Breaking News

Okto Maniani, Sayap Lincah Indonesia yang Ditenggelamkan Indisipliner


D'On, Jayapura (Papua),- Dengan kecepatan tinggi dan akselerasi aduhai, si nomor 10 Timnas Indonesia membelah pertahanan lawan, sosok itu adalah Oktovianus Maniani.

Piala AFF 2010 menjadi ajang pengenalan Indonesia kepada dunia bahwa telah lahir talenta sangat berbakat dari tanah Papua bernama Oktovianus Maniani atau Okto Maniani. Diberikannya nomor punggung keramat 10 sendiri, seharusnya jadi bukti kalau Okto Maniani bukan pemain sembarangan.

Hal itu Okto buktikan ketika membawa Timnas Indonesia membantai Malaysia dan Laos dalam laga pembuka Piala AFF 2010. Sayang di akhir turnamen, Okto gagal membawa Timnas Indonesia juara Piala AFF 2010 setelah kalah dari Malaysia.

Akan tetapi, jurnalis pemerhati sepak bola Asia, John Duerden yang menyaksikan Piala AFF 2010, dengan berani menyatakan jika Okto akan segera berlaga di Eropa. Setahun berikutnya, Okto kembali pamer aksinya dengan membawa Timnas Indonesia U-23 meraih medali perak SEA Games 2011.
Semua begitu indah bagi Okto Maniani, si nomor 10 Timnas Indonesia, hingga akhirnya berbagai masalah mulai menimpanya.

Jadi Musafir, Terdampar di Timor Leste Hingga Profesi Artis

Okto pada saat itu begitu dicintai oleh suporter Timnas Indonesia berkat kemampuan dan teknik tinggi yang kerap ia perlihatkan. Tak jarang, banyak orang menyebut Okto Maniani sebagai reinkarnasi Elie Aiboy dari sisi kecepatan dan akselerasi yang tiada duanya.

Dikarenakan telah menjadi idola di tengah masyarakat, berbagai stasiun televisi dan perusahaan iklan pun melihat Okto Maniani sebagai objek menarik. Jadilah Okto Maniani membintangi iklan di televisi, bersamaan dengan itu, entah mengapa si nomor 10 Timnas Indonesia bukan lagi orang yang sama.

Karier Okto Maniani terjun bebas, dari bermain di Sriwijaya FC hingga sempat terdampar di beberapa klub Liga Indonesia. Kisruh dan intrik yang terjadi dalam tubuh PSSI hingga berujung pada pembekuan kompetisi Liga Indonesia turut andil menyumbang kesemrawutan masalah yang dihadapi Okto.

Bagaimana tidak, Okto jadi kehilangan mata pencahariannya sebagai pemain sepak bola akibat ditiadakannya Liga Indonesia. Beruntung berbekal sisa-sisa kemampuan individunya, Okto Maniani pun dikontrak oleh klub Timor Leste, Carsae FC pada 2016.

Bermain di luar negeri ternyata tidak menyelesaikan masalah Okto Maniani, karena ternyata ia hanya bertahan selama sekitar 3 bulan saja. Alasannya, masalah administrasi yang memaksa Okto Maniani pulang lagi ke Indonesia.

Selain sempat bermain di Timor Leste, Okto Maniani ternyata juga tercatat pernah menjadi artis sinetron demi menyambung hidup. Okto saat itu diberi peran cameo dalam sinetron Tendangan Si Madun 2.

Meski sempat bermain dalam dunia peran, akan tetapi hati Okto Maniani tetaplah pada sepak bola. Oleh karena itu, sepulangnya dari Timor Leste, Okto Maniani langsung dikontrak oleh Persiba Balikpapan untuk ajang TSC 2016.

Namun berbagai masalah terus mendera Okto hingga membuatnya harus menjadi musafir dan berpindah-pindah klub lagi hingga saat ini. Meski terus berganti-ganti klub, satu hal yang pasti, Okto Maniani tak pernah lagi dipanggil ke Timnas Indonesia, tentu ini menjadi pertanyaan besar.

Indisipliner yang Merusak Karier Okto Maniani

Jawaban dari pertanyaan itu ada pada sikap di mana Okto Maniani memang sudah dikenal sebagai sosok yang tidak disiplin atau indisipliner. Alfred Riedl dalam persiapan jelang Piala AFF 2016 pun tak memasukan nama Okto meski sempat menggunakannya pada edisi 2010.

“Dia (Okto) selalu bermasalah, saya berkali-kali mengingatkan dia masalah disiplin, tapi tak pernah didengar. Dalam sepak bola, bakat besar tidaklah cukup, olahraga ini butuh kerja tim,” begitu alibi Riedl tentang alasan pencoretan Okto dari skuat Timnas Indonesia.

Perkataan Riedl mencapai kenyataan ketika Okto Maniani terlibat tindakan indispliner dengan menusuk wasit pada musim lalu. Bertanding untuk membela Persewar Waropen, Okto Maniani seperti sudah kehilangan akal dengan tindakan wasit yang memimpin laga melawan Mitra Kukar di Liga 2.

Naik pitam, Okto Maniani pun mencopot gagang bendera untuk menusuk perut wasit yang langsung berbuah hukuman berat dari komisi disipin. Okto Maniani pun dinyatakan bersalah dan dihukum tak boleh bermain sepak bola selama 6 bulan.

Mencoba Bangkit

Meski sudah diterpa berbagai masalah akibat perilaku indispinernya, Okto Maniani kini terlihat lebih dewasa dan siap untuk bangkit lagi ke level atas sepak bola Indonesia. Keinginan untuk bangkit sebagai si nomor 10 Timnas Indonesia didapatkan setelah kami berbincang dengan Okto Maniani.

“Puji Tuhan, kabar baik, sekarang saya di Jayapura. Di sini saya sambil latihan, tetap jaga kondisi sambil menunggu selesainya wabah (virus corona). Saya sempat (ikut) cari ikan untuk menjaga kesehatan, tetap aktif di bawah matahari, itulah kesibukan saya,” cerita Okto kala disambangi awak media.

Seperti yang kita tahu setelah masa hukuman Okto Maniani berakhir, Okto Maniani ternyata langsung dikontrak oleh Persiba Balikpapan. Bersama Persiba Balikpapan, Okto Maniani seperti mendapat kembali semangatnya untuk berprestasi.

“Target saya musim ini ingin membawa Persiba lolos ke Liga 1. Saya dan Balistik (suporter Persiba) baik-baik saja dan sekarang kita sama-sama mau berprestasi,” pungkasnya.

Tentu menjadi kerinduan bagi kita semua untuk melihat Okto Maniani kembali lagi ke peforma puncaknya saat mengenakan nomor 10 Timnas Indonesia. Menurut mantan pelatihnya di Timnas Indonesia U-23, Rahmad Darmawan, Okto Maniani sejatinya merupakan pemain berbakat nan unik.

“Dia (Okto) pemain yang sebetulnya punya kreativitas hebat, tapi dalam kutip, anak ini rada-rada bandel sedikit. Memang dia butuh treatment yang spesial,” ungkap Rahmad Darmawan dalam podcast Box2Box.

Oleh karena itu, jika Oktovianus Maniani mendapatkan treatment khusus, rasanya si nomor 10 Timnas Indonesia ini akan kembali membelah pertahanan lawan dan membuat suporter bahagia lagi melihat aksinya, amin!

(Alang)