Breaking News

Drama Pagi di Bungopasang: Rumah Guru Ludes Terbakar, Petugas Damkar Berjuang Selamatkan Permukiman Padat

Petugas Dinas Damkar Kota Padang memadamkan api yang membakar rumah hunian di Jalan Rinjani I Blok G Nomor 2, RT 001 RW 010, Kelurahan Bungopasang, Kecamatan Kototangah, Kota Padang, Minggu (18/5).

D'On, Padang
Minggu pagi (18/5/2025) yang semula tenang di kawasan Bungopasang, Kecamatan Kototangah, mendadak berubah menjadi kepanikan. Asap tebal menggulung langit perumahan padat di Jalan Rinjani I Blok G, memunculkan jeritan warga yang saling mengabari dan berlarian keluar rumah. Api melahap satu unit rumah tinggal dalam hitungan menit, memicu kekhawatiran akan penyebaran ke rumah-rumah lain yang berdempetan di kawasan tersebut.

Kebakaran yang terjadi di rumah milik Ali Anafian (39), seorang guru, nyaris merembet ke delapan bangunan lain di sekitarnya. Beruntung, respons cepat dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Padang berhasil mencegah bencana yang lebih besar.

“Kami terima laporan pada pukul 08.44 WIB. Tim langsung meluncur dan tiba di lokasi hanya delapan menit kemudian, pukul 08.52 WIB,” ujar Rinaldi, Kepala Bidang Operasi dan Sarana Prasarana Damkar Kota Padang, saat ditemui di lokasi kejadian.

Sebanyak tujuh unit armada dan 70 personel dikerahkan dalam operasi pemadaman tersebut. Dengan medan yang cukup menantang akses jalan sempit, rumah-rumah berdempetan, dan kerumunan warga yang panik petugas harus bergerak cepat namun hati-hati.

“Lokasi kejadian berjarak sekitar 6 kilometer dari markas. Karena kawasan ini cukup padat dan jalannya kecil, kecepatan dan koordinasi menjadi kunci. Tapi Alhamdulillah, api berhasil kami padamkan total pada pukul 09.10 WIB,” lanjut Rinaldi.

Rumah yang terbakar total memiliki luas sekitar 40 meter persegi, dan berdasarkan perhitungan awal, kerugian materiil ditaksir mencapai Rp350 juta. Meski harta benda musnah, tidak ada korban jiwa. Lima penghuni rumah yang terdiri dari pasangan suami istri, dua anak, dan seorang anggota keluarga lainnya berhasil menyelamatkan diri sebelum api membesar.

Saksi mata, Megi Zuhdi (37), karyawan swasta yang tinggal tidak jauh dari lokasi, menjadi salah satu orang pertama yang menyadari bahaya. “Saya lihat asap mengepul dari dalam rumah. Awalnya saya kira orang sedang masak, tapi asapnya makin tebal dan baunya seperti kabel terbakar. Saya langsung telepon Damkar,” ungkap Megi, masih terlihat syok.

Menurut Rinaldi, kobaran api sangat cepat menjalar karena struktur rumah semi permanen, serta adanya bahan mudah terbakar di dalam rumah. Namun yang paling membanggakan, ujar dia, adalah upaya petugas yang berhasil menyelamatkan area sekitar dengan estimasi nilai aset mencapai Rp1 miliar di area terdampak seluas 100 meter persegi.

“Kami terus mengutamakan tak hanya pemadaman, tapi juga pencegahan agar api tidak menyebar. Dengan kondisi pemukiman seperti ini, kami harus memastikan titik api dikendalikan secepat mungkin. Warga juga sangat kooperatif dalam memberikan akses dan membantu pengamanan,” tambahnya.

Penyebab kebakaran hingga kini masih dalam tahap penyelidikan. Dugaan sementara mengarah pada korsleting listrik, namun pihak berwenang masih mengumpulkan keterangan dan bukti di lapangan. Di lokasi juga hadir petugas dari Palang Merah Indonesia (PMI) untuk bantuan kemanusiaan serta PLN guna memastikan aliran listrik di sekitar area aman.

Tragedi ini menjadi pengingat keras akan pentingnya kesigapan dalam menghadapi bencana dan kesiapan infrastruktur keselamatan di kawasan padat penduduk. Bagi keluarga Ali Anafian, pagi itu adalah awal dari lembar baru penuh perjuangan setelah kehilangan rumah tempat bernaung.

“Yang penting keluarga saya selamat,” ucap Ali dengan suara bergetar, menatap puing-puing rumah yang telah menjadi abu.

(Mond)

#Peristiwa #Kebakaran #Padang