Breaking News

Drama Penggerebekan di “Bangsal”: Emak-Emak Hadang Polisi Demi Suami yang Diduga Pengedar Sabu

Ilustrasi Penangkapan 

D'On, Pematang Siantar
— Suasana tegang menyelimuti kawasan Jalan Lokomotif, yang lebih dikenal dengan sebutan “Bangsal”, Sabtu pagi (3/5/2025). Deru langkah cepat aparat bersenjata dari Satuan Narkoba Polda Sumatera Utara menggema di lorong-lorong sempit kawasan padat penduduk itu. Target mereka jelas: memberantas jaringan pengedar sabu-sabu yang telah lama meresahkan warga dan menjadi duri dalam daging di Pematang Siantar.

Namun, yang tidak mereka duga adalah perlawanan sengit yang datang bukan dari para tersangka, melainkan dari para istri dan ibu-ibu warga setempat. Saat keempat pria yang diduga sebagai pengedar sabu hendak digelandang keluar oleh petugas, sekelompok emak-emak dengan suara lantang dan emosi membara langsung menghadang.

Mereka berteriak, menangis, bahkan memaki petugas yang dianggap semena-mena. Salah satu dari mereka, yang diketahui merupakan istri salah satu tersangka, berdiri di depan mobil patroli sambil menantang polisi.

“Mana buktinya? Jangan asal tangkap suami saya kalau nggak ada sabunya!” teriaknya di tengah kerumunan yang mulai memanas.

Seketika, situasi menjadi genting. Aparat harus bergerak cepat menenangkan massa tanpa memicu kericuhan lebih besar. Sejumlah personel dikerahkan untuk menjaga perimeter, sementara yang lain tetap fokus mengamankan tersangka dan barang bukti.

Kapolres Pematang Siantar, AKBP Sah Udur Sitinjak, membenarkan adanya aksi penolakan dari warga. Namun ia menegaskan bahwa operasi tersebut dilakukan berdasarkan laporan valid dari masyarakat dan hasil pemantauan intensif.

“Wilayah ini memang telah lama kami curigai sebagai pusat peredaran narkoba. Banyak laporan dari masyarakat yang resah. Hari ini kami berhasil mengamankan empat tersangka pengedar sabu-sabu,” ujar AKBP Sah Udur Sitinjak saat diwawancara usai operasi.

Polisi menyebutkan bahwa penggerebekan ini merupakan bagian dari operasi berkelanjutan untuk menutup celah peredaran narkoba di wilayah rawan. Jalan Lokomotif atau "Bangsal" sendiri telah lama dikenal sebagai kawasan yang sulit disentuh hukum, karena kuatnya solidaritas komunitas setempat terhadap pelaku kejahatan narkoba.

Perempuan Melawan: Antara Cinta dan Hukum

Aksi para emak-emak ini membuka wajah lain dari persoalan narkoba di akar rumput. Bukan hanya soal jaringan pengedar atau perang aparat melawan bandar, tapi juga tentang dinamika sosial yang kompleks — di mana pelaku kejahatan tak jarang adalah kepala keluarga, pencari nafkah, bahkan figur yang dihormati di lingkungan mereka.

Tidak sedikit perempuan yang memilih membela pasangan mereka meskipun terjerat kasus hukum berat, bahkan narkoba. Bagi mereka, persoalan ini bukan sekadar hukum, tetapi juga soal rasa kehilangan, ketidakpercayaan, dan ketakutan menghadapi stigma sosial jika sang suami harus menjalani proses hukum.

Langkah Tegas Polisi Belum Usai

Meski diguncang perlawanan warga, polisi tetap melanjutkan komitmennya. Barang bukti sabu-sabu dari lokasi penggerebekan kini diamankan dan tengah diuji di laboratorium forensik. Keempat tersangka menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Pematang Siantar.

“Ini belum akhir. Kami akan terus bergerak. Tidak ada tempat bagi pengedar narkoba di Siantar,” tegas Kapolres.

Sementara itu, suasana di "Bangsal" masih dibayangi ketegangan. Para ibu yang kemarin turun ke jalan kini menanti dengan cemas: akankah mereka kembali memeluk suami mereka, atau justru menghadapi kenyataan pahit yang membelah keluarga mereka?

(*)

#Narkoba #Sabu