Breaking News

Anak di Jambi Tikam Ibu dan Kekasihnya Usai Kepergok Berduaan di Kamar

Rajes saat di Polsek Kotabaru. Dok: Ist.

D'On, Jambi 
– Siang itu, panas terasa menyengat di kawasan Kotabaru, Kota Jambi. Namun, panas yang sesungguhnya meletup di balik dinding sebuah rumah sederhana di gang sempit wilayah tersebut, ketika seorang pemuda bernama Rajes (22 tahun) pulang dari kerja dalam kondisi lelah, hanya untuk menemukan pemandangan yang membuat darahnya mendidih: sang ibu dan kekasih gelapnya sedang berduaan tanpa busana di dalam kamar.

Pukul menunjukkan 10.15 WIB ketika Rajes tiba di rumah. Ia sempat menggedor pintu depan, tapi tidak ada jawaban. Ia lalu mencoba masuk lewat pintu belakang, yang juga ternyata terkunci. Kecurigaan mulai tumbuh. Saat ia kembali ke depan, telinganya menangkap suara-suara asing dari dalam rumah suara gaduh yang tak biasa.

Dengan napas mulai memburu dan firasat tak enak merambati dada, Rajes mengeluarkan kunci cadangan dari kantong celananya. Begitu pintu terbuka, dugaan itu berubah menjadi kenyataan yang menyakitkan: sang ibu, ES, sedang bersama seorang pria bernama Andi, dalam kondisi tanpa sehelai benang pun di tubuh.

“Menurut keterangan dari tersangka, suara dari dalam rumah sangat gaduh. Jadi, ia berusaha masuk dan mendapati ibu kandungnya bersama seorang laki-laki di kamar dalam keadaan telanjang,” ujar Kapolsek Kotabaru, AKP Jimi Fernando, dalam keterangannya pada Sabtu (14/6).

Pisau dari Dapur, Tikaman dari Dendam

Tak sempat berpikir panjang, amarah meledak. Rajes berlari ke dapur, mengambil sebilah pisau dapur, lalu kembali menuju kamar. Dalam sekejap, pisau itu menghujam punggung Andi, pria yang selama dua bulan terakhir menjadi duri dalam hubungan ibu dan anak ini.

Ibu Rajes, ES, yang terkejut dan mencoba melerai, justru terkena sabetan pisau di bagian tangannya. Tapi itu tak menghentikan Rajes. Andi yang ketakutan mencoba melarikan diri, namun Rajes mengejar. Tikaman kedua, ketiga, keempat semuanya mendarat di tubuh Andi. Empat luka menganga menjadi saksi bisu dari ledakan emosi seorang anak yang merasa kehilangan sosok ibu dalam arti yang paling dalam.

Warga sekitar yang mendengar keributan mulai berdatangan. Beberapa di antara mereka berusaha menenangkan Rajes yang masih memegang pisau, sementara yang lain membawa kedua korban yang bersimbah darah ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan medis.

Peringatan yang Tak Digubris

Bagi Rajes, ini bukan kemarahan spontan yang muncul begitu saja. Dalam pengakuannya, dia mengaku telah lama menaruh curiga dan ketidaksenangan terhadap hubungan ibunya dengan Andi. Pria yang disebutnya sebagai “kasar dan manipulatif” itu bahkan kerap meminjam uang dari ibunya uang yang tak jarang diburu oleh debt collector.

“Sudah enam kali saya peringatkan ibu supaya putus dengan dia. Tapi tidak digubris. Saya tahu Andi itu kasar. Suka main tangan, dan sering minta uang entah untuk apa. Pernah ada orang datang nagih utang ke rumah,” ungkap Rajes di hadapan penyidik.

Ia mengaku peringatan terakhir yang ia sampaikan hanya beberapa hari sebelum kejadian. Tapi semua sia-sia.

“Waktu itu saya capek pulang kerja. Kepala panas, hati kesal. Begitu lihat kejadian itu di kamar, saya gelap mata,” katanya, menyesal.

Pasal Kekerasan Berat Menanti

Kini, Rajes harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum. Ia ditahan oleh Polsek Kota Baru dan dijerat dengan Pasal 351 ayat 2 KUHP tentang penganiayaan berat, dengan ancaman hukuman penjara maksimal lima tahun.

Kondisi Andi dan ES saat ini sudah stabil, namun trauma mendalam tentu tak bisa begitu saja hilang. Seperti luka di tubuh, luka di hati tak kalah menyakitkan baik bagi si anak, si ibu, maupun pria yang menjadi sumber konflik.

Kasus ini menjadi pengingat tentang rapuhnya relasi keluarga yang tak dibangun dengan komunikasi dan saling pengertian. Rajes bukan hanya menikam tubuh, ia menikam kepercayaan yang selama ini ia tanamkan pada sosok ibu yang kini justru terasa asing di matanya.

Dan kini, di balik jeruji besi, seorang anak hanya bisa menyesali apa yang telah dilakukan oleh tangan dan hati yang terlalu lama membendung amarah.

(Mond)

#Penikaman #Peristiwa #Jambi