Breaking News

Duka di Tanah Papua: Dua Warga Sipil Jadi Korban Sadis Serangan Kelompok Bersenjata di Yahukimo

Ilustrasi Penembakan di Papua. tirto.id/Sabit

D'On, Yahukimo, Papua
Deru kekerasan kembali menggema di pegunungan Papua. Di tengah duka atas gugurnya seorang prajurit TNI, kabar memilukan lain datang dari Kampung Samboga, Yahukimo. Dua warga sipil menjadi korban serangan brutal yang diduga dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata. Salah satunya tewas mengenaskan, sementara yang lain kini terbaring kritis, berjuang antara hidup dan mati.

Serangan ini terjadi hampir bersamaan dengan insiden penyerangan terhadap Serka Segar Mulyana, anggota TNI dari Kodim 1715/Yahukimo, yang gugur dalam tugas. Namun kali ini, kekerasan tak hanya menyasar aparat negara masyarakat sipil pun menjadi target tanpa ampun.

Mimpi Buruk di Pagi Hari: Dua Warga Diserang Brutal

Sekitar pukul 10.30 WIT, Selasa pagi (17/6/2025), ketenangan Kampung Samboga pecah oleh jeritan dan kepanikan. Laporan dari warga menyebutkan adanya serangan mendadak oleh kelompok tak dikenal. Tak lama, tim dari Satgas Operasi Damai Cartenz menerima informasi dan langsung menuju lokasi.

Korban pertama yang ditemukan adalah seorang pria bernama Udin, warga asal Sidrap, Makassar. Ia ditemukan sudah tidak bernyawa, dengan luka bacok parah di tubuhnya. Menurut keterangan awal, Udin diduga sempat mencoba melarikan diri, namun dikejar dan dibantai tanpa belas kasihan.

Korban kedua, Edi, berasal dari Banyuwangi. Nasibnya tak kalah tragis—ia kini dalam kondisi kritis dengan dua anak panah tertancap di kepalanya, serta luka bacok di pipi dan bagian kepala. Edi langsung dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat dengan pengawalan ketat aparat gabungan. Hingga berita ini ditulis, tim medis masih berjuang menyelamatkan nyawanya.

Satgas dan TNI: "Pelaku Akan Diburu Sampai Dapat"

Brigjen Pol Faizal Ramadhani, Kepala Operasi Damai Cartenz, mengonfirmasi bahwa serangan ini dilakukan oleh kelompok yang sama dengan pelaku pembunuhan terhadap Serka Segar Mulyana. "Mereka tidak hanya menyasar aparat keamanan, tetapi juga membabi buta menyerang warga sipil. Ini adalah aksi keji yang tidak bisa ditoleransi," tegas Faizal dalam pernyataan resminya.

Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) telah dilakukan, dan aparat gabungan dari TNI serta Satgas Damai Cartenz kini tengah memburu pelaku yang diyakini telah melarikan diri ke wilayah hutan di sekitar perbatasan distrik. Penyelidikan intensif pun dilakukan untuk mengungkap motif di balik serangan ganda ini.

Sementara itu, Kombes Pol Yusuf Sutejo, Kepala Satgas Humas Damai Cartenz, mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi. Ia menegaskan bahwa negara tidak akan tinggal diam. “Kami akan bertindak tegas. Ini bukan hanya soal keamanan, ini soal kemanusiaan. Siapapun yang melakukan aksi biadab ini akan kami kejar sampai ke akar,” ujarnya.

Pengakuan Terbuka dari TPNPB OPM

Dalam perkembangan terbaru, juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, melalui pernyataan yang diunggah di media sosial, mengakui bahwa kelompok bersenjata TPNPB Yahukimo berada di balik serangan tersebut. Pernyataan ini semakin menguatkan dugaan keterlibatan langsung kelompok separatis yang dipimpin oleh Elkius Kobak dalam aksi berdarah itu.

Pengakuan ini menjadi semacam pernyataan perang terbuka terhadap negara, sekaligus menambah daftar panjang kekerasan yang terus menghantui wilayah Papua, khususnya di Kabupaten Yahukimo yang belakangan ini kembali memanas.


Papua Kembali Bergejolak: Kekerasan Tak Mengenal Batas

Serangan ini menjadi babak baru dari rentetan tragedi kemanusiaan di Papua. Tidak hanya prajurit yang menjadi korban, tetapi juga warga biasa yang tengah mencari nafkah jauh dari kampung halamannya. Mereka, seperti Udin dan Edi, datang untuk bekerja, membangun kehidupan. Namun yang mereka temukan adalah kebrutalan tanpa ampun.

Kini, aparat gabungan terus dikerahkan dalam upaya memperkuat pengamanan dan mengejar para pelaku. Namun trauma dan rasa takut telah tertanam di hati masyarakat. “Kami ingin damai, tapi bagaimana bisa jika nyawa kami tak ada harganya?” kata seorang warga setempat, yang meminta namanya tidak disebutkan demi keselamatan.

Pemerintah dan aparat keamanan kini ditantang untuk menuntaskan persoalan Papua bukan hanya dengan senjata, tapi dengan pendekatan yang menyentuh akar masalah: keadilan, pembangunan, dan penghormatan terhadap hak hidup seluruh rakyat, tanpa kecuali.

(T)

#OPM #KKB #Penembakan