Breaking News

Update Korban Bencana Sumatera: 969 Orang Meninggal, 254 Masih Hilang Akibat Banjir dan Longsor Dahsyat

Berdasar informasi dari data bencana hidrometeologi siklon tropis senyar yang dikeluarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Tamiang pada Kamis (4/12) malam, setidaknya terdapat 2.698 rumah warga di Kabupaten Aceh Tamiang yang mengalami kerusakan parah. Tampak foto udara yang diambil menggunakan drone ini menunjukkan wilayah yang terdampak banjir bandang di Aceh Tamiang, Pulau Sumatra, Kamis 4 Desember 2025. (AP Photo/Binsar Bakkara)

D'On, Jakarta - Bencana hidrometeorologi terbesar di penghujung 2025 mengguncang Pulau Sumatera.
Hingga Rabu siang, 10 Desember 2025 pukul 14.40 WIB, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 969 orang meninggal dunia dan 254 orang masih dinyatakan hilang akibat rangkaian banjir besar dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.

Data tersebut dirilis resmi melalui Dashboard Penanganan Banjir dan Longsor Sumatera BNPB, yang terus diperbarui seiring proses evakuasi yang masih berlangsung di sejumlah wilayah terisolasi.

"Update Data per 10 Desember 2025: meninggal 969 jiwa, hilang 254 jiwa, terluka 5 ribu jiwa," tulis BNPB dalam laporan resminya, Rabu (10/12/2025).

Angka ini menunjukkan lonjakan signifikan dibandingkan sehari sebelumnya. Pada Selasa (9/12/2025), jumlah korban meninggal tercatat 964 jiwa, yang berarti terjadi penambahan lima korban dalam waktu kurang dari 24 jam sebuah indikasi bahwa proses pencarian masih terus menemukan korban di titik-titik longsor dan banjir bandang.

Aceh Jadi Wilayah dengan Korban Terbanyak

BNPB merinci sebaran korban jiwa di tiga provinsi terdampak:

  • Aceh: 391 korban meninggal dunia

    • Naik dua orang dibandingkan data Senin (389 jiwa).
    • Sejumlah wilayah seperti Aceh Tengah, Aceh Besar, dan Pidie masih dilaporkan sulit dijangkau akibat jalan putus dan jembatan runtuh.
  • Sumatera Utara: 338 korban meninggal

    • Tidak mengalami penambahan dari hari sebelumnya.
    • Namun, beberapa kawasan di Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, dan Deli Serdang masih menjadi prioritas pencarian korban hilang.
  • Sumatera Barat: 235 korban meninggal

    • Bertambah satu korban dari sehari sebelumnya.
    • Wilayah Agam, Tanah Datar, dan Pesisir Selatan menjadi titik kerusakan terparah.

Dengan total hampir seribu korban jiwa, bencana ini tercatat sebagai salah satu tragedi banjir dan longsor paling mematikan di Indonesia dalam satu dekade terakhir.

Kerusakan Infrastruktur Masif: Ribuan Fasilitas Lumpuh

Tak hanya menelan korban jiwa, bencana ini juga meluluhlantakkan infrastruktur publik dalam skala besar. BNPB mencatat:

  • 1.200 fasilitas umum rusak
  • 434 rumah ibadah terdampak
  • 219 fasilitas kesehatan rusak
  • 290 gedung/kantor pemerintahan terdampak
  • 581 fasilitas pendidikan rusak
  • 498 jembatan mengalami kerusakan berat hingga terputus
  • 157.900 rumah rusak, baik kategori ringan, sedang, hingga berat

Kerusakan ini menyebabkan aktivitas sosial, pendidikan, ekonomi, dan layanan kesehatan lumpuh di ratusan desa dan kelurahan. Banyak sekolah belum bisa digunakan, sementara sejumlah rumah sakit terpaksa merawat pasien dengan fasilitas darurat karena bangunan utama terdampak banjir dan longsor.

Ribuan Warga Mengungsi, Kebutuhan Mendesak Meningkat

Meski BNPB belum merilis angka resmi terbaru terkait jumlah pengungsi, berdasarkan laporan lapangan, puluhan ribu warga terpaksa mengungsi ke posko darurat, masjid, sekolah yang masih berdiri, hingga tenda-tenda pengungsian.

Kebutuhan mendesak yang kini menjadi prioritas antara lain:

  • Logistik pangan dan air bersih
  • Obat-obatan dan layanan kesehatan darurat
  • Selimut, matras, serta perlengkapan bayi dan lansia
  • Trauma healing bagi anak-anak korban bencana

Cuaca yang masih tidak stabil turut menghambat proses distribusi bantuan dan evakuasi di beberapa daerah.

Pencarian Korban Masih Berlangsung, Medan Ekstrem Jadi Tantangan

Tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, relawan, dan BPBD daerah masih terus melakukan pencarian terhadap 254 korban yang dinyatakan hilang. Namun, proses evakuasi menghadapi berbagai kendala, seperti:

  • Longsor susulan
  • Medan berat dan akses terputus
  • Cuaca ekstrem
  • Minimnya alat berat di lokasi terpencil

Beberapa titik longsor bahkan dilaporkan menimbun permukiman warga hingga kedalaman lebih dari 5 meter, sehingga proses pencarian harus dilakukan secara manual dengan risiko tinggi bagi petugas.

BNPB: Status Darurat Masih Berlaku

BNPB menegaskan bahwa status tanggap darurat masih berlaku di sejumlah kabupaten/kota terdampak, dan pemerintah pusat terus mengoordinasikan bantuan lintas kementerian serta dukungan logistik dari berbagai daerah.

Pemerintah juga mengingatkan bahwa potensi cuaca ekstrem masih tinggi hingga akhir Desember 2025, khususnya di wilayah barat Indonesia.

Dengan hampir 1.000 korban meninggal, ratusan masih hilang, puluhan ribu mengungsi, serta ratusan ribu rumah dan fasilitas rusak, bencana banjir dan longsor di Sumatera menjadi tragedi kemanusiaan berskala nasional yang menyisakan luka mendalam bagi bangsa.

Doa, solidaritas, dan bantuan nyata kini menjadi harapan bagi para korban yang masih bertahan di tengah puing-puing kehancuran.

(Mond)

#BencanaSumatera #BanjirSumatera #BNPB #UpdateKorbanBanjirSumatera