Breaking News

Update Korban Banjir Agam: 4.000 Warga Mengungsi, Korban Meninggal Melonjak Jadi 85 Jiwa, 78 Masih Hilang

Banjir di Agam Sumbar

D"On, Agam, Sumatra Barat
— Malam di Agam terasa lebih berat dari biasanya. Bau tanah basah dan serpihan kayu yang hanyut masih menusuk udara ketika BPBD Kabupaten Agam merilis pembaruan data bencana pada Sabtu (29/11) pukul 20.00 WIB: 4.000 warga kini mengungsi, tersebar di 11 kecamatan. Sementara korban meninggal dunia naik menjadi 85 orang, dan 78 lainnya masih belum ditemukan.

Di balik angka-angka itu, ada kesunyian rumah-rumah yang terendam, cerita warga yang terpisah dari keluarganya, dan desa-desa yang seperti terputus dari dunia. 

Ledakan Pengungsian di 11 Kecamatan

Kepala Pelaksana BPBD Agam, Rahmat Lasmono, menjelaskan bahwa laju pengungsian naik cepat dalam 24 jam terakhir. Air bah disertai longsor mengoyak lereng, membelah ladang, hingga menghantam permukiman yang berada di bantaran sungai.

Mereka tersebar di 11 dari 16 kecamatan di Agam. Ini data per Sabtu malam,” ujar Rahmat di Lubuk Basung, Minggu (30/11/2025).

Berikut sebaran para pengungsi yang menempati masjid, mushalla, rumah keluarga, hingga bangunan darurat lain:

  • Palembayan: 167 orang
  • Ampek Nagari: 600 orang
  • Palupuh: 100 orang
  • Tanjung Mutiara: 965 orang
  • Tanjung Raya: 1.129 orang
  • Baso: 30 orang
  • Malalak: 135 orang
  • Banuhampu: 10 orang
  • Matur: 300 orang
  • Ampek Koto: 778 orang
  • Lubuk Basung: 129 orang

Di tengah antrean panjang bantuan, 26 dapur umum sudah didirikan. Api kompor terus menyala sejak dini hari, menanak harapan dalam wajan besar, sementara hujan turun seperti jam pasir yang tak mau berhenti.

Rumah-Rumah Terkoyak: Kerusakan Meluas

Banjir dan longsor memporak-porandakan permukiman. BPBD mencatat:

  • 468 rumah rusak ringan
  • 26 rumah rusak sedang
  • 49 rumah rusak berat

Beberapa rumah terseret sepenuhnya ke aliran sungai yang kini berubah menjadi sungai cokelat bergemuruh. Di lokasi lain, hanya pondasi yang tersisa, menganga seperti mulut desa yang kehilangan kata-kata.

Korban Meninggal Melonjak Tajam

Jumlah 85 korban meninggal tersebar sebagai berikut:

  • Palembayan: 55 orang
  • Malalak: 10 orang
  • Tanjung Raya: 4 orang
  • Matur: 1 orang
  • Palupuh: 1 orang

Di balik angka Palembayan — kecamatan yang mencatat korban tertinggi — relawan menggambarkan situasi yang muram: banyak korban ditemukan terperangkap material galodo, sebagian terseret hingga jauh ke hilir.

78 Warga Masih Hilang: Pencarian Berkejaran dengan Waktu

Tim SAR, relawan, dan aparat bergerak dari fajar hingga petang. Akses terputus, jembatan roboh, dan jalan tertutup longsor membuat pencarian seperti membuka pintu satu per satu di rumah yang gelap.

Sejumlah wilayah di Nagari Salareh Aia Timur dan Nagari Salareh Aia masih sulit dijangkau.
Dengan kondisi seperti ini, kemungkinan masih banyak korban yang belum ditemukan,” ujar Kepala Dinas Kominfo Agam, Roza Syafdefianti, dengan suara berat. Alat berat sudah berdatangan, tapi belum cukup untuk menembus semua pemukiman yang luluh lantak.

Data Sebelumnya: Lonjakan Tragis dalam 48 Jam

Sehari sebelumnya, jumlah korban meninggal sempat berada di angka 60 orang, naik dari 28 korban awal. Mayoritas ditemukan di aliran sungai yang membawa lumpur, batu, dan potongan kayu dari hulu.

Hingga Jumat malam (28/11), 54 dari 60 korban tersebut sudah teridentifikasi. Sisanya masih menunggu proses lebih lanjut.

BPBD memperkirakan data masih akan bergerak, mengikuti setiap tandan bambu, setiap tumpukan material yang dibongkar, dan setiap laporan keluarga yang kehilangan anggota.

Bencana yang Belum Selesai

Suara heli, gemuruh sungai, dan panggilan dari pengeras suara posko pengungsian bercampur menjadi lanskap bunyi yang membingkai Agam hari ini. Hujan di pegunungan memang sudah mulai menurun, tetapi tanah masih labil, sungai belum jinak, dan warga masih berjaga.

Di sebuah posko di Palembayan, seorang ibu yang selamat sambil menggendong anaknya hanya berbisik pelan:
“Air datang seperti membawa malam.”

Dalam bencana ini, kabar baik masih tertutup kabut.
Yang pasti, Agam belum selesai berduka  namun para penyintas, relawan, dan petugas terus menyalakan cahaya kecil dari tempat-tempat pengungsian.

(Mond)

#BanjirAgam #Peristiwa #KabupatenAgam #BanjirBandang