Sejarah Baru di Munich: PSG Libas Inter Milan 5-0, Raih Gelar Liga Champions Perdana
D'On, Munich — Malam yang tak akan pernah terlupakan bagi para penggemar Paris Saint-Germain. Bertempat di Munich Stadium, dini hari WIB, klub raksasa Prancis itu mencatatkan sejarah manis dengan menggulung Inter Milan 5-0 dalam partai final Liga Champions. Kemenangan ini bukan sekadar kemenangan besar di atas kertas, tetapi simbol dari perjalanan panjang dan penuh perjuangan selama tujuh dekade yang akhirnya mencapai klimaks sempurna.
Setelah berkali-kali mencoba, berkali-kali gagal, dan selalu dihantui mimpi buruk di fase gugur, PSG akhirnya mencicipi manisnya trofi si Kuping Besar untuk pertama kalinya sejak kompetisi ini dimulai 70 tahun silam. Sebaliknya, bagi Inter Milan, malam ini adalah pengingat pahit bahwa kejayaan mereka di kancah Eropa masih harus ditunggu lebih lama.
Starting XI: Inter Milan vs Paris Saint-Germain
Inter Milan (3-5-2): Yann Sommer; Benjamin Pavard, Francesco Acerbi, Alessandro Bastoni; Denzel Dumfries, Nicolo Barella, Henrikh Mkhitaryan, Hakan Calhanoglu, Federico Dimarco; Lautaro Martinez, Marcus Thuram.
Paris Saint-Germain (4-2-3-1): Gianluigi Donnarumma; Achraf Hakimi, Marquinhos, Willi Pacho, Nuno Mendes; Vitinha, Joao Neves; Fabian Ruiz, Desire Doue, Ousmane Dembele; Khvicha Kvaratskhelia.
Babak Pertama: Efisiensi PSG, Ketidakberdayaan Inter
Sejak peluit pertama dibunyikan, aroma laga final langsung terasa dengan tensi tinggi. Kedua tim tidak menunggu lama untuk menebar ancaman. Inter mencoba memanfaatkan kecepatan Thuram dan ketajaman Lautaro, sementara PSG lebih sabar, membangun serangan lewat kombinasi pendek yang presisi.
Namun, PSG yang lebih dulu membungkam stadion. Menit ke-12, kolaborasi ciamik antara Vitinha dan Desire Doue berhasil membelah pertahanan Inter. Dalam situasi yang tampak sederhana, Doue dengan cerdas mengirim umpan mendatar ke arah Hakimi yang berdiri tanpa kawalan di mulut gawang. Tanpa ampun, sang bek asal Maroko mengarahkan bola ke pojok bawah, membuka keunggulan 1-0 untuk PSG.
Delapan menit berselang, mimpi buruk Inter berlanjut. Kali ini giliran Ousmane Dembele yang mengacak-acak sisi kiri pertahanan Nerazzurri. Akselerasinya diakhiri dengan umpan silang mendatar ke arah Doue. Sang wonderkid Prancis menendang bola dengan keras, yang lalu mengenai kaki Dimarco dan mengubah arah bola masuk ke gawang. Skor berubah 2-0. Meski dicatat sebagai gol bunuh diri, peran Doue kembali krusial.
Inter mencoba merespons. Mereka menaikkan tempo, bermain lebih agresif. Calhanoglu sempat mencoba dari luar kotak penalti, dan Lautaro memiliki dua peluang emas. Tapi setiap kali bola mengarah ke gawang, Donnarumma selalu hadir sebagai tembok yang tak tergoyahkan.
Hingga turun minum, PSG tetap unggul 2-0. Mereka tampil lebih efisien, sementara Inter frustrasi oleh buruknya penyelesaian akhir.
Babak Kedua: PSG Menari di Atas Derita Inter
Babak kedua dimulai dengan Inter Milan langsung mengambil inisiatif serangan. Barella dan Calhanoglu silih berganti mencoba membongkar pertahanan PSG, namun ketangguhan duet Marquinhos dan Willi Pacho membuat lini serang Inter seakan mati gaya.
PSG, di sisi lain, memilih bertahan dengan rapat dan menunggu momen untuk melancarkan serangan balik. Strategi ini terbukti sangat efektif. Menit ke-63, Vitinha kembali menjadi arsitek serangan balik yang mematikan. Gelandang asal Portugal itu mengirimkan umpan mendatar ke area tengah, dan Desire Doue menyambarnya dengan sepakan keras ke sisi kiri gawang Sommer. Brace untuk Doue, PSG menjauh 3-0.
Tekanan demi tekanan terus menghujani Inter Milan. Mental skuad asuhan Simone Inzaghi tampak goyah, dan hal itu dimanfaatkan oleh Kvaratskhelia pada menit ke-73. Ia lepas dari kawalan Pavard, melakukan solo run dari sisi kiri, dan menyelesaikannya dengan sepakan placing ke sisi kanan gawang. 4-0 untuk PSG. Gol yang menunjukkan kelas dan ketenangan sang bintang asal Georgia.
Penderitaan Inter belum berhenti di situ. Di menit-menit akhir pertandingan, pemain muda PSG, Senny Mayulu, yang baru masuk menggantikan Dembele, menambah luka lawan. Gol kelima tercipta setelah kombinasi indah dari lini tengah PSG berhasil menembus jantung pertahanan Inter. Tanpa pengawalan berarti, Mayulu menyelesaikan peluang dengan sempurna, menegaskan kemenangan telak 5-0.
Akhir Sebuah Penantian: PSG Juara Eropa!
Peluit panjang wasit menjadi penanda sebuah momen bersejarah. PSG resmi menjadi juara Liga Champions 2024/2025. Air mata kebahagiaan, pelukan emosional, dan sorak-sorai suporter Les Parisiens mewarnai malam yang akan tercatat abadi dalam buku sejarah klub.
Desire Doue dinobatkan sebagai pemain terbaik pertandingan, sementara Donnarumma mendapatkan apresiasi tinggi berkat sejumlah penyelamatan krusial yang menjaga keunggulan PSG.
Setelah bertahun-tahun hanya menjadi “proyek besar” dengan suntikan dana melimpah, PSG kini menjelma menjadi kekuatan sejati Eropa. Sebuah pesan tegas bahwa mereka tidak hanya membangun skuad impian, tapi juga membentuk mental juara.
Statistik Pertandingan:
- Penguasaan bola: Inter 54% – 46% PSG
- Tembakan: Inter 11 (3 on target) – PSG 15 (8 on target)
- Gol: PSG (Hakimi 12’, Doue 20’, 63’, Kvaratskhelia 73’, Mayulu 89’)
- Kartu kuning: Inter 2, PSG 1
- Pemain terbaik: Desire Doue
Final ini bukan hanya soal lima gol yang bersarang di gawang Inter. Ini adalah kisah tentang mimpi yang akhirnya menjadi nyata. Tentang klub yang sempat dipandang sebelah mata di kancah Eropa, kini berdiri di puncak tertinggi. Dan bagi Inter Milan, ini menjadi bahan evaluasi besar. Sebab di laga sebesar ini, bukan hanya taktik yang diuji, tapi juga mentalitas dan kepercayaan diri.
Selamat, Paris Saint-Germain. Vous êtes enfin les champions d'Europe!
(Abrol)
#Sepakbola #Olahraga #LigaChampions #PSG #InterMilan