum air es sebenarnya bukan masalah besar jika dilakukan dengan cara yang benar. Ia menegaskan, anggapan bahwa es adalah penyebab utama batuk dan pilek hanyalah mitos yang sudah lama beredar di masyarakat.
“Batuk pilek pada anak umumnya disebabkan oleh infeksi virus, bukan karena minum es. Jadi yang perlu diperhatikan bukan dinginnya air, melainkan kebersihan es itu sendiri,” jelas dr. Aisya kepada kumparanMOM, Minggu (24/8).
Dengan kata lain, yang membuat es berisiko bukanlah suhunya, melainkan kualitas air yang digunakan serta cara penyimpanannya.
Bahaya Es Batu yang Tidak Higienis
Es batu yang dijual di pasaran, terutama dari pedagang kaki lima atau warung pinggir jalan, sering kali dibuat dari air mentah, bukan air matang. Lebih parah lagi, proses penyimpanannya kerap tidak higienis. Hal ini membuat es rentan terkontaminasi bakteri, parasit, atau kuman penyebab penyakit.
Jika anak mengonsumsi es yang tidak bersih, dampaknya bisa cukup serius, seperti:
- Sakit perut dan mual
- Diare berkepanjangan
- Infeksi saluran pencernaan
Kondisi ini tentu bisa mengganggu tumbuh kembang anak, bahkan berisiko menyebabkan dehidrasi jika diare berlangsung lama.
“Risiko jauh lebih besar kalau esnya berasal dari air mentah, disimpan seadanya, atau dijual di pinggir jalan penuh polusi,” tambah dr. Aisya.
Tips Aman Memberikan Es pada Anak
Alih-alih melarang anak sepenuhnya, orang tua bisa menyiasati dengan cara lebih aman. Dr. Aisya menyarankan agar es batu dibuat sendiri di rumah menggunakan air matang yang sudah direbus atau air galon yang jelas kualitasnya. Dengan begitu, kebersihan es bisa lebih terjamin.
Selain itu, orang tua juga perlu memperhatikan jenis minuman yang dicampurkan dengan es. Bahaya bukan hanya datang dari es kotor, melainkan juga dari minuman manis yang sering dikonsumsi anak.
“Anak boleh saja minum es, tapi sebaiknya jangan terus-menerus minum sirup berwarna atau minuman tinggi gula. Itu yang lebih berbahaya karena bisa memicu gigi berlubang, obesitas, bahkan membuat anak malas makan karena sudah kenyang oleh cairan manis,” tegasnya.
Kapan Anak Sebaiknya Diberi Es?
Es bukanlah musuh bagi anak, selama:
- Anak dalam kondisi sehat – tidak sedang flu, radang tenggorokan, atau masalah pencernaan.
- Usia anak sudah cukup – biasanya setelah di atas 2 tahun, di mana sistem pencernaannya lebih matang.
- Es yang diberikan bersih dan higienis – sebaiknya buatan rumah dari air matang.
- Tidak dikombinasikan dengan minuman tinggi gula – misalnya teh manis, sirup, atau minuman kemasan.
Jika syarat tersebut dipenuhi, memberi anak minuman segar dengan es sesekali justru bisa bermanfaat, terutama setelah mereka beraktivitas di luar rumah atau bermain di bawah terik matahari.
Kekhawatiran orang tua terhadap es batu sebenarnya bisa dipahami. Namun, berdasarkan penjelasan medis, es bukan penyebab langsung anak batuk atau pilek. Kualitas air dan higienitas penyimpananlah yang harus jadi perhatian utama.
Maka, alih-alih melarang secara total, orang tua sebaiknya lebih bijak: buatlah es sendiri di rumah, hindari minuman manis berlebihan, dan pastikan anak tetap mendapat asupan makanan bergizi seimbang. Dengan begitu, anak bisa tetap menikmati segarnya minum es tanpa harus mengorbankan kesehatannya.
(***)
#Parenting #Gayahidup #Lifestyle