Breaking News

Dugaan Pesta Alkohol di Lapas Bukittinggi Tewaskan Satu Narapidana, Belasan Lainnya Dilarikan ke RS

Jenazah I, Warga Binaan Yang Dinyatakan Tewas Setelah Mengkonsumsi Minuman Beralkohol di Rumah Sakit Ahmad Mochtar Bukittinggi/Dok. Sumber Istimewa

D'On, Bukittinggi
 — Suasana semarak peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan di Lapas Kelas II A Bukittinggi mendadak berubah menjadi kepanikan dan duka mendalam. Puluhan warga binaan diduga mengalami keracunan massal usai mengonsumsi minuman beralkohol rakitan, yang ternyata dicampur dengan cairan minyak wangi mengandung alkohol tinggi. Akibat insiden ini, sedikitnya 15 narapidana dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Tragisnya, satu orang di antaranya, berinisial I, dikabarkan meninggal dunia tak lama setelah tiba di rumah sakit.

Informasi awal yang diterima redaksi menyebutkan bahwa insiden bermula pada Rabu sore, saat perayaan Hari Bakti Pemasyarakatan sedang berlangsung di dalam lapas. Sejumlah perlombaan dan hiburan musik orgen tunggal digelar untuk menghibur para warga binaan. Namun di balik kemeriahan itu, sejumlah narapidana diduga menggelar pesta minuman oplosan yang ternyata berujung maut.

Kepala Lapas Bukittinggi, Herdianto, Amd.IP., S.H., M.Si, ketika pertama kali dikonfirmasi, sempat menyangkal keterlibatan alkohol dalam kematian narapidana tersebut. Ia mengklaim bahwa almarhum I, yang merupakan narapidana kasus narkotika, meninggal akibat penyakit asam lambung yang dideritanya. Namun hanya dalam hitungan menit, pernyataan itu direvisi.

Melalui sambungan telepon, Herdianto kemudian memberikan klarifikasi yang mengejutkan: benar telah terjadi kasus keracunan akibat konsumsi minuman oplosan yang dicampur minyak wangi. Minuman ini, menurutnya, diselundupkan ke dalam lapas oleh salah satu tamping, yakni warga binaan yang diberi kepercayaan untuk membantu petugas.

“Jadi bukan pesta miras seperti yang ramai diberitakan. Mereka mencampurkan minuman dengan minyak wangi beralkohol tinggi. Akibatnya, 15 warga binaan keracunan, dan satu di antaranya berinisial I meninggal dunia setibanya di rumah sakit,” ujar Herdianto dikutip dari Lacakpos.co.id, Rabu (30/4) malam.

Herdianto juga mengakui bahwa sebagian dari korban sudah dipulangkan kembali ke lapas setelah mendapatkan penanganan medis. Namun, ia membantah bahwa ada unsur kelalaian dari pihak lapas dalam insiden ini. Menurutnya, aksi tersebut dilakukan secara diam-diam oleh warga binaan tanpa sepengetahuan petugas.

“Kami akui, jumlah petugas sangat terbatas. Aktivitas mereka dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan di luar pantauan pengawasan kami. Kami juga tidak bisa membayangkan mereka akan mencampur cairan minyak wangi dengan minuman untuk dikonsumsi,” ungkapnya.

Di tengah sorotan terhadap lemahnya pengawasan di dalam lembaga pemasyarakatan, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sumatera Barat, Marselina Budiningsih, Bc.IP., S.Sos., M.Si belum memberikan pernyataan resmi. Saat dihubungi wartawan, ia mengaku sedang mengikuti acara Halal Bi Halal bersama Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah.

“Saya sedang mengikuti acara halal bi halal. Pak Gubernur sedang memberi sambutan. Nanti akan saya cek,” tulis Marselina melalui pesan singkat.

Sementara itu, Kapolresta Bukittinggi, Kombes Pol Yessi Kurniati, S.I.K., M.M, ketika dikonfirmasi justru baru mendapatkan informasi mengenai insiden ini. Ia langsung memerintahkan jajarannya untuk menindaklanjuti laporan tersebut secara serius.

“Terima kasih informasinya. Saya langsung perintahkan tim untuk menelusuri dan menangani hal ini segera,” tegasnya melalui telepon.

Insiden ini menambah panjang daftar persoalan di lembaga pemasyarakatan di Indonesia, terutama soal pengawasan dan keamanan internal. Dugaan penyelundupan bahan berbahaya seperti minyak wangi beralkohol, yang bisa disalahgunakan menjadi minuman oplosan, memperlihatkan celah yang serius dalam sistem pengawasan lapas. Kini, publik menunggu hasil investigasi menyeluruh atas insiden tragis ini, serta langkah tegas dari pihak terkait untuk mencegah tragedi serupa terulang.

(**)

#Peristiwa #MirasOplosan #LapasBukittinggi