Dramatis! Pendaki Asal Swiss Terjatuh di Jalur Ekstrem Gunung Rinjani, Dievakuasi dengan Tandu di Medan Terjal
Pendaki WN Swiss Terjatuh di Gunung Rinjani, Evakuasi Berlangsung Dramatis
D'On, Lombok Timur – Suasana tegang menyelimuti jalur pendakian Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, Rabu siang ini, setelah seorang pendaki asing asal Swiss bernama Benedikt Marcel (46) dilaporkan terjatuh di kawasan terjal sebelum jembatan menuju Danau Segara Anak, salah satu spot ikonik di lereng gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia itu.
Meski nyawanya berhasil diselamatkan, kondisi korban disebut cukup memprihatinkan. Ia diduga mengalami patah tulang pada bagian tangan dan kaki, dan saat ini masih dalam proses evakuasi dramatis oleh tim penyelamat gabungan.
Detik-Detik Kejadian: Terpeleset di Jalur Curam Sebelum Segara Anak
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 12.30 WITA, saat Benedikt Marcel sedang menapaki jalur menurun yang licin dan berbatu menuju Danau Segara Anak, setelah sebelumnya memulai pendakian dari pintu masuk resmi Sembalun – salah satu jalur favorit para pendaki Rinjani.
Menurut keterangan resmi dari Kasi Humas Polres Lombok Timur, AKP Nikolas Osman, Marcel dilaporkan terpeleset dan jatuh cukup dalam, tepat di wilayah yang dikenal sebagai salah satu titik rawan kecelakaan di jalur pendakian tersebut.
"Korban terjatuh sebelum mencapai jembatan menuju Danau Segara Anak. Lokasi kejadian merupakan jalur menurun yang sempit, terjal, dan cukup berbahaya, terutama jika dilalui saat kondisi fisik lelah," ujar AKP Nikolas.
Evakuasi Berpacu dengan Waktu dan Medan
Setelah menerima laporan dari rekan pendakian dan porter yang menyertai Marcel, Tim Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) bergerak cepat membentuk tim evakuasi gabungan.
Sebanyak 12 orang penyelamat yang terdiri dari 9 porter, 2 personel Rinjani Squad, dan 1 tenaga medis langsung diberangkatkan ke lokasi kejadian. Mereka harus menempuh jalur menanjak dan licin sambil membawa tandu darurat, obat-obatan, serta peralatan penyelamatan lainnya.
"Proses evakuasi sedang berlangsung menggunakan tandu. Tim harus ekstra hati-hati karena jalur berbatu dan sempit. Apalagi cuaca di kawasan tersebut tidak menentu dan bisa berubah sewaktu-waktu," jelas Nikolas.
Menurutnya, prioritas utama saat ini adalah menyelamatkan korban dari jalur ekstrem menuju titik aman, di mana mobil ambulans dan tim medis telah disiagakan untuk penanganan lanjutan.
Legal, Tapi Risiko Alam Tetap Mengintai
Benedikt Marcel diketahui melakukan pendakian secara legal, mendaftar melalui sistem resmi pendakian dan memilih jalur Sembalun yang memang paling populer di kalangan wisatawan asing. Ia juga menggunakan jasa porter lokal—tindakan yang sesuai dengan regulasi keselamatan yang ditetapkan oleh pihak Taman Nasional.
Meski demikian, kejadian ini kembali mengingatkan bahwa alam tak bisa ditebak, dan Gunung Rinjani, dengan segala keindahannya, tetap menyimpan tantangan berbahaya, terlebih bagi pendaki yang kelelahan atau kurang berhati-hati di medan teknis.
Korban Selamat, Tapi Trauma Fisik Tak Terhindarkan
Meski sempat jatuh cukup keras, Benedikt Marcel masih dalam keadaan sadar dan responsif. Tenaga medis yang menyertainya menduga ada fraktur pada tangan dan kaki, namun belum dapat memastikan tingkat keparahannya hingga dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit.
“Saat ini kondisi korban stabil namun kesakitan. Kami fokus pada upaya evakuasi secepat mungkin agar penanganan medis lanjutan bisa segera dilakukan,” ungkap salah satu tim medis yang ikut dalam proses evakuasi.
Gunung Rinjani: Indah, Tapi Tak Bisa Dianggap Remeh
Gunung Rinjani memang menyimpan pesona luar biasa – dari padang sabana di Sembalun, hamparan awan di puncak 3.726 mdpl, hingga keindahan mistis Danau Segara Anak. Namun, di balik keelokan itu, jalurnya menyimpan berbagai ancaman tersembunyi: mulai dari jurang curam, jalur sempit, medan longsor, hingga perubahan cuaca yang ekstrem.
Kasus kecelakaan seperti ini bukan pertama kalinya terjadi. Dalam kurun dua tahun terakhir, setidaknya beberapa insiden terjatuh dan cidera telah dilaporkan, yang sebagian besar melibatkan pendaki yang kurang waspada atau memaksakan diri saat kondisi tubuh sudah kelelahan.
Pihak Berwenang Imbau Pendaki Lebih Waspada
Pascakejadian ini, pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani dan Kepolisian Lombok Timur kembali mengimbau para pendaki baik domestik maupun mancanegara untuk lebih berhati-hati dan tidak mengabaikan protokol keselamatan.
"Kami minta semua pendaki untuk mematuhi aturan, membawa pemandu lokal jika perlu, dan selalu memperhatikan kondisi fisik serta cuaca sebelum melanjutkan perjalanan," tutup AKP Nikolas Osman.
(Mond)
#GunungRinjani #Peristiwa #PendakiJatuhdiGunungRinjani