Duka Kapuk Muara: 500 Rumah Ludes, 2.000 Jiwa Mengungsi dalam Sekejap
Kebakaran Kapuk Muara Hanguskan 500 Rumah, 2.000 Orang Mengungsi (Foto : Istimewa)
D'On, Jakarta — Asap pekat masih menggantung di udara Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, pagi ini. Aroma kayu terbakar dan plastik meleleh masih terasa menyengat di sepanjang Jalan Gang Damai, lokasi kebakaran besar yang terjadi pada Jumat malam, 6 Juni 2025. Dalam waktu hanya beberapa jam, api melahap habis kawasan padat penduduk itu, meninggalkan jejak kehancuran yang memilukan: 500 rumah hangus, 2.000 jiwa kehilangan tempat tinggal.
Api diketahui mulai berkobar sekitar pukul 20.15 WIB. Menurut kesaksian warga, percikan api muncul dari salah satu rumah semi permanen, lalu dengan cepat merambat ke bangunan di sekitarnya. Struktur bangunan yang terbuat dari kayu dan bahan mudah terbakar membuat kobaran api tak terbendung. Dalam waktu singkat, si jago merah melumat rumah-rumah warga yang berdempetan tanpa ampun.
“Api datang begitu cepat, kami hanya sempat menyelamatkan anak-anak dan dokumen penting. Rumah kami tinggal abu,” ujar Jumiati (45), salah satu korban yang kini mengungsi bersama keluarganya.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta, Isnawa Adji, menyampaikan bahwa berdasarkan pendataan sementara, sebanyak 500 unit rumah semi permanen hangus terbakar. Selain rumah, api juga merusak tiga unit lapak warung serta satu gudang yang berada di area yang sama.
Meski tidak ada korban jiwa, dampak sosial dari kebakaran ini sangat besar. Sekitar 400 kepala keluarga, atau 2.000 jiwa, kini terpaksa mengungsi. Mereka untuk sementara ditampung di tenda-tenda darurat yang didirikan di lahan milik PT. DHI, yang lokasinya tak jauh dari permukiman terdampak.
“Kami langsung mengaktifkan mekanisme tanggap darurat agar kebutuhan dasar para pengungsi bisa segera dipenuhi,” jelas Isnawa dalam keterangan tertulis yang dirilis Sabtu pagi (7/6).
BPBD DKI Jakarta telah menyalurkan bantuan logistik tahap awal yang mencakup kebutuhan mendesak para pengungsi. Bantuan tersebut meliputi:
- 100 dus air mineral
- 55 paket kidsware (perlengkapan untuk anak-anak)
- 19 paket family kit
- 4 lembar terpal untuk kebutuhan tenda darurat dan tempat berlindung sementara
Selain BPBD, berbagai instansi lintas sektor juga telah dikerahkan untuk mendukung penanganan pascabencana. Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Palang Merah Indonesia (PMI), hingga para relawan bahu-membahu memastikan logistik, layanan kesehatan, dan trauma healing dapat segera diberikan.
Di tengah tumpukan puing dan arang hitam, sebagian warga masih mencari sisa barang-barang berharga yang mungkin bisa diselamatkan. Banyak dari mereka belum sepenuhnya sadar bahwa malam itu adalah malam terakhir mereka menatap rumah yang telah mereka bangun selama puluhan tahun.
“Kami belum tahu harus mulai dari mana lagi. Semua hilang,” lirih Pak Edi (52), yang kehilangan rumah sekaligus warung sembakonya.
Sementara itu, pihak kepolisian dan tim pemadam kebakaran masih menyelidiki penyebab pasti kebakaran. Dugaan awal mengarah pada korsleting listrik, namun investigasi resmi belum diumumkan. Estimasi total kerugian pun masih dalam tahap perhitungan, namun diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Tragedi Kapuk Muara bukan hanya cerita tentang rumah yang terbakar, melainkan kisah tentang ribuan jiwa yang kehilangan tempat pulang, tentang solidaritas, tentang ketangguhan, dan tentang harapan yang harus terus dijaga di tengah abu.
(Ok)
#Kebakaran #Peristiwa