Pemerintah Gerak Cepat Normalisasi Bandar II di Padang
D'On, Padang – Harapan warga akhirnya berbuah nyata. Hanya dalam hitungan minggu setelah suara mereka menggema, alat berat dan pekerja lapangan sudah mulai bergerak di RT 03/RW 13, Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, Kecamatan Koto Tangah. Di bawah langit mendung yang kerap menjadi pertanda musim hujan, Pemerintah Kota Padang bersama Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menggelar aksi nyata: normalisasi Bandar II.
Langkah ini bukan sekadar proyek biasa. Ini adalah jawaban atas keresahan panjang warga yang kerap dirundung genangan air setiap kali hujan mengguyur. Ketua RW 13, Sukirman, tak mampu menyembunyikan rasa syukurnya.
“Tidak sampai sebulan sejak kami menyampaikan usulan, pemerintah langsung turun tangan. Ini bukan hanya respons cepat, ini bentuk kepedulian yang nyata,” ujar Sukirman penuh haru, Rabu (28/5/2025).
Pemimpin Turun ke Lapangan: Dengarkan Warga, Tinjau Langsung
Wali Kota Padang, Fadly Amran, tampak hadir langsung ke lokasi. Tanpa sekat, ia berjalan menyusuri Jalan Mawar Ujung, berdialog dengan warga, dan melihat langsung proses awal normalisasi. Dengan didampingi Kepala Dinas PUPR Kota Padang, Tri Hadiyanto, Fadly menunjukkan keseriusannya dalam pengendalian banjir.
“Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sumatra Barat dan tentu juga kepada masyarakat yang telah bersedia menghibahkan lahan demi kelancaran proyek ini. Sinergi seperti ini adalah modal utama dalam pembangunan,” ujar Fadly.
Ia menegaskan bahwa normalisasi Bandar II ini dikerjakan oleh Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi (SDABK) Provinsi Sumatra Barat sebagai bagian dari strategi besar pengendalian banjir yang tidak hanya menyentuh Dadok Tunggul Hitam, tetapi juga kawasan Aia Pacah yang selama ini dikenal rawan banjir.
Fadly menambahkan bahwa ini hanyalah langkah awal. Pemerintah Kota akan melanjutkan dengan tahapan lanjutan, menyasar titik-titik lain yang menjadi sumber potensi banjir.
“Sebelumnya, kita sudah dibantu BWS Sumatera V dalam normalisasi Sungai Batang Kandis. Sekarang kita lanjutkan dengan normalisasi Bandar II. Semua potensi akan kita kerahkan demi kenyamanan dan keselamatan warga,” tambahnya.
Dinas SDABK Provinsi Turun Tangan: 920 Meter Sungai Dinormalisasi
Sementara itu, Kepala Dinas SDABK Provinsi Sumatra Barat, Rifda Suriani, menyampaikan bahwa kawasan Aia Pacah dan sekitarnya memang menjadi perhatian serius, mengingat kawasan tersebut tergolong dataran rendah yang mudah tergenang saat hujan deras.
“Normalisasi Bandar II ini mencakup panjang sekitar 920 meter dengan lebar 3 hingga 4 meter. Kami targetkan pekerjaan ini selesai dalam satu minggu, dengan harapan besar bisa segera mengurangi potensi banjir yang selama ini menghantui warga,” ujar Rifda.
Menurutnya, percepatan pengerjaan ini dimungkinkan berkat koordinasi lintas sektor yang solid antara pemerintah kota, provinsi, dan masyarakat. Peralatan berat telah dikerahkan sejak awal pekan, dan progres di lapangan menunjukkan hasil yang menjanjikan.
Sinergi Pemerintah dan Warga: Kunci Sukses Penanggulangan Banjir
Cerita di balik normalisasi ini bukan semata soal alat berat yang bekerja menggali sedimentasi, tetapi lebih pada kisah sinergi antara warga dan pemerintah. Warga memberikan kepercayaan, bahkan menyerahkan lahan, sementara pemerintah merespons dengan kecepatan yang jarang terjadi di birokrasi.
Dalam kondisi iklim yang makin tak menentu, upaya preventif seperti ini menjadi krusial. Terlebih kawasan Dadok Tunggul Hitam dan Aia Pacah telah lama menjadi langganan genangan saat curah hujan tinggi melanda.
Kini, di tengah deru mesin dan lumpur yang digali, ada harapan baru yang tumbuh—harapan bahwa warga tak lagi terbangun tengah malam karena air masuk ke rumah, harapan bahwa anak-anak bisa bermain di jalan tanpa takut tergelincir, dan harapan bahwa pemerintah dan rakyat bisa terus melangkah bersama.
(Mond)
#NormalisasiSungai #Padang