Breaking News

Meski Dibacok, Ahmad Tetap Ucapkan Ijab Kabul dari Atas Ranjang Rumah Sakit

Ahmad, korban pembacokan telah melangsungkan akad nikah di RSUD BARI Palembang/ist.

D'On, Palembang
Di tengah luka dan selang infus yang menempel di tubuhnya, Ahmad, seorang calon pengantin pria asal Palembang, tetap mengucapkan ijab kabul dengan suara lirih namun pasti dari atas ranjang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Bari, Minggu (11/5/2025). Luka bacok yang dideritanya tak menggoyahkan tekadnya untuk tetap menikahi wanita pujaan hatinya, tepat di hari yang telah mereka impikan bersama.

Saksi dari kedua belah pihak mempelai tampak menahan haru. Prosesi akad nikah yang biasanya berlangsung dalam balutan dekorasi dan tawa bahagia, kali ini hanya diiringi bau obat-obatan dan suara alat medis. Namun, suasana haru itu justru membuat momen tersebut terasa jauh lebih sakral.

Menurut keterangan Camat Seberang Ulu I, Mukhtiar Hijrun, prosesi akad nikah Ahmad memang telah dikonfirmasi oleh pihak Kantor Urusan Agama (KUA). "Iya, benar. Informasi dari pihak KUA memang sudah kami terima. Akadnya dilakukan di rumah sakit karena kondisi darurat," ujar Mukhtiar saat dikonfirmasi.

Aidil, kakak ipar Ahmad, juga membenarkan bahwa adik iparnya itu telah resmi menikah meski dalam kondisi mengenaskan. "Iya, tadi sudah menikah. Meski keadaannya lemah, alhamdulillah ijab kabul berjalan lancar," ucapnya dengan nada tertekan.

Menurut Aidil, setelah prosesi pernikahan sederhana itu selesai, Ahmad segera dirujuk ke Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) untuk penanganan lanjutan dan pemeriksaan visum atas luka-luka yang dideritanya. "Ini sekarang langsung dirujuk ke RSMH untuk visum dan penanganan medis lebih lanjut," katanya.

Belum ada keterangan resmi dari kepolisian terkait insiden pembacokan terhadap Ahmad. Namun, menurut sumber terdekat keluarga, peristiwa tragis itu terjadi hanya beberapa jam sebelum akad nikah digelar. Meski demikian, keluarga besar Ahmad dan mempelai wanita tetap memutuskan untuk melangsungkan pernikahan, sebagai simbol bahwa cinta dan komitmen tak akan bisa dihentikan oleh kekerasan.

Kisah Ahmad bukan hanya tentang luka dan darah, tetapi tentang keberanian untuk tetap melangkah meski tertatih, tentang cinta yang tak tunduk pada tragedi. Dalam diam dan isak tangis yang menyelimuti ruang IGD itu, dua insan resmi dipersatukan, bukan hanya di hadapan keluarga, tapi juga di tengah ujian yang menguras hati.

(*)

#Pembacokan #Kriminal