Breaking News

Wakili Walikota Padang Kadinsos Buka Pesantren Lansia Tazkiyah di UPT Asrama Haji Padang: Pemerintah Dukung Lansia Tetap Aktif dan Bermartabat

Mewakili Walikota Padang, Kadinsos Heriza Syafani Buka Pesantren Lansia (Dok: Ist)

D'On, Padang —
Dalam semangat kepedulian terhadap kelompok lanjut usia, Pemerintah Kota Padang kembali menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal ini terlihat dari dukungan penuh terhadap pelaksanaan kegiatan Pesantren Lansia Tazkiyah, yang digelar di UPT Asrama Haji Embarkasi Padang, mulai 23 hingga 26 Juli 2025.

Kegiatan pesantren yang khusus diperuntukkan bagi para lansia ini diikuti oleh 28 orang peserta dan diinisiasi oleh Yayasan Majelis Tazkiyah, sebuah lembaga yang selama ini aktif menggerakkan program keagamaan dan sosial di Kota Padang.

Dalam acara pembukaan yang berlangsung pada Rabu (23/7/2025), Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Heriza Syafani, hadir mewakili Wali Kota Padang, Fadly Amran. Dalam sambutannya, Heriza menyampaikan permohonan maaf dari Wali Kota yang berhalangan hadir secara langsung. Meski begitu, Heriza menegaskan bahwa Wali Kota Padang sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan ini.

“Pak Wali sangat berterima kasih kepada panitia dari Yayasan Majelis Tazkiyah atas inisiatif luar biasa ini. Memberikan ruang bagi para lansia untuk tetap aktif, belajar, dan mendekatkan diri kepada Tuhan adalah bentuk perhatian yang patut kita apresiasi bersama,” ungkap Heriza.

Pesantren Lansia: Sentuhan Spiritual untuk Usia Senja

Pesantren Lansia Tazkiyah bukan sekadar tempat belajar agama. Lebih dari itu, kegiatan ini dirancang sebagai wahana pembinaan spiritual dan sosial yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan jiwa para lansia. Di masa senja mereka, para peserta diberikan materi keagamaan, kajian tafsir, zikir bersama, muhasabah diri, serta kegiatan sosial yang mempererat hubungan antar sesama.

Menurut Heriza, pendekatan spiritual ini menjadi penting untuk membangun mental yang sehat dan jiwa yang bahagia, terutama dalam mengisi masa tua yang sering kali diwarnai dengan keterbatasan fisik dan sosial.

“Pasal 34 UUD 1945 sudah dengan tegas menyebut bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Lansia masuk dalam kategori Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), dan karenanya menjadi tanggung jawab kita bersama,” ujar Heriza.

Ia juga menyampaikan bahwa Dinas Sosial Kota Padang setiap tahunnya menyalurkan bantuan permakanan untuk 110 orang lansia, serta memberikan bantuan modal usaha kepada lansia yang memiliki potensi usaha kecil.

“Kami tidak hanya ingin lansia menjadi objek bantuan, tapi juga subjek yang bisa tetap produktif dan berdaya. Pesantren ini menjadi bagian dari penguatan itu,” imbuhnya.

Dukungan Terhadap Program “Warga Emas” Kota Padang

Program Pesantren Lansia ini juga sejalan dengan program unggulan (Progul) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang yang dikenal dengan nama “Warga Emas”, sebuah inisiatif untuk memastikan bahwa para lansia tidak hanya dihormati, tetapi juga diberikan ruang untuk tetap aktif berkontribusi dalam masyarakat.

“Melalui kegiatan seperti ini, kita ingin membangun budaya yang memuliakan lansia, bukan hanya melalui bantuan, tapi juga melalui pembinaan dan pemberdayaan,” jelas Heriza.

Yayasan Majelis Tazkiyah: Wadah Spiritualitas dan Kepedulian Sosial

Sementara itu, Muhammad Adha Jamil, Ketua Yayasan Majelis Tazkiyah, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas dukungan penuh dari Pemko Padang.

“Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Wali Kota yang melalui Dinas Sosial telah memberikan dukungan terhadap pelaksanaan kegiatan ini. Kami berharap, pesantren lansia ini bisa menjadi agenda tahunan dan diperluas jangkauannya ke lebih banyak lansia di kota ini,” ujar Adha Jamil.

Ia menambahkan bahwa Yayasan Majelis Tazkiyah selama ini memang berkomitmen untuk menjadi ruang spiritual yang terbuka bagi semua kalangan, termasuk lansia yang kerap kali merasa terpinggirkan.

Lansia Adalah Titik Terhormat dalam Siklus Kehidupan

Kegiatan Pesantren Lansia Tazkiyah menjadi simbol bahwa masa tua bukanlah akhir dari pengabdian, melainkan puncak dari perjalanan spiritual dan sosial. Di tengah geliat kota yang terus berkembang, perhatian terhadap para lansia menjadi wujud nyata bahwa pembangunan bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga soal hati, kepedulian, dan keberlanjutan nilai kemanusiaan.

Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, harapannya kegiatan serupa dapat terus digalakkan, hingga tidak ada satu pun lansia yang merasa sendiri, terabaikan, atau tidak dihargai.

“Menjadi tua adalah takdir, tetapi menjadi bermartabat di masa tua adalah hak setiap manusia.”

(Mond)

#DinasSosialPadang #Padang