Pemko Padang Kucurkan Dana Rp1,5 Miliar untuk RT/RW dan Tokoh Lini Terdepan: Menguatkan Akar Pelayanan Publik
Camat Lubuk Begalung Nofriandi Amir
D'On, Padang — Pemerintah Kota Padang kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat fondasi pelayanan publik hingga ke tingkat paling dasar. Melalui penyaluran dana operasional bagi RT dan RW se-Kecamatan Lubuk Begalung, Selasa (8/7/2025), Pemko menegaskan bahwa pembangunan tidak hanya bertumpu pada infrastruktur besar, melainkan juga pada keberlanjutan kerja sosial dari para tokoh di akar rumput.
Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, secara langsung menyerahkan dana operasional senilai total Rp1.589.580.000. Dana ini tidak hanya diperuntukkan bagi RT dan RW, tetapi juga bagi para guru TPQ/TQA, guru MDTA/MDTW, imam masjid, kader Posyandu, dan kader PAUD mereka yang selama ini menjadi motor penggerak sosial dan keagamaan di tengah masyarakat.
Rincian Dana yang Disalurkan:
- Dana operasional RT/RW: Rp835.380.000
- Guru TPQ/TQA: Rp396.450.000
- Guru MDTA/MDTW: Rp185.250.000
- Imam masjid: Rp27.400.000
- Kader Posyandu: Rp139.800.000
- Kader PAUD: Rp8.700.000
Wakil Wali Kota Maigus Nasir menegaskan bahwa dukungan terhadap RT dan RW bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk keberpihakan nyata terhadap mereka yang menjalankan fungsi vital pemerintahan di lingkungan masing-masing.
"RT dan RW adalah ujung tombak pemerintahan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Tanpa mereka, berbagai program pemerintah tidak akan tersampaikan dengan efektif. Maka sudah selayaknya kita menguatkan posisi dan peran mereka, bukan hanya dengan kata-kata, tapi dengan dukungan konkret," ujar Maigus dalam sambutannya.
Penyaluran dana ini tidak hanya berfungsi sebagai insentif, namun juga sebagai bentuk investasi sosial, mengingat RT dan RW memiliki peran ganda: sebagai penghubung antarwarga dan sebagai perpanjangan tangan kebijakan pemerintah di lapangan.
Andi Amir: “Ini Bukan Sekadar Dana, Ini Bentuk Pengakuan”
Camat Lubuk Begalung, Nofriandi Amir, yang akrab disapa Andi Amir, turut mendampingi penyaluran bantuan tersebut. Dalam keterangannya, ia menyampaikan bahwa arahan Wali Kota Padang sangat jelas: semua program harus menyentuh langsung kebutuhan masyarakat dengan melibatkan RT dan RW sebagai mitra utama dalam pelaksanaan.
“RT dan RW bukanlah pelengkap. Mereka adalah penggerak sosial. Mereka mendengar, menyerap, dan menyalurkan aspirasi warga setiap hari. Maka ketika pemerintah memberikan dana operasional, ini bukan sekadar tunjangan—ini adalah bentuk pengakuan negara terhadap kerja nyata mereka,” tutur Andi Amir dengan nada tegas.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa penguatan kapasitas RT/RW adalah kunci ketahanan sosial di tingkat mikro. Terlebih dalam konteks Padang yang terus berkembang, tantangan-tantangan sosial di permukiman membutuhkan respons cepat dan terkoordinasi.
“Kalau kita ingin masyarakat merasa hadirnya negara, maka negara harus ada di tempat mereka tinggal. Dan negara itu, dalam wujud paling nyatanya, ya RT dan RW itu sendiri,” ujar Andi Amir.
Menggerakkan Sosial dari Bawah
Penyaluran dana ini menjadi bagian dari visi besar Pemerintah Kota Padang untuk menata ulang hubungan antara birokrasi dan masyarakat. Bukan lagi hubungan satu arah dari atas ke bawah, melainkan hubungan kolaboratif yang menghargai peran semua pihak, terutama mereka yang bekerja di balik layar—menyentuh kehidupan warga secara langsung tanpa banyak sorotan.
Langkah ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Sebab selama ini, peran RT/RW, guru keagamaan, dan kader sosial sering kali luput dari perhatian meski kontribusi mereka sangat vital. Dengan adanya alokasi dana operasional ini, diharapkan mereka bisa bekerja dengan lebih optimal dan bermartabat.
Penyaluran ini juga menjadi bukti bahwa kebijakan yang berpihak pada masyarakat tidak harus selalu megah cukup dengan keberanian untuk melihat dan mengangkat peran mereka yang kerap terabaikan.
(Mond)
#DanaOperasionalRTRW #KecamatanLubukBegalung #Padang