Erdogan Sindir Israel: Rumah Sakit Kalian Dirudal Sekali, Gaza Diserang 700 Kali
Israel Ngeluh RS Dirudal Iran, Erdogan: Mereka 700 Kali Serang Faskes Gaza (Reuters)
D'On, Ankara, Turki — Dunia internasional kembali diguncang ketegangan antara Iran dan Israel, menyusul serangan rudal yang menghantam Rumah Sakit Soroka di Kota Beersheba, Israel. Namun di tengah riuh kecaman dari Tel Aviv, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melontarkan kritik tajam yang memancing perhatian global.
Dalam pidatonya di hadapan Forum Pemuda Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Sabtu (21/6/2025), Erdogan menyebut keluhan Israel atas serangan terhadap fasilitas kesehatannya sebagai bentuk kemunafikan yang terang-terangan.
“Israel hari ini mengeluhkan rumah sakitnya diserang. Tapi tahukah dunia bahwa mereka telah melakukan lebih dari 700 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Gaza?” kata Erdogan dengan nada geram, dikutip dari Al Jazeera.
Presiden Turki itu tidak hanya berhenti di angka, ia merinci bagaimana militer Israel telah membombardir sistem kesehatan di Jalur Gaza selama berbulan-bulan tanpa henti.
“Mereka telah menghancurkan 35 rumah sakit, menewaskan hampir 1.000 tenaga medis, dan merusak 94 persen infrastruktur kesehatan Gaza. Dan sekarang mereka mengeluh?” katanya, seperti dikutip Turkiye Today.
Krisis Kemanusiaan di Gaza: Kelaparan, Darah, dan Puing-puing Rumah Sakit
Dalam kesempatan yang sama, Erdogan menggambarkan kondisi Gaza sebagai "zona kematian yang dibiarkan dunia." Ia menyoroti bagaimana anak-anak, ibu hamil, hingga lansia bergelut antara hidup dan mati di tengah reruntuhan, kelaparan, serta ketiadaan obat-obatan.
“Rakyat Gaza tidak hanya kehilangan tempat tinggal, mereka kehilangan harapan, kehilangan akses terhadap air bersih, makanan, dan layanan medis dasar,” ucapnya lirih namun tegas.
Bagi Erdogan, tragedi kemanusiaan ini bukan sekadar statistik. Lebih dari 55.000 warga Palestina telah tewas dalam gelombang serangan Israel sejak konflik meletus kembali tahun lalu. Ia menyebut situasi ini sebagai bencana genosida modern yang dilihat dan didiamkan oleh dunia.
Dukungan Tanpa Syarat untuk Palestina dan Peringatan untuk Dunia
Di hadapan pemimpin muda dari negara-negara anggota OKI, Erdogan mengulangi kembali posisi negaranya: Turki berdiri teguh bersama Palestina.
“Hari ini, dari sini, kami menyerukan satu kalimat sederhana: Bebaskan Palestina!” serunya lantang, disambut gemuruh peserta forum.
Namun peringatan Erdogan tidak berhenti pada dukungan simbolik. Ia mengingatkan bahwa konflik yang tengah memanas antara Iran dan Israel bukan hanya ancaman lokal. Jika tidak dicegah, ketegangan ini dapat berkembang menjadi konflik kawasan yang menyeret Eropa hingga Asia ke dalam jurang kekacauan.
“Jika eskalasi ini dibiarkan, kita tidak hanya akan melihat kehancuran di Timur Tengah, tapi juga ketidakstabilan yang meluas ke dua benua,” tegasnya. “Turkiye siap mendukung setiap langkah yang jujur dan tulus untuk mengakhiri kekerasan dan membangun resolusi damai.”
Netanyahu Marah, Iran Bilang: Target Kami Bukan Rumah Sakit
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan kemarahan besar atas serangan rudal Iran yang menghantam Rumah Sakit Soroka pada Kamis (19/6/2025). Menurut Netanyahu, Iran telah “melewati batas” dengan menargetkan warga sipil dan fasilitas medis.
“Para diktator teroris dari Teheran menembakkan rudal ke rumah sakit kami. Mereka akan membayar harga yang sangat mahal,” ancam Netanyahu dalam unggahan di platform X.
Namun Iran bersikukuh bahwa serangan tersebut bukan ditujukan kepada fasilitas medis. Dalam pernyataan resminya, Teheran menyatakan target utama adalah situs intelijen militer yang berada di dekat rumah sakit, bukan Rumah Sakit Soroka itu sendiri.
Dunia Dihadapkan Pilihan: Mengutuk Serangan atau Menuntut Keadilan?
Konflik terbaru ini telah membuka babak baru dalam debat global soal standar ganda dan kemanusiaan dalam konflik bersenjata. Banyak pihak yang mulai mempertanyakan: Apakah kecaman dunia terhadap serangan ke Israel akan sama kerasnya ketika ribuan nyawa di Gaza melayang setiap hari?
Erdogan tampaknya ingin menjawab pertanyaan itu dengan satu pesan yang jelas: “Kemanusiaan tidak bisa dipilih-pilih. Dan keadilan tidak boleh bungkam terhadap suara yang lebih lemah.”
(Reuters)
#Internasional #Erdogan #Turki