Breaking News

Misteri Pembatalan Mutasi Letjen Kunto: TNI Tegaskan Tak Ada Kaitannya dengan Isu Politik Gibran

Kadispen TNI AD Brigjen TNI Kristomei Sianturi. Foto: TNI AD

D'On, Jakarta
Keputusan mendadak yang membatalkan mutasi Letnan Jenderal (Letjen) Kunto Arief Wibowo dari jabatan strategis sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) ke posisi Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) memicu spekulasi luas di publik. Salah satu isu yang beredar kencang adalah dugaan keterkaitan pembatalan itu dengan dinamika politik nasional, terutama isu pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang digaungkan oleh sejumlah purnawirawan TNI.

Isu ini menjadi sensitif lantaran Letjen Kunto adalah putra dari Jenderal (Purn) Try Sutrisno, tokoh militer senior yang pernah menjabat sebagai Panglima TNI dan Wakil Presiden RI. Try Sutrisno juga dikenal sebagai sosok yang cukup vokal di kalangan purnawirawan, terutama dalam dinamika politik kontemporer.

Namun TNI dengan tegas membantah semua dugaan tersebut. Kepala Pusat Penerangan TNI, Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi, angkat suara untuk menjernihkan kabut spekulasi. Dalam keterangannya pada Sabtu (3/5), ia menyatakan bahwa pembatalan mutasi Letjen Kunto sama sekali tidak berkaitan dengan manuver politik atau tekanan eksternal.

“Pembatalan ini murni didasarkan pada kebutuhan organisasi dan pertimbangan strategis dalam penempatan perwira tinggi. Tidak ada hubungannya dengan isu-isu di luar institusi, apalagi yang menyangkut pernyataan para purnawirawan,” tegas Kristomei.

Menurutnya, dalam struktur TNI, proses mutasi adalah sesuatu yang dinamis dan tidak bisa dipandang sebagai keputusan statis. Ia menjelaskan bahwa perpindahan satu perwira tinggi akan memengaruhi posisi lainnya, ibarat sebuah sistem yang saling terhubung.

“Mutasi itu berjenjang. Jika satu posisi tidak bisa digeser, maka secara otomatis akan memengaruhi posisi lain yang sudah dirancang untuk berganti. Ini adalah bagian dari dinamika organisasi yang sehat dan adaptif terhadap situasi serta tantangan yang ada,” jelasnya.

Kristomei menambahkan bahwa beberapa perwira tinggi yang sedianya ikut dalam rangkaian mutasi masih dibutuhkan untuk menjalankan tugas-tugas kritis. Karena itulah, pimpinan memutuskan untuk meralat keputusan awal melalui dokumen baru.

“Pimpinan menilai bahwa beberapa perwira belum bisa bergeser karena masih dibutuhkan oleh satuan dan organisasi mereka. Oleh sebab itu, dikeluarkanlah ralat terhadap keputusan mutasi sebelumnya,” ungkapnya.

Ketika ditanya siapa saja perwira yang dimaksud, Kristomei memilih untuk tidak mengungkap nama-nama tersebut. Ia menyebut alasan etis dan menjaga kehormatan internal sebagai pertimbangan utama.

“Itu menyangkut posisi dan kebutuhan organisasi yang lebih luas, dan tidak bisa kami sampaikan ke publik secara spesifik,” katanya diplomatis.

Untuk diketahui, mutasi Letjen Kunto awalnya diumumkan lewat Keputusan Panglima TNI Nomor KEP/554/IV/2025 tertanggal 29 April 2025. Namun hanya berselang sehari, keputusan tersebut dianulir melalui KEP/554A/IV/2025. Langkah pembatalan ini tergolong tidak lazim, mengingat perubahan kebijakan biasanya melalui proses yang panjang dan penuh pertimbangan.

Kristomei juga menjelaskan bahwa mutasi perwira tinggi merupakan hasil sidang Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti), yang secara rutin menggelar evaluasi dalam rentang waktu tiga bulan. Artinya, perubahan dalam komposisi pimpinan TNI bisa terjadi sewaktu-waktu mengikuti dinamika lapangan.

“Keputusan Wanjakti sifatnya dinamis. Evaluasi dan penyesuaian dilakukan secara reguler, dan hasilnya selalu dikonfirmasi oleh Panglima TNI serta kepala staf masing-masing angkatan,” ujarnya.

Dengan penjelasan ini, TNI ingin memastikan bahwa profesionalisme dan objektivitas tetap menjadi prinsip utama dalam manajemen sumber daya manusia di tubuh militer. Namun begitu, publik tentu akan tetap mengamati langkah-langkah selanjutnya dengan seksama—terutama karena posisi Letjen Kunto berada di persimpangan antara kekuatan militer dan latar belakang politik yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah keluarganya.

(Mond)

#TNI #Militer #KuntoArief