Breaking News

Brigjen Hengki Haryadi: Sang Pemburu Preman, Tiga Kali Penjara Hercules dan Tak Pernah Mundur Selangkah

HENGKI VS HERCULES: Tangkapan layar sosok Brigjen Pol Hengki Haryadi (kiri), polisi yang berani tiga kali penjarakan Hercules (kanan). Tegas dan tak takut memberantas aksi premanisme sejak dulu, disadur pada Sabtu (3/5/2025). 

D'On, Jakarta
- Di tengah maraknya sorotan terhadap ormas dan figur kontroversial, satu nama kembali mencuat ke permukaan: Brigadir Jenderal Polisi Hengki Haryadi. Ia bukan sekadar perwira tinggi Polri biasa. Bagi sebagian orang, terutama mereka yang kerap bergerak di jalur gelap kekuasaan jalanan, nama Hengki adalah mimpi buruk. Ia dikenal tanpa kompromi, dan dalam catatan kariernya, sudah tiga kali menjebloskan Hercules Rosario de Marshall tokoh ormas legendaris nan kontroversial ke balik jeruji besi.

Tiga Kali Tangkap Hercules: Bukti Konsistensi Tanpa Takut

Tak banyak aparat penegak hukum yang bisa mengklaim pernah menangkap Hercules sekali. Hengki? Ia melakukannya tiga kali. Dari 2013, 2018, hingga penangkapan terakhir, semua dijalankan dalam bingkai hukum tanpa gentar, bahkan ketika tekanan datang dari berbagai arah.

Kasus pertama terjadi pada 2013, saat Hercules melakukan perlawanan terhadap petugas dan ditangkap di wilayah Jakarta Barat. Lima tahun berselang, 2018, Hengki kembali memimpin penangkapan Hercules dalam kasus pemerasan dan sengketa lahan. Tidak berhenti di situ, satu kasus lain menambah panjang daftar penangkapan Hengki atas pria yang dikenal luas di dunia ormas itu.

Hercules pernah menyatakan dirinya tak takut pada Hengki Haryadi. Namun dalam sebuah video yang kembali viral pada 2023, pria yang kini menjabat sebagai Brigjen Pol itu menanggapi dengan ketenangan khas aparat berpengalaman.

"Kalau orang minta maaf, kita maafkan. Tapi kalau buat salah ya tetap ada konsekuensinya," ujar Hengki, dengan nada yang lebih menusuk dibandingkan nada tinggi.

Perang Melawan Premanisme: Prinsip Tegak Tanpa Tawar

Bagi Hengki, tugas memberantas premanisme bukan semata pekerjaan, melainkan panggilan moral. Ia menolak tunduk pada intimidasi atau kuasa jalanan. Ia menolak menganggap premanisme sebagai sesuatu yang bisa 'ditolerir' atas nama kompromi sosial.

“Negara tidak boleh kalah dengan aksi premanisme,” tegas Hengki dalam salah satu pernyataannya yang paling terkenal. “Semakin mereka melawan, semakin kita tabrak. Tidak boleh ada kelompok yang bergerak di atas hukum.”

Pernyataan itu bukan sekadar retorika. Hengki membuktikannya dalam berbagai operasi besar yang ia pimpin, termasuk pengungkapan ormas-ormas ilegal dan mafia tanah yang meresahkan masyarakat.

Profil: Dari Palembang ke Barisan Terdepan Kepolisian

Lahir di Palembang, 16 Oktober 1974, Hengki Haryadi menapaki jalan panjang dalam dunia kepolisian. Lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1996, ia telah melewati puluhan penugasan di berbagai daerah dan satuan. Pendidikan militernya pun lengkap: Taruna Nusantara (1993), PTIK, SESPIMMEN (2010), hingga SESPIMTI (2020) di mana ia tercatat sebagai lulusan terbaik.

Kehidupan pribadinya terbilang harmonis. Ia menikah dengan Duma Intan Karenina dan dikaruniai empat anak. Namun kehidupan keluarganya tak pernah membuatnya lunak terhadap kejahatan. Hengki tetap tampil sebagai simbol ketegasan Polri di tengah masyarakat.

Rekam Jejak Karier: Dari Timur Timor ke Ibukota

Karier Hengki dimulai dari bawah. Tahun 1997, ia ditempatkan di Dili sebagai Pamapta II Polres. Kariernya terus menanjak:

  • Kasat Lantas Polres Manatuto (1998)
  • Kasat Reskrim Poltabes Bandar Lampung (2006)
  • Kapolsek Metro Gambir (2011)
  • Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat (2012)
  • Kapolres Metro Jakarta Barat (2017)
  • Dirreskrimum Polda Metro Jaya (2022)
  • Hingga kini menjabat sebagai Penyidik Tindak Pidana Utama Tk. II Bareskrim Polri (2023)

Dari wilayah konflik hingga ibukota negara, Hengki telah menunjukkan konsistensinya dalam menjaga hukum dan keamanan.

Deretan Prestasi: Tak Sekadar Tangkap Hercules

Tak hanya dikenal sebagai 'musuh' para preman, Hengki juga menorehkan sejumlah prestasi dalam pengungkapan kasus-kasus besar:

  • 2018: Tangkap aktor Steve Emmanuel terkait kasus narkoba
  • 2019: Ungkap penyelundupan sabu dari Amerika dengan modus bungkus kopi
  • 2021: Tangkap pasangan selebriti Ardi Bakrie dan Nia Ramadhani dalam kasus narkotika
  • 2022: Pimpin penangkapan pemimpin ormas Khilafatul Muslimin di Lampung
  • 2022: Tangkap empat pejabat BPN dalam kasus mafia tanah di Jakarta

Hengki dikenal sebagai polisi yang lebih memilih turun langsung ke lapangan daripada duduk di balik meja. Pendekatannya pada hukum bersifat tegas, namun tetap mengakar pada prinsip keadilan dan kepastian hukum.

Brigjen Pol Hengki Haryadi adalah gambaran polisi ideal yang dituntut zaman. Tegas namun manusiawi. Taktis sekaligus berani. Sosoknya menjadi pengingat bahwa negara tidak boleh tunduk pada kekuasaan informal jalanan, dan hukum harus selalu menjadi panglima tertinggi.

Dalam era ketika premanisme sering menyamar sebagai kekuatan sipil, hadirnya figur seperti Hengki adalah penegas: masih ada aparat yang tak bisa dibeli, tak bisa ditakuti, dan tak bisa dikompromikan.

(*)

#Polri #Premanisme #Hercules #BrigjenHengkiHaryadi