Breaking News

10 Korban Belum Ditemukan, Operasi Pencarian Korban Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi Ditutup

Kementerian PUPR mengerahkan alat berat untuk menangani banjir lahar dingin di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat. (Foto: Kementerian PUPR)

D'On, Tanah Datar, Sumatra Barat,-
Operasi pencarian korban banjir bandang dan lahar dingin Gunung Marapi resmi dihentikan pada Sabtu (8/6), meskipun masih ada 10 korban yang belum ditemukan. Penutupan ini mengakhiri masa tanggap darurat bencana yang telah berlangsung hampir sebulan.

Keputusan Penutupan

Keputusan untuk menghentikan pencarian diambil setelah tidak ada tanda-tanda keberadaan korban baru yang ditemukan. Abdul Malik, Kepala Kantor SAR Padang, menyatakan bahwa keluarga korban telah menyetujui penutupan ini. "Operasi SAR ditutup hari ini, karena tidak ditemukan (lagi) tanda-tanda keberadaan korban, sehingga operasi sudah tidak efektif lagi," jelas Abdul kepada wartawan.

Pencarian yang Diperluas

Tim SAR telah memperpanjang dan memperluas pencarian hingga ke wilayah Kabupaten Sijunjung dan perbatasan dengan Kuantan Singingi, Riau. Namun, setelah upaya pencarian yang intensif, tidak ada jejak tambahan korban yang teridentifikasi. Upaya SAR melibatkan berbagai unsur dari pemerintah, militer, polisi, dan sukarelawan yang kini telah dikembalikan ke kesatuan masing-masing setelah debriefing pada pukul 09.00 WIB.

Masa Tanggap Darurat Berakhir

Bupati Tanah Datar, Eka Putra, menyatakan masa tanggap darurat telah resmi berakhir dan daerah kini memasuki fase transisi untuk rehabilitasi dan rekonstruksi. "Hari ini, kita sepakat untuk mengakhiri masa tanggap darurat dan masuk ke masa transisi rehab rekon," ujarnya. Masa tanggap darurat sebelumnya ditetapkan berdasarkan SK Bupati No. 100.3.3.2/189/BPBD-2024 dan berlangsung dari 11 Mei hingga 25 Mei, kemudian diperpanjang hingga 8 Juni 2024.

Dampak Bencana

Banjir bandang dan lahar dingin yang terjadi pada malam Sabtu (11/5) mengakibatkan 63 orang tewas, merusak ratusan rumah, dan menyebabkan ribuan warga harus mengungsi. Bencana ini memicu trauma mendalam dan tantangan besar dalam pemulihan di sejumlah daerah di Sumatra Barat.

Langkah Selanjutnya

Dengan berakhirnya masa tanggap darurat, fokus kini beralih ke fase rehabilitasi dan rekonstruksi. Pemerintah daerah akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk membangun kembali infrastruktur yang rusak serta memulihkan kondisi sosial-ekonomi masyarakat terdampak. Bantuan dan dukungan terus diupayakan untuk memastikan pemulihan yang menyeluruh dan efektif.

Bencana ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dan respons cepat dalam menghadapi fenomena alam yang ekstrem. Upaya untuk meningkatkan mitigasi dan pengurangan risiko bencana akan menjadi prioritas dalam langkah ke depan.

(Mond)

#BanjirBandang #Peristiwa #SumateraBarat