Operasi SAR KMP Tunu Pratama Jaya Resmi Ditutup: Harapan Masih Menggantung, Belasan Korban Belum Ditemukan
Operasi pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali resmi dihentikan pada Senin (21/7/2025).
D'On, Banyuwangi — Setelah lebih dari dua minggu upaya pencarian intensif di perairan Selat Bali, operasi SAR atas insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya resmi dihentikan, Senin (21/7) sore. Meski 49 korban telah ditemukan 30 selamat dan 19 meninggal dunia belasan lainnya masih belum diketahui nasibnya, menyisakan luka mendalam dan tanya yang belum terjawab bagi keluarga korban.
Penutupan operasi ini ditandai secara simbolis melalui penandatanganan berita acara di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, disaksikan oleh berbagai unsur yang terlibat dalam operasi penyelamatan, termasuk Basarnas, TNI-AL, Polairud, dan relawan.
Dalam konferensi virtual, Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, yang bertindak sebagai SAR Mission Coordinator (SMC), menyatakan bahwa hingga hari ke-20 pencarian, tidak ada tanda-tanda keberadaan korban baru yang ditemukan.
“Sesuai ketentuan dalam pelaksanaan operasi SAR, dan setelah melalui evaluasi komprehensif, maka kami resmi menutup operasi SAR KMP Tunu Pratama Jaya,” ujar Nanang.
49 Korban Ditemukan, 4 Masih Belum Teridentifikasi
Dari total korban yang telah ditemukan, sebanyak 19 dinyatakan meninggal dunia, dan tragisnya, empat di antaranya belum berhasil diidentifikasi hingga hari terakhir operasi. Sementara itu, 30 orang berhasil selamat, beberapa di antaranya mengalami trauma berat dan masih menjalani pemulihan fisik serta psikologis.
Operasi SAR ini awalnya dijadwalkan berlangsung selama 13 hari sejak dimulai pada Rabu (2/7), namun karena pertimbangan kondisi di lapangan dan dorongan keluarga korban, pencarian diperpanjang tiga kali hingga Senin (14/7). Setelah itu, operasi dilanjutkan oleh kekuatan kewilayahan selama satu pekan tambahan, dari 15 hingga 21 Juli.
Meskipun medan pencarian diwarnai gelombang tinggi, cuaca yang berubah-ubah, serta luasnya area pencarian di perairan Selat Bali, tim SAR terus bekerja siang dan malam, menyisir permukaan laut, menyelam ke bangkai kapal, hingga menggunakan drone dan sonar bawah air.
Di Balik Angka, Ada Kesedihan yang Tak Terucapkan
Bagi keluarga korban yang masih hilang, penutupan operasi ini menjadi kenyataan pahit yang sulit diterima. Di halaman pelabuhan, beberapa kerabat tampak menangis ketika pengumuman disampaikan. Seorang ibu yang anaknya belum ditemukan terduduk lemas, menggenggam foto anaknya sambil memandangi laut yang tenang namun menyimpan misteri.
“Kami bukan minta yang aneh-aneh, hanya ingin kepastian… apakah dia masih hidup, atau kalaupun sudah tiada, di mana jasadnya,” ujar seorang keluarga korban dengan suara parau.
Nanang Sigit sendiri menegaskan bahwa penghentian ini bukan akhir dari segalanya. Jika di kemudian hari ditemukan tanda-tanda baru atau laporan penemuan jenazah, operasi SAR bisa saja diaktifkan kembali dengan pertimbangan situasional.
“Ini bukan penutupan akses bagi keluarga korban. Jalur informasi tetap kami buka. Jika ada perkembangan penting, kami siap bertindak,” jelasnya.
Data Manifest Jadi Sorotan, Dugaan Ada Korban di Luar Daftar
Salah satu tantangan utama dalam operasi ini adalah validitas data penumpang. Didit Arie Ristandy, Kasi Operasi dan Siaga Basarnas Surabaya yang memimpin langsung penutupan operasi di lapangan, menyampaikan bahwa hingga kini, jumlah resmi penumpang dan kru masih ditetapkan sebanyak 65 orang sesuai data manifest.
Namun demikian, dugaan adanya korban di luar manifest masih menggantung. Didit menyebutkan bahwa pihaknya masih menunggu konfirmasi resmi dari perusahaan operator kapal.
“Kalau memang ada laporan valid dari perusahaan terkait penumpang non-manifest, maka tentu akan kami verifikasi dan tindak lanjuti. Tapi sampai sore ini belum ada data resmi tambahan,” jelasnya.
Seluruh Potensi SAR Ditarik, Tapi Tugas Belum Selesai
Dengan berakhirnya operasi, seluruh personel dan peralatan SAR yang dikerahkan dari berbagai daerah akan dikembalikan ke satuan masing-masing. Selama operasi berlangsung, puluhan personel SAR, TNI, Polri, hingga relawan independen terlibat langsung dalam pencarian, menyisir laut hingga radius puluhan mil dari lokasi tenggelamnya kapal.
Meski operasi telah berakhir, Basarnas tetap membuka layanan komunikasi dan aduan dari keluarga. Pihaknya juga menyatakan akan terus memantau situasi, termasuk laporan dari nelayan atau masyarakat jika menemukan tanda-tanda yang mengarah pada korban yang masih hilang.
Penutup: Luka yang Belum Sembuh
KMP Tunu Pratama Jaya bukan sekadar kapal yang tenggelam ia adalah saksi dari luka kolektif yang dirasakan banyak keluarga, dan simbol dari tragedi yang masih menyisakan tanya. Bagi mereka yang kehilangan, harapan tak sepenuhnya padam, meski pencarian telah dihentikan.
Penutupan operasi SAR memang menandai berakhirnya satu babak pencarian. Tapi babak duka dan perjuangan mencari kepastian masih terus berlangsung di hati mereka yang ditinggalkan.
(K)
#KMTunuPratamaJaya #KapalTenggelam #SAR #Peristiwa