Breaking News

Peristiwa Hilangnya Mantan Ketua DPRD Jatim: Ditemukan dalam Kondisi Linglung di Bangkalan, Keluarga Angkat Bicara

Kusnadi, mantan Ketua DPRD Jawa Timur (Istimewa)

D'On, Bangkalan
– Dalam beberapa hari terakhir, publik Jawa Timur dihebohkan oleh misteri hilangnya Kusnadi (66), mantan Ketua DPRD Jawa Timur periode 2019–2024 sekaligus politikus senior dari PDI Perjuangan. Pria yang dikenal luas dalam kancah politik daerah itu tiba-tiba raib sejak Rabu malam, 4 Juni 2025, setelah dijemput tiga orang misterius. Lima hari kemudian, ia ditemukan bukan di kediamannya, bukan pula di rumah sakit melainkan dalam keadaan linglung di perempatan jalan sepi di Tanah Merah, Bangkalan, Madura.

Hilangnya Kusnadi tak hanya menimbulkan kekhawatiran keluarga, tetapi juga memicu gelombang spekulasi publik. Dari isu penculikan hingga dugaan keterlibatan dalam pusaran kasus korupsi dana hibah Provinsi Jatim, kabar simpang siur menyebar cepat. Namun, penemuan Kusnadi yang mengejutkan dan pernyataan tegas keluarganya membantah keras semua dugaan itu mengungkap bahwa kisah ini justru berakar pada persoalan yang lebih manusiawi: kesehatan dan kelemahan fisik seorang ayah, seorang mantan pejabat, yang tengah berjuang melawan penyakitnya.

Awal Misteri: Tiga Pria, Satu Mobil, dan Kandang Ayam

Segalanya bermula dari tempat yang tak biasa: sebuah kandang ayam di Desa Wonokarang, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo. Meski bukan warga asli, Kusnadi kerap tinggal di tempat itu, memelihara ayam-ayamnya sebagai bentuk ketenangan pasca pensiun dari dunia politik. Namun, pada malam naas Rabu (4/6), ia dijemput oleh tiga pria tak dikenal yang menggunakan mobil Grand Max hitam. Ciri khas mereka logat Madura yang kental masih terngiang di telinga warga sekitar.

Kepala Desa Wonokarang, Deby Setyowandono, mengonfirmasi kejadian tersebut. “Beliau memang sering tinggal di kandang itu. Tapi sejak malam dijemput tiga orang itu, keluarga tidak bisa lagi menghubungi beliau,” ujarnya.

Pada awalnya, keluarga mengira Kusnadi pergi untuk urusan bisnis. Tapi waktu terus bergulir, dan harapan segera berubah menjadi kecemasan. Ponselnya tak aktif sejak Sabtu (7/6), dan sejak saat itu Kusnadi seperti menghilang ditelan bumi.

Upaya Pencarian: Dari Balongbendo ke Dunia Maya

Tak ingin menunggu lebih lama, keluarga Kusnadi melapor ke Polsek Balongbendo pada Minggu, 8 Juni. Laporan kehilangan resmi tercatat dengan nomor STPLKO/021/VI/2025/SPKT/JATIM/SDA/BALBEN. Di saat bersamaan, anak Kusnadi, Teddy Kusdita Kunong (36), mengambil langkah cepat: ia menyebarkan informasi ke berbagai grup WhatsApp dan media sosial.

Pesan itu menyentuh banyak orang. Dengan nada penuh harap dan cemas, Teddy menulis:
"Assalamualaikum bapak ibu. Mohon bantuannya, saya kehilangan bapak saya sejak Rabu, 6 Juni 2025. Hape mati sejak tanggal 7/06/2025, WA tidak dibalas sejak tanggal 6/06/2025..."

Deskripsi fisik sang ayah juga disertakan: kulit memerah dan bersisik akibat autoimun, rambut memutih, sebagian botak. Detil yang memilukan, tapi penting—dan itulah yang kelak menolong mereka menemukan sang ayah.

Penemuan Mengejutkan di Tanah Merah

Pada dini hari Senin, 9 Juni 2025, sebuah pesan WhatsApp masuk ke ponsel Teddy. Pesan itu datang setelah unggahan akun Facebook Suara Surabaya (e100) yang memuat foto seseorang dengan ciri-ciri mirip Kusnadi menjadi viral.

“Saya salin postingan e100 itu ke Facebook saya, saya tambahin nomor telepon. Sekitar jam satu dini hari, ada yang WhatsApp saya dan bilang ada orang yang mirip,” tutur Teddy.

Panggilan video dilakukan dan saat wajah itu muncul di layar, Teddy tercekat: “Itu bapak!”

Kusnadi ditemukan di perempatan jalan kawasan Tanah Merah, Bangkalan—sekitar 100 kilometer dari tempat terakhir ia terlihat. Kondisinya linglung, tak tahu di mana dia berada, bahkan ketika ditanya langsung oleh anaknya.

Menurut warga yang menemukannya, Kusnadi sempat diturunkan dari mobil—dugaan kuat menunjukkan bahwa mobil itu adalah Grand Max hitam yang sama dengan kendaraan penjemputnya.

Kesehatan yang Memburuk: Kunci dari Semua Jawaban

Keluarga kemudian mengungkap kondisi medis Kusnadi. Sejak Desember 2023, ia menjalani kemoterapi dan mengidap penyakit autoimun yang menyerang kulit. Penyakit tersebut, ditambah efek pengobatan intensif, membuatnya rentan terhadap disorientasi dan kebingungan.

“Tidak ada tanda luka atau kekerasan. Tapi kulitnya memang memerah karena kemoterapi dan autoimun,” ujar Teddy.

Meluruskan Isu Hibah: Kusnadi Sudah Pensiun Total

Di tengah simpang siur informasi, isu yang paling liar menyebutkan bahwa hilangnya Kusnadi berkaitan dengan penyelidikan kasus korupsi dana hibah Pemprov Jatim yang menyeret sejumlah politisi.

Keluarga angkat bicara. “Bapak sudah tidak aktif lagi di politik sejak sakit, Desember 2023. Tidak pernah sekalipun ke luar negeri, apalagi urus hibah,” tegas Teddy.

Ia juga mengungkap bahwa ayahnya memang enggan menerima telepon dari nomor yang tak dikenal karena merasa pernah mendapat ancaman.

Sebuah Pelajaran tentang Kerapuhan dan Kemanusiaan

Kasus Kusnadi bukan sekadar kisah orang hilang. Ini adalah potret tentang bagaimana seseorang yang dulu berdiri gagah di panggung politik, bisa berubah rapuh ketika kesehatan merenggut daya hidupnya. Ini juga tentang pentingnya dukungan keluarga, empati masyarakat, dan kepekaan kita membaca tanda-tanda sebelum segalanya terlambat.

Kini Kusnadi telah kembali ke pelukan keluarga. Tak ada skandal, tak ada kejahatan. Hanya tubuh yang lelah dan pikiran yang sudah agak pikun.

(B1)

#Peristiwa #Viral #JawaTimur