Dramatis! Pelaku Penembakan WN Australia di Bali Ditangkap, Satu Tertangkap di Luar Negeri
Kapolri, Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, ketika meninjau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polda Bali di Denpasar, Senin (16/06/2025).
D'On, Bali – Polisi Indonesia bergerak cepat dalam mengungkap tragedi berdarah yang mengguncang Bali. Dua pelaku penembakan brutal terhadap dua warga negara Australia di sebuah vila mewah di kawasan Desa Munggu, Kabupaten Badung, kini telah berhasil diamankan. Pengungkapan kasus ini merupakan hasil kolaborasi lintas negara antara Bareskrim Polri, pihak Imigrasi, dan Kepolisian Australia.
Kepastian tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, dalam keterangannya kepada media saat meninjau layanan pemenuhan gizi di Jembrana, Bali, Selasa (17/06/2025).
“Saat ini sudah diamankan. Satu pelaku sudah ada di Jakarta, satu lagi dalam perjalanan dari luar negeri dan akan tiba di Jakarta,” ungkap Listyo.
Meski enggan membeberkan secara detail identitas kedua tersangka dan kronologi penangkapan mereka, Kapolri memastikan bahwa dalam waktu dekat Polda Bali akan membeberkan secara lengkap perkembangan kasus yang telah menyita perhatian internasional ini.
Penembakan Tragis di Vila Casa Santisya: Korban Tewas di Tempat
Insiden mencekam itu terjadi pada dini hari, sekitar pukul 00.15 WITA, di Vila Casa Santisya, sebuah penginapan eksklusif yang terletak di kawasan tenang dan elit Desa Munggu. Dua pria Australia menjadi sasaran penyerangan mendadak oleh orang tak dikenal (OTK). Korban pertama, Zivan Radmanovic (32), tewas seketika di lokasi, sementara rekannya, Sanar Ghanim (35), mengalami luka tembak dan kini tengah dirawat intensif di rumah sakit.
Hasil visum dari RSUP Prof Ngoerah mengungkapkan fakta memilukan: tubuh Zivan ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan empat luka tembak berbentuk bulat masing-masing di dada kiri, perut, punggung tangan, dan bokong. Selain luka tembak, terdapat pula beberapa luka terbuka tidak beraturan yang memperkuat dugaan bahwa korban sempat melakukan perlawanan atau diserang secara brutal.
Kesaksian Sang Istri: Jeritan Malam, Suara Tembakan, dan Aksen Asing
Malam berdarah itu menjadi mimpi buruk yang tak terlupakan bagi Gourdeas Jazmyn (27), istri dari almarhum Zivan. Dalam kondisi masih setengah tertidur di dalam kamar, Gourdeas terbangun karena mendengar jeritan suaminya yang tengah berada di kamar mandi. Jeritan tersebut langsung disusul suara tembakan yang menggema dari kamar sebelah tempat Sanar Ghanim menginap.
“Aku mendengar suara seperti ledakan dan teriakan suamiku. Lalu suara Sanar juga terdengar, dia seperti kesakitan. Aku membeku. Aku tak bisa bergerak,” ujar Gourdeas kepada penyidik.
Dalam ketegangan yang luar biasa itu, Gourdeas mengaku sempat mendengar para pelaku berbicara dalam bahasa Inggris dengan aksen Australia. Salah satu kalimat yang ia ingat adalah ketika salah seorang pelaku berkata, “I can’t start my motorbike” (Aku tidak bisa menghidupkan motorku). Kalimat itu terucap panik, memperkuat dugaan bahwa para pelaku berasal dari lingkungan yang sama dengan para korban.
Setelah berhasil menghidupkan motor yang terparkir di luar vila, keduanya kabur ke arah barat. Butuh beberapa menit sebelum Gourdeas akhirnya berani keluar kamar untuk memeriksa kondisi suaminya. Sayangnya, saat dia mencoba meraba nadinya, Zivan sudah tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Dengan sigap, dia berupaya membantu Sanar yang mengalami pendarahan parah.
Jejak Pemburuan: Pelaku Tertangkap di Dua Negara
Pihak kepolisian Indonesia bergerak cepat. Dalam waktu kurang dari 72 jam, identitas pelaku berhasil diidentifikasi berkat koordinasi erat dengan Kepolisian Australia. Salah satu pelaku bahkan diketahui sempat melarikan diri ke luar negeri. Namun upaya pelariannya tidak berlangsung lama. Aparat gabungan berhasil melacak jejaknya, dan kini ia dalam perjalanan kembali ke Indonesia untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Meskipun polisi masih menutup rapat motif di balik penembakan ini, kuat dugaan bahwa insiden tersebut bukan perampokan biasa. Hubungan antara korban dan pelaku, serta dugaan keterlibatan jaringan lintas negara, kini tengah didalami lebih lanjut.
Polda Bali Siap Buka Tabir Lengkap Kasus Ini
Polda Bali berjanji akan segera memberikan keterangan resmi yang mengungkap seluruh rangkaian kejadian, identitas pelaku, serta kemungkinan motif yang melatarbelakanginya. Dalam kasus yang melibatkan WNA, transparansi menjadi kunci, baik untuk kepentingan keadilan maupun menjaga kepercayaan publik dan reputasi Bali sebagai destinasi wisata dunia.
Kejadian tragis ini menjadi alarm keras bagi aparat keamanan dan pengelola penginapan di Bali. Meski tergolong kasus langka, insiden ini menegaskan bahwa ancaman kekerasan dapat menyusup ke balik ketenangan destinasi tropis, dan menimpa siapa pun bahkan mereka yang datang sebagai tamu.
(Mond)
#Penembakan #Kapolri #Bali