Breaking News

Dugaan Pembocoran OTT Hasto dan Harun Masiku: Reaksi Mengejutkan Firli Bahuri

Reaksi Tak Terduga Firli Bahuri Dituduh Bocorkan OTT Hasto dan Harun Masiku

D'On, Jakarta
– Nama mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri, kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, bukan soal kepemimpinannya, melainkan dugaan serius yang menyebut dirinya membocorkan operasi tangkap tangan (OTT) dalam kasus suap pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR RI kasus yang menyeret nama Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, dan buronan kelas kakap, Harun Masiku.

Tudingan tersebut muncul dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Jumat (9/5), saat penyidik KPK Rossa Purbo Bekti memberikan kesaksian. Dalam pernyataannya di hadapan majelis hakim, Rossa menyebut Firli Bahuri yang saat itu masih menjabat Ketua KPK telah mengumumkan operasi senyap KPK secara terbuka kepada publik, padahal tim di lapangan masih dalam tahap pengejaran terhadap dua target utama: Hasto Kristiyanto dan Harun Masiku.

“Saat itu kami sedang melakukan pengejaran. Tiba-tiba Pak Firli umumkan giat OTT, padahal kami belum berhasil menangkap Hasto dan Harun Masiku,” kata Rossa dengan nada kecewa.

Ia menambahkan, keputusan untuk mengumumkan operasi secara terbuka itu membuat rencana penangkapan yang sudah dirancang sedemikian rupa menjadi kacau. Harun Masiku lolos, dan hingga hari ini masih berstatus buron, sementara Hasto baru menjadi terdakwa bertahun-tahun kemudian.

Tanggapan Keras dari Pihak Firli

Mendapat tudingan serius seperti itu, reaksi Firli Bahuri melalui kuasa hukumnya, Ian Iskandar langsung menggelinding. Ia menyebut pernyataan Rossa sebagai "fitnah dan kebohongan besar".

"Fitnah dan bohong," tegas Ian saat dihubungi media, Selasa (13/5/2025).

Ian menegaskan bahwa pihaknya tidak tinggal diam atas tuduhan yang ia anggap tak berdasar tersebut. Ia juga berjanji akan mengungkapkan bantahan dan klarifikasi secara lengkap melalui konferensi pers dalam waktu dekat.

“Nanti kami undang pers konferensinya secara lengkap,” ujar Ian, menutup pernyataannya.

Kronologi Pengejaran yang Gagal

Dalam sidang tersebut, Rossa juga membeberkan kronologi pengejaran terhadap Hasto dan Harun Masiku. Ia menyebut pengejaran dilakukan usai tim mengamankan beberapa pihak dan menggali keterangan dari mereka.

"Setelah Salat Ashar, sekitar pukul 15.00 WIB, kami bergerak untuk melakukan pengamanan terhadap saudara terdakwa," ujarnya merujuk pada Hasto Kristiyanto.

Jaksa kemudian mendalami apakah pelacakan juga dilakukan terhadap ponsel Hasto. Rossa membenarkan hal itu.

“Kami diberikan panduan oleh posko tentang posisi-posisi yang bersangkutan,” ungkapnya.

Namun saat ditanya mengenai nomor ponsel yang dilacak, Rossa mengaku tidak mengingat secara pasti. Jaksa kemudian menampilkan barang bukti berupa nomor ponsel yang disebut telah menjadi bagian dari proses hukum.

Mengapa Tuduhan Ini Penting?

Tuduhan terhadap Firli Bahuri bukan sekadar soal prosedur. Jika benar terjadi kebocoran informasi dari level tertinggi di KPK, maka ini adalah indikasi mengkhawatirkan bahwa independensi dan kerahasiaan dalam operasi penegakan hukum telah terganggu oleh kepentingan tertentu.

Lebih dari itu, kegagalan menangkap Harun Masiku saat OTT berlangsung masih menjadi luka yang belum sembuh dalam catatan hitam pemberantasan korupsi di Indonesia. Harun, yang disebut-sebut memiliki jaringan kuat dan jejak digital yang misterius, telah menjadi simbol kegagalan negara dalam menangkap buronan kasus besar.

Apakah benar Firli menjadi aktor di balik kegagalan itu? Atau ini sekadar manuver politik menjelang pemilu?

Publik kini menanti klarifikasi resmi dari Firli Bahuri. Satu hal yang pasti, kesaksian Rossa telah membuka kembali babak yang selama ini dianggap telah tertutup rapat: babak soal siapa yang sebenarnya melindungi Harun Masiku.

(Mond)

#FirliBahuri #OTT #KPK