Breaking News

Di Pedalaman Pegunungan Papua ini Beras 10 Kg Dijual Rp 2 Juta, Mie Instan Sampai Rp 1 Juta

D'On, Papua,- Inilah salah satu penderitaan masyarakat yang hidup di kawasan terisolir dan tertinggal. Selain akses jalan yang tak memadai, serta ketiadaan aliran listrik, juga meningkatnya harga kebutuhan sandang dan pangan.

Seperti kondisi yang harus dirasakan oleh warga di Korowai, tepatnya di Maining 33, Distrik Kawinggon, Kabupaten Pegunungan Bintang.

Di wilayah ini, harga kebutuhan pokok bahkan berpuluh kali lipat dari harga normal. Seperti harga satu kardus mi instan yang normalnya seharga Rp 66.500 – Rp 77.500, melonjak menjadi Rp 1 juta.

“Mi instan satu karton kalau ditukar dengan emas itu, dua gram, satu karton Rp 1 juta, satu bungkus Rp 25.000,” ungkap salah satu pengelola Koperasi Kawe Senggaup Maining Hengki Yaluwo.

Sedangkan untuk beras, harganya mencapai dua juta rupiah.

“Beras 10 kilogram itu emas empat gram, kalau dibeli dengan uang, satu karung itu harganya Rp 2 juta,” lanjut Hengki.

Sementara bahan lain seperti ikan kaleng berukuran besar dibanderol harga Rp 150 ribu. Untuk handphone sendiri, harganya bisa setara 10 gram sampai 25 gram emas, melansir today.line.me.

Untungnya, warga di sana memiliki mata pencaharian tetap dari hasil kekayaan perut bumi, yakni emas.

Warga di Korowai menggantungkan hidupnya pada penghasilan tambang emas tradisional.

“Bertahun-tahun pemerintah tidak pernah membangun Korowai, Tuhan yang memberikan hasil emas bagi kami, sehingga kami bisa menambang dan membantu kami,” ucap Ben Yarik, salah satu pemilik dusun Kali Dairam Korowai di Maining 33.

(Fini/PSC)