Menembus Sunyi Hulu Sungai: Bupati Annisa, Offroad, dan Misi Menjaga Masa Depan Sembilan Koto

Naik Mobil Offroad Bupati Annisa Suci Ramadhani Tinjau Nagari Lubuk Karak
D'On, Dharmasraya — Deru mesin mobil offroad memecah keheningan hutan di Nagari Lubuk Karak, Kecamatan Sembilan Koto, Minggu (14/12/2025). Ban-ban besar mencengkeram tanah licin, menaklukkan tanjakan curam dan jalur berlumpur yang selama ini hanya bisa dilewati dengan sepeda motor atau berjalan kaki. Di balik kemudi salah satu kendaraan itu, duduk Bupati Dharmasraya Annisa Suci Ramadhani, membawa lebih dari sekadar rombongan ia membawa misi.
Perjalanan ini bukan wisata petualangan. Ini adalah upaya nyata menembus wilayah terisolir, menyapa masyarakat di kawasan hulu sungai, sekaligus membaca langsung tanda-tanda awal potensi bencana yang mengintai akibat rusaknya tutupan hutan.
Hulu Sungai yang Terluka
Lubuk Karak merupakan kawasan strategis: hulu sungai yang menopang kehidupan di hilir Dharmasraya. Namun dalam beberapa tahun terakhir, kawasan ini mulai kehilangan “pelindung alaminya”. Tutupan hutan yang seharusnya menjadi benteng ekologis perlahan tergerus oleh pemanfaatan yang tak sejalan dengan prinsip pelestarian.
“Kalau hulu rusak, maka banjir dan longsor hanya tinggal menunggu waktu. Dan yang paling terdampak bukan hanya masyarakat di sini, tapi seluruh wilayah di bawahnya,” ujar Annisa, saat berhenti di salah satu titik pemukiman warga.
Baginya, pencegahan bencana tak cukup dibahas di balik meja. Ia harus dilihat, dirasakan, dan dipahami langsung dari sumbernya.
Kopi, Hutan, dan Jalan Tengah Pembangunan
Alih-alih melarang tanpa solusi, Pemerintah Kabupaten Dharmasraya memilih jalan tengah: pembangunan berbasis pelestarian. Salah satu langkah konkretnya adalah program penyediaan bibit kopi gratis untuk 2.000 hektare, bekerja sama dengan Kementerian Pertanian.
Kecamatan Sembilan Koto, termasuk Lubuk Karak, akan menjadi prioritas pengembangan.
“Kopi itu tanaman yang bersahabat dengan hutan. Bisa ditanam di bawah tegakan pohon, tanpa menebang. Ini bukan hanya soal ekonomi, tapi soal menjaga alam agar tetap hidup,” kata Annisa.
Program ini diharapkan menjadi alternatif mata pencaharian yang berkelanjutan, sekaligus mengembalikan fungsi ekologis kawasan hulu sungai.
Offroader, Ujung Tombak Pemetaan Daerah Terisolir
Dalam perjalanan tersebut, Annisa menggandeng Indonesian Offroad Federation (IOF). Alasannya sederhana namun krusial: wilayah ini tak bisa dijangkau mobil biasa. Jalan tanah, lintasan sungai, dan jalur hutan menjadi penghalang utama.
“Ini bukan sekadar hobi. Para offroader ini membantu pemerintah melihat langsung daerah-daerah yang selama ini luput dari perhatian karena sulit diakses,” ujar Annisa.
Setidaknya terdapat tiga jorong di Nagari Lubuk Karak yang belum memiliki akses jalan layak. Kondisi ini berdampak langsung pada pendidikan, kesehatan, hingga perekonomian warga.
Anak-anak dan Sungai yang Harus Diseberangi
Salah satu pemandangan yang paling menyentuh adalah cerita anak-anak yang harus menyeberangi sungai untuk berangkat ke sekolah. Saat musim hujan, arus deras menjadi ancaman nyata.
“Tidak boleh lagi ada anak Dharmasraya yang mempertaruhkan nyawa hanya untuk menuntut ilmu,” tegas Annisa.
Pemerintah daerah berkomitmen memprioritaskan pembangunan jalan dan jembatan gantung, termasuk penambahan satu unit jembatan gantung baru demi keselamatan pelajar.
Selain itu, akses Simpang Ampang Kuranji–Siraho–Sungai Kapur–Jalan TMMD hingga Lubuk Karak akan diupayakan pengerasannya dan diusulkan melalui program Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah.
Terisolir Secara Fisik, Terputus Secara Digital
Persoalan lain yang tak luput dari perhatian adalah keterbatasan sinyal seluler. Di era digital, keterisolasian bukan hanya soal jalan, tetapi juga akses komunikasi.
Pemerintah Kabupaten Dharmasraya berencana mengusulkan peningkatan layanan telekomunikasi kepada PT Telkomsel, agar masyarakat Lubuk Karak tidak lagi terputus dari informasi, layanan darurat, dan peluang ekonomi digital.
Menjaga Alam, Menjaga Masa Depan
Perjalanan offroad hari itu berakhir saat senja mulai turun di balik perbukitan. Namun pesan yang dibawa Bupati Annisa jauh lebih panjang dari sekadar lintasan yang dilalui.
Lubuk Karak bukan hanya tentang hutan, jalan, atau sungai. Ia adalah tentang masa depan tentang bagaimana pembangunan bisa berjalan seiring dengan pelestarian, dan bagaimana negara hadir bahkan di titik-titik yang paling sunyi.
Di hulu sungai yang sepi, di balik ban berlumpur mobil offroad, tersimpan harapan bahwa bencana bisa dicegah, kesejahteraan bisa tumbuh, dan anak-anak Sembilan Koto bisa melangkah ke sekolah tanpa rasa takut.
(Papa Juan)
#KabupatenDharmasraya #AnnisaSuciRamadhani