Operasi Pencarian Iptu Tomi Marbun Resmi Dihentikan Setelah 135 Hari Penuh Harap
Mantan Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun. Foto: Dok. Keluarga
D'On, Teluk Bintuni - Setelah lebih dari empat bulan menyisir medan berat dan menghadapi alam yang tak bersahabat, Kepolisian Daerah Papua Barat resmi menghentikan operasi pencarian terhadap Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun, yang hilang saat menjalankan tugas di pedalaman Distrik Moskona. Operasi pencarian yang diberi sandi Alpha Bravo Moskona 2025 ini ditutup secara resmi pada Kamis, 1 Mei 2025.
Iptu Tomi terakhir terlihat pada 18 Desember 2024. Dalam misi yang penuh risiko, ia diduga terseret derasnya arus Sungai Rawara saat hendak menyeberang di wilayah terpencil Kabupaten Teluk Bintuni. Sejak saat itu, jejaknya lenyap tanpa kabar.
"Kami Sudah Kerahkan Segala Upaya"
Kapolda Papua Barat, Irjen Johnny Eddizon Isir, dalam keterangan resminya menyatakan bahwa keputusan menghentikan operasi pencarian diambil setelah seluruh langkah maksimal telah ditempuh. Total 510 personel dari berbagai satuan diturunkan untuk bergantian melakukan pencarian yang intensif dan menyeluruh.
"Walau belum menemukan hasil yang diharapkan, seluruh upaya kami dilakukan dengan penuh komitmen, kehati-hatian, dan semangat kemanusiaan," ujar Irjen Johnny. “Kami telah menyisir setiap jengkal hutan, setiap tikungan sungai, bahkan mengandalkan teknologi seperti drone untuk menjangkau titik-titik yang mustahil dijangkau manusia.”
Penyisiran dilakukan melalui darat, aliran sungai, hingga ke tumpukan batu dan material sungai yang menjadi kemungkinan tempat korban terjebak. Polisi juga menggali informasi dari masyarakat adat setempat yang mengenal seluk-beluk medan jauh lebih baik daripada peta digital mana pun.
Cuaca Ekstrem, Binatang Buas, dan Sunyi yang Memekakkan
Bukan hanya medan yang berat, tim pencari juga harus berhadapan dengan cuaca ekstrem khas Papua Barat. Hujan deras turun hampir setiap hari, memicu longsor dan membuat aliran sungai semakin ganas. Komunikasi pun sering kali terputus akibat tidak adanya jaringan di wilayah tersebut.
“Tak jarang personel kami harus berjalan kaki berjam-jam melewati rimba lebat, dengan ancaman binatang buas seperti buaya sungai atau ular piton yang panjangnya bisa mencapai lima meter,” ungkap seorang perwira lapangan yang terlibat dalam operasi.
Dalam keheningan yang mencekam dan medan yang nyaris tak tersentuh peradaban, tim pencari tetap bertahan, berharap keajaiban bisa ditemukan di tengah segala keterbatasan.
Operasi Dihentikan, Harapan Belum Padam
Meski operasi telah resmi dihentikan, Kapolda menegaskan bahwa kepolisian masih membuka diri terhadap segala bentuk informasi baru yang mungkin muncul dari masyarakat.
“Kami tidak menutup kemungkinan untuk membuka kembali operasi jika ada petunjuk kuat. Semua informasi yang masuk akan kami tindak lanjuti,” katanya.
Bagi keluarga Iptu Tomi, rekan sejawat, dan masyarakat Teluk Bintuni, hilangnya sang perwira muda menjadi luka mendalam. Ia dikenal sebagai sosok berdedikasi tinggi, penuh semangat, dan selalu berada di garda terdepan dalam menjaga keamanan wilayah yang rawan konflik.
Kini, di tengah rasa kehilangan dan duka, satu hal yang masih menyala adalah harapan. Harapan bahwa kebenaran akan terungkap, dan Iptu Tomi Marbun, dalam wujud apa pun, bisa kembali ke pangkuan keluarganya.
(*)
#IptuTomiMarbun #Polri