Breaking News

Polisi Selidiki Penemuan 7 Selongsong Peluru di Rumah Kapolres Solok Selatan

AKP.Dadang Pelaku Penembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan 

D'On, Sumatera Barat –
Suasana mencekam menyelimuti jajaran Kepolisian Resor (Polres) Solok Selatan pasca-insiden penembakan yang melibatkan dua perwira tinggi di lingkungan mereka. Peristiwa ini tidak hanya mengejutkan internal kepolisian, tetapi juga menjadi sorotan publik karena melibatkan penemuan tujuh selongsong peluru di rumah Kapolres Solok Selatan, AKBP Arief Mukti.

Kejadian tragis ini bermula pada Jumat (22/11) dini hari sekitar pukul 00.43 WIB, tepatnya di parkiran Markas Polres Solok Selatan. Berdasarkan informasi yang dihimpun, insiden ini berawal dari ketegangan antara Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar (57), dan Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Solok Selatan, AKP Ryanto Ulil Anshar.

Motif Diduga Berakar dari Penangkapan

Ketegangan antara kedua perwira ini diduga dipicu oleh penangkapan seorang pelaku tambang ilegal galian C yang dilakukan oleh Ulil. Pelaku tambang tersebut diamankan oleh tim Satreskrim dan dibawa ke Polres Solok Selatan untuk diperiksa lebih lanjut. Dalam perjalanan menuju kantor polisi, Ulil menerima panggilan telepon dari Dadang. Percakapan keduanya diduga berkaitan dengan penangkapan tersebut.

Namun, situasi berubah drastis ketika pelaku tambang sedang diperiksa di ruang Reskrim. Tiba-tiba terdengar suara tembakan dari luar ruangan, memecah kesunyian malam di markas kepolisian. Personel yang keluar untuk memeriksa sumber suara mendapati Ulil terkapar tak bergerak, terkena tembakan.

Dugaan Penggunaan Senjata Dinas

Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Suharyono, mengonfirmasi bahwa AKP Dadang telah menggunakan sembilan dari total 15 peluru yang menjadi bagian dari inventaris senjata dinas pistol HS-9 miliknya. Dari sembilan peluru yang digunakan, dua peluru diketahui mengenai tubuh AKP Ulil, sementara keberadaan tujuh peluru lainnya belum jelas.

Ketujuh selongsong peluru tersebut ditemukan di rumah Kapolres Solok Selatan, AKBP Arief Mukti. Namun, hingga kini belum dapat dipastikan apakah selongsong tersebut berasal dari senjata milik Dadang.

"Kami masih mendalami temuan tersebut. Saat ini belum dapat dipastikan apakah selongsong peluru yang ditemukan memiliki keterkaitan dengan senjata api milik AKP Dadang," ujar Kombes Pol Dwi Sulistiawan, Kabid Humas Polda Sumbar, pada Sabtu (23/11).

Dwi juga menambahkan bahwa pemeriksaan terkait kasus ini masih berlangsung intensif. "Karena pemeriksaan belum selesai, saya belum bisa memberikan banyak komentar," tuturnya singkat.

Tegangan Memuncak Hingga Penembakan

Sumber yang dekat dengan investigasi mengungkap bahwa penembakan ini diduga dipicu oleh ketidaksenangan Dadang atas tindakan Ulil yang mengamankan pelaku tambang tersebut. Namun, hingga kini, pihak kepolisian belum memberikan pernyataan resmi terkait motif utama insiden ini.

Sementara itu, pihak internal Polres Solok Selatan dilaporkan sedang memperkuat pengamanan untuk mencegah kebocoran informasi maupun potensi ancaman lanjutan. "Kami berkomitmen menyelesaikan kasus ini secara transparan," imbuh Dwi.

Respon Publik dan Dampak Institusi

Kasus penembakan di internal kepolisian ini menjadi pukulan besar bagi citra institusi. Publik mengharapkan penegakan hukum yang adil tanpa pandang bulu, mengingat insiden ini melibatkan perwira tinggi.

"Penegakan hukum harus tetap dijalankan sesuai prosedur. Tidak boleh ada toleransi terhadap pelanggaran hukum, siapa pun pelakunya," ujar seorang tokoh masyarakat di Solok Selatan yang enggan disebutkan namanya.

Kini, semua mata tertuju pada hasil investigasi yang tengah berjalan. Apakah selongsong peluru yang ditemukan benar berasal dari senjata Dadang? Apa sebenarnya motif di balik tindakan tersebut? Publik menantikan jawaban dari kasus ini yang tak hanya mengguncang institusi kepolisian tetapi juga rasa keadilan di tengah masyarakat.

(Mond)

#Peristiwa #PolisiTembakPolisi #Polri #PoldaSumbar