Breaking News

Dulu Bersahabat di Sekolah, Kini Bersatu dalam Sindikat Narkoba: Empat Alumni SMA Bukittinggi Dibekuk dengan 1,8 Kuintal Ganja

BNNP Sumbar Gelar Konferensi Pers Terkait Penangkapan Narkotika Jenis Ganja Kering Sebanyak 100 Kg.(dok.hms)

D'On, Bukittinggi 
— Siapa sangka, persahabatan yang terjalin sejak bangku sekolah kini justru menjerumuskan empat pria ke dalam jerat hukum yang berat. Empat alumni satu SMA ternama di Bukittinggi yang dulu saling menyapa sebagai teman sekelas, kini harus saling menatap dari balik jeruji besi setelah ditangkap karena terlibat dalam jaringan pengedar ganja lintas provinsi.

Mereka adalah JM (26), AY (26), E (27), dan BF alias DF (29), seluruhnya berprofesi sebagai pedagang dan berdomisili di Bukittinggi dan sekitarnya. Yang mengejutkan, keempatnya bukan orang asing satu sama lain. Mereka teman satu sekolah, satu angkatan, dan kini—satu jaringan narkoba.

Penangkapan keempat tersangka dilakukan pada Kamis dini hari, 17 Juli 2025, sekitar pukul 03.00 WIB. Dalam operasi yang berlangsung senyap namun terkoordinasi, tim gabungan dari Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Barat, BNNK, dan Badan Intelijen Negara Daerah (BINDA) Sumbar berhasil menggagalkan distribusi besar ganja di Jalan Lintas Bukittinggi–Medan, tepatnya di Jorong Padanggadang, Nagari Gadut, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam.

Barang Bukti Menggunung: 1,8 Kuintal Ganja dan Dua Mobil Operasional

Dari hasil penggeledahan, petugas menyita 100 paket besar ganja kering yang ditaksir seberat 1.825,675 gram atau lebih dari 1,8 kuintal. Barang haram itu dibawa menggunakan dua unit kendaraan:

  • Toyota Kijang RGX warna silver, nomor polisi BA 1459 RG
  • Daihatsu Grand Max warna putih, nomor polisi B 9935 PCS

Tak hanya itu, sejumlah telepon genggam milik para tersangka juga turut diamankan. Perangkat itu diduga menjadi alat komunikasi utama dalam menyusun skema pengiriman dari hulu ke hilir.

“Ini bukan pengedar kecil. Ini sindikat yang sudah punya struktur. Ada yang bertugas jadi sopir, ada yang jadi penghubung, dan ada yang mengatur logistik,” ujar Brigjen Pol Ricky Yanuarfi, Kepala BNNP Sumbar dalam konferensi pers pada Rabu siang, 23 Juli 2025.

Satu Sekolah, Satu Angkatan, Satu Jaringan

Kedekatan para tersangka bukanlah kebetulan semata. Mereka diketahui merupakan alumni dari satu almamater SMA di Bukittinggi. Koneksi masa sekolah yang semula menjadi simbol persaudaraan, justru dimanfaatkan sebagai fondasi membangun kepercayaan dalam aktivitas kriminal.

Menurut Brigjen Ricky, keempat pelaku membentuk jaringan yang solid. Mereka saling merekrut dan membagi peran. Dugaan sementara, mereka sudah melakukan pengiriman lintas provinsi dalam beberapa kesempatan.

“Ini unik dan menyedihkan. Mereka kompak sejak sekolah, dan sekarang kompak dalam kejahatan. Tapi kekompakan ini harus berakhir di penjara,” ujarnya dengan nada serius.

Berawal dari Laporan Masyarakat

Pengungkapan kasus ini bermula dari informasi masyarakat yang mencurigai adanya pengiriman ganja dalam jumlah besar dari Mandailing Natal, Sumatera Utara, menuju Bukittinggi. Tim gabungan langsung melakukan pengintaian intensif, menyusuri jalur-jalur lintas provinsi yang biasa digunakan sebagai “urat nadi” peredaran narkoba.

Setelah memastikan pergerakan dua kendaraan yang dicurigai, aparat melakukan penyergapan dini hari secara terencana dan tak memberi celah. Para tersangka tak sempat melarikan diri atau menghilangkan barang bukti.

“Ini adalah bukti nyata betapa pentingnya peran masyarakat. Informasi awal dari warga menjadi titik awal dari keberhasilan operasi ini,” kata Brigjen Ricky.

Lebih dari Sekadar Ganja

Ganja seberat 100 kilogram bukan hanya deretan angka di lembaran laporan polisi. Bagi Brigjen Ricky Yanuarfi dan timnya, itu berarti ratusan ribu potensi kerusakan pada generasi muda.

“Bayangkan jika 100 kilogram ini beredar di pasaran. Ini bukan cuma soal bisnis ilegal, tapi soal masa depan bangsa. Soal anak-anak kita,” tegas Ricky dalam konferensi persnya.

Ia pun menyampaikan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari sinergi antarlembaga yang semakin kuat, serta bentuk komitmen negara dalam perang terhadap narkoba.

Jaringan Belum Selesai

Meskipun empat tersangka telah diamankan, Brigjen Ricky menegaskan bahwa penyidikan belum berhenti. Aparat kini memburu aktor-aktor lain yang diyakini masih berada dalam jaringan yang sama. Investigasi terhadap asal barang, jalur distribusi, dan penerima akhir terus dikembangkan.

“Operasi ini baru awal. Kami tidak akan berhenti sampai seluruh jaringan benar-benar terputus,” tegasnya. “Ini jadi peringatan keras bagi jaringan lain di luar sana. Kami akan datang tanpa memberi tanda.”

Kisah Gelap di Balik Tawa Masa SMA

Kasus ini menyisakan ironi yang mendalam. Tawa masa SMA yang dahulu penuh kenangan, kini berubah menjadi bisikan gelap di balik jeruji. Apa yang seharusnya menjadi ikatan moral dan solidaritas, justru dimanfaatkan untuk menjalin kejahatan terorganisir.

Bukittinggi, kota yang dikenal dengan udara sejuk dan warisan budayanya, diguncang oleh fakta bahwa sebagian warganya memilih jalan singkat yang berakhir panjang di balik tembok penjara.

(Mond)

#BNNPSumbar #Narkoba #GanjaKering