Breaking News

Trump Menyebut Pandemi Corona Adalah Cara China untuk Membuat Ia Kalah Dalam Pilpres 2020

D'On, Amerika Serikat (AS),- Tampaknya ketegangan hubungan antara Amerika Serikat (AS) dengan China makin meruncing. Pasalnya, setelah berulang kali bersitegang dalam urusan perdagangan, Presiden AS Donald Trump kini justru makin gencar menyudutkan China dengan pandemi COVID-19.

Namun, dalam 'serangan' terbarunya ini, Trump diketahui menghubung-hubungkan China dengan pemilihan umum (pemilu) AS 2020. Pada Rabu (29/4) lalu, Trump pun secara tidak langsung mengatakan bahwa penanganan virus corona di China adalah bukti bahwa Beijing 'akan melakukan apa pun' untuk membuatnya kalah dalam pemilihan ulang pada November mendatang.

Mengutip laporan Reuters, South China Morning Post pada Jumat (30/4) menuliskan bagaimana dalam sebuah wawancara di Kantor Oval, Trump terlihat berbicara tajam tentang China. Dalam keterangannya, Trump bahkan disebutkan tengah melihat berbagai opsi terkait dengan pemberian konsekuensi untuk Beijing atas pandemi virus corona.

Pun, saat ditanya apakah akan mempertimbangkan penggunaan tarif atau bahkan write-off (penghapusan piutang tak tertagih) untuk China, Trump menegaskan bahwa ia bisa melakukan apa saja.

"Ada banyak hal yang bisa saya lakukan. Kami sedang mencari apa yang telah terjadi. China akan melakukan apa saja untuk membuat saya kalah dalam pertarungan ini (pemilu)," ucap Trump.

Lebih spesifik, Trump lantas menyatakan keyakinannya bahwa Beijing menginginkan lawannya dari Demokrat, Joe Biden, untuk memenangkan pemilu. Trump pun memberikan alasan bahwa jika ia kalah, maka tekanan yang telah diberikannya selama ini kepada China, atas perdagangan atau masalah lainnya, secara langsung jelas akan mereda.

"Mereka terus-menerus menggunakan hubungan masyarakat untuk mencoba membuatnya seolah-olah mereka adalah pihak yang tidak bersalah," kata Trump merujuk pada para pejabat China.

Lebih lanjut, Trump juga mengatakan bahwa kesepakatan perdagangan yang dia akhiri dengan Presiden China Xi Jinping telah 'sangat terpukul' oleh kejatuhan ekonomi akibat wabah virus corona. Sementara, strategi melawan China dalam urusan perdagangan diketahui bertujuan untuk mengurangi defisit perdagangan AS yang kronis.

Padahal, menjelang akhir Maret lalu, Trump dan Jinping diketahui sempat mengadakan diskusi via telepon dan membahas peningkatan hubungan AS-China di tengah krisis COVID-19.

"Bekerja bersama membawa manfaat bagi kedua belah pihak, pertarungan (justru) menyakiti keduanya (AS-China). Kerja sama adalah satu-satunya pilihan," terang Jinping seperti dilansir oleh The Guardian.

Namun, pada hari Rabu lalu, seorang pejabat senior administrasi Trump, berbicara dengan syarat anonim, akhirnya mengatakan bahwa 'gencatan senjata' informal dalam perang kata-kata yang pada dasarnya disetujui Trump dan Jinping melalui telepon sekarang tampaknya sudah berakhir.

(mond/reuters)