Diduga Diperas Oknum Polisi, Dua Mahasiswa Diminta Rp 10 Juta Usai Insiden Kecil di Jalan
Ilustrasi polisi. Foto: Shutterstock
D'On, Surabaya — Malam yang seharusnya menjadi perjalanan santai pulang dari pesta pernikahan, berubah menjadi pengalaman mencekam bagi dua mahasiswa asal Surabaya. Mereka mengaku menjadi korban pemerasan oleh seorang oknum anggota Polsek Tandes, yang diduga memanfaatkan kewenangannya untuk meminta uang belasan juta rupiah.
Peristiwa ini terjadi pada Kamis malam, 19 Juni 2025, sekitar pukul 22.00 WIB di kawasan Pondok Candra, Sidoarjo. Korban berinisial KV dan RA, keduanya berusia 23 tahun dan merupakan mahasiswa aktif di salah satu perguruan tinggi di Surabaya.
Awal Mula: Senggolan Kecil yang Berakhir Panjang
Menurut penuturan Jumadi, ayah dari KV, malam itu anaknya dan RA baru saja pulang dari sebuah acara pernikahan di Krian, Sidoarjo. Mereka berkendara menggunakan mobil pribadi. Namun di sekitar exit toll Tambak Sumur, sebuah sepeda motor menyenggol kendaraan mereka dari samping.
"Keluar dari exit Tambak Sumur, mobil anak saya disenggol dari samping oleh sepeda motor. Nggak ada korban, semua pihak saling minta maaf, dan selesai di tempat. Tidak ada keributan," kata Jumadi saat dihubungi pada Selasa (24/6).
Namun tak berselang lama setelah insiden kecil itu, ketenangan mereka terusik oleh kemunculan dua pria asing. Salah satunya mengenakan seragam polisi berpangkat Bripka, sementara yang lain berpakaian sipil.
Aksi Gertakan di Pinggir Jalan
KV dan RA yang saat itu berhenti di pinggir jalan untuk mengecek kondisi kendaraan, mendadak dihampiri oleh dua pria tersebut. Tanpa basa-basi, mereka langsung melancarkan intimidasi.
"Langsung digertak, dibilang ‘Kamu bermasalah!’ tapi tidak dijelaskan kesalahannya apa. Suasananya sangat menekan, apalagi yang satu pakai seragam polisi,” ujar Jumadi, mengulang cerita anaknya.
Bripka H, yang disebut sebagai anggota Polsek Tandes, kemudian masuk ke dalam mobil korban. Ia memerintahkan RA untuk duduk di kursi penumpang depan, sementara KV diminta ke kursi belakang. Kendali kendaraan pun diambil alih oleh Bripka H.
Ancaman Halus Berganti Pemerasan Terbuka
Dalam perjalanan yang disebut menuju Polda, suasana makin tegang. Menurut pengakuan korban kepada orang tua mereka, oknum polisi itu mulai meminta uang dengan nada mengancam.
"Anak saya dibilang, 'Kamu ada duit berapa? Saya minta Rp 10 juta.' Lalu turun jadi Rp 7 juta, tapi tetap dipaksa," ungkap Jumadi.
KV dan RA mengaku tidak memiliki uang sebesar itu. Namun, Bripka H terus memaksa. Ia kemudian mengarahkan mereka berhenti di sebuah minimarket di Jalan Ahmad Yani, Surabaya, untuk mengambil uang tunai di mesin ATM.
“Anak saya hanya bisa tarik Rp 650 ribu, itu pun sisa saldo terakhir,” kata Jumadi.
Respons Polsek Tandes dan Polrestabes Surabaya
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Tandes, AKP Julkifli Sinaga, membenarkan bahwa Bripka H merupakan anggotanya. Ia menyatakan bahwa kasus ini telah dilimpahkan ke Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polrestabes Surabaya untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Sudah kami tindak lanjuti. Untuk perkembangan kasusnya bisa langsung ke Kasi Humas Polrestabes," ujar Julkifli singkat.
Sementara itu, Kasi Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanty Dewi Nainggolan, membenarkan bahwa Bripka H tengah menjalani pemeriksaan intensif.
"Yang bersangkutan sudah dimintai keterangan oleh Propam dan kasusnya saat ini sedang ditangani,” kata Rina.
Pertanyaan Publik: Apakah Ini Kasus Terisolasi?
Kasus ini memunculkan keprihatinan dan pertanyaan publik mengenai integritas aparat penegak hukum. Tindakan pemerasan oleh oknum berbaju dinas tidak hanya mencederai kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian, tetapi juga menunjukkan betapa rentannya warga sipil, bahkan mahasiswa, terhadap penyalahgunaan kekuasaan.
Jumadi berharap agar kasus ini tidak berhenti hanya pada pemeriksaan internal semata. Ia meminta agar aparat penegak hukum memberikan sanksi tegas jika terbukti bersalah, serta membuka ruang keadilan bagi korban.
"Kalau benar ini pemerasan, ini bukan cuma soal uang. Ini soal rasa aman dan kepercayaan kami terhadap aparat negara,” pungkasnya.
(K)
#Pemerasan #OknumPolisiPerasMahasiswa #Polri