Breaking News

Rania, Bocah 6 Tahun Korban Penculikan, Ditemukan Tewas di Kebun Karet

Ilustrasi Penculik Bocah (Dok: Net)

D'On, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan
— Suasana duka dan ketakutan menyelimuti Desa Menang Raya, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten OKI, setelah seorang bocah perempuan berusia 6 tahun bernama Rania ditemukan tewas mengenaskan di sebuah kebun karet, Sabtu malam, 26 Juli 2025. Rania sebelumnya dilaporkan diculik oleh dua pria tak dikenal pada siang hari yang sama, tak lama setelah ia pulang dari sekolah.

Peristiwa memilukan ini menambah daftar panjang kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di wilayah pedesaan, yang sering kali luput dari perhatian publik dan aparat.

Diculik Saat Bermain di Halaman Masjid

Menurut kesaksian Kepala Desa Menang Raya, Rian, insiden penculikan terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu, Rania tengah bermain di halaman Masjid Babul Khoir bersama dua temannya setelah pulang sekolah. Masjid yang biasanya menjadi tempat aman dan damai bagi anak-anak, berubah menjadi saksi bisu tragedi kelam.

"Pukul 11 siang, datanglah dua pria tak dikenal. Kedua teman Rania langsung lari ketakutan, tapi Rania tertinggal. Mungkin dia bingung atau terlalu takut untuk bergerak," ujar Kades Rian dengan nada suara berat.

Kedua teman Rania yang lolos dari peristiwa nahas tersebut segera melaporkan kejadian itu kepada orang tua Rania. Panik dan histeris, keluarga langsung mencari bantuan warga dan pihak kepolisian setempat.

Pencarian Besar-besaran Dilakukan

Kapolsek Pedamaran, Iptu M. Indra Gunawan, membenarkan laporan penculikan dan segera memerintahkan jajarannya untuk melakukan pencarian besar-besaran di area sekitar.

"Begitu laporan diterima, kami langsung bergerak. Semua anggota diterjunkan ke lokasi. Fokus utama kami adalah menemukan korban secepat mungkin dalam kondisi selamat," kata Indra saat ditemui Sabtu sore.

Namun harapan itu sirna beberapa jam kemudian.

Ditemukan Tak Bernyawa di Kebun Karet

Sekitar pukul 22.30 WIB, pencarian menemui ujung tragis. Rania ditemukan sudah tidak bernyawa di sebuah kebun karet milik warga desa, tidak jauh dari lokasi penculikan.

Petugas yang berada di tempat kejadian menyebutkan bahwa jenazah korban ditemukan dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, meski belum ada keterangan resmi mengenai tanda-tanda kekerasan atau penyebab pasti kematian. Polisi segera mengevakuasi jenazah ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang untuk dilakukan autopsi.

"Kami masih menunggu hasil visum dan autopsi. Yang jelas ini adalah tindak kejahatan serius terhadap anak," tegas Kapolsek.

Warga Gempar dan Tak Percaya

Kabar kematian Rania menyebar cepat di desa. Tangis pilu menyelimuti rumah duka yang dipadati warga sejak malam. Banyak warga yang mengaku tidak percaya bahwa kejadian seperti ini bisa menimpa desa mereka yang selama ini dikenal aman.

"Kami tidak pernah menyangka. Desa kami tenang selama ini. Tapi sekarang kami takut, apalagi kami punya anak kecil juga," ucap Lina, seorang ibu rumah tangga yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian.

Desakan untuk Polisi Bertindak Tegas

Peristiwa ini memicu kemarahan dan kegelisahan warga. Banyak yang mendesak kepolisian agar segera mengungkap dan menangkap pelaku keji tersebut. Mereka khawatir pelaku masih berkeliaran dan bisa mengancam anak-anak lainnya.

"Jangan sampai kasus ini hilang begitu saja. Kami ingin pelakunya dihukum seberat-beratnya!" tegas salah satu tokoh masyarakat.

Investigasi Masih Berlangsung

Hingga berita ini ditulis, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan intensif. Beberapa saksi telah dimintai keterangan, termasuk dua teman Rania yang menyaksikan langsung saat-saat terakhir sebelum korban dibawa kabur. CCTV dari sekitar masjid dan jalan utama desa juga tengah dianalisis.

Pesan untuk Semua Orang Tua

Tragedi Rania adalah pengingat keras bagi semua orang tua, komunitas, dan pihak berwenang bahwa kejahatan bisa terjadi kapan saja, di mana saja bahkan di tempat yang paling tak terduga seperti halaman masjid di desa kecil.

Rania, bocah lugu berusia 6 tahun, tidak pernah menyangka bahwa hari biasa sepulang sekolah menjadi akhir hidupnya. Dan kini, seluruh desa berkabung.

(K)

#Penculikan #Kriminal