Sumatera Barat Mulai Bangkit, BNPB Sebut Pemulihan Lebih Cepat Dibanding Aceh–Sumut: OMC Terus Digenjot

Kepala BNPB Letjen Suharyanto memimpin Rakor Penanganan Darurat Bencana di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Foto: YouTube/BNPB Indonesia
D'On, Jakarta - Tanda-tanda pemulihan mulai menampakkan diri di Sumatera Barat. Setelah tiga hari dilanda banjir bandang dan longsor yang mengguncang banyak kabupaten, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto memastikan bahwa kondisi di provinsi itu bergerak ke arah lebih stabil dibandingkan dua wilayah terdampak lain: Aceh dan Sumatra Utara.
Dalam keterangannya pada Minggu (30/11), Suharyanto menggambarkan Sumbar seperti sebuah lanskap yang perlahan kembali menemukan nadanya setelah badai berkepanjangan.
“Sumatera Barat itu dibandingkan dengan Aceh dan Sumatera Utara sudah lebih pulih di hari ketiga,” ungkapnya.
Cuaca Mulai Bersahabat, OMC Jadi Tameng Preventif
Salah satu faktor penting yang mempercepat perbaikan situasi adalah perubahan cuaca. Hujan yang sebelumnya menghajar wilayah itu tanpa ampun kini berhenti. Udara yang lebih tenang memberikan ruang bagi tim SAR, relawan, dan pemerintah untuk memaksimalkan pemulihan.
Namun, BNPB tak ingin berjudi dengan ketidakpastian langit. Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) terus digelar sebuah upaya mencegat awan-awan yang berpotensi membawa bencana susulan.
“Sekarang sudah tidak ada hujan, OMC terus-menerus dilaksanakan di situ,” kata Suharyanto. Upaya ini melibatkan TNI AU, BRIN, dan seluruh unsur teknis yang berjaga agar wilayah terdampak tak lagi tersentak oleh intensitas hujan ekstrem.
Duka yang Belum Rampung: 129 Meninggal, 118 Masih Hilang
Di balik geliat pemulihan itu, tragedi masih meninggalkan luka yang dalam. Data sementara mencatat 129 warga meninggal dunia, sementara 118 orang masih hilang. Puluhan tim pencarian tersebar di titik-titik kritis dari lembah yang tertimbun lumpur hingga aliran sungai yang berubah menjadi jalur serpihan material.
“Korban jiwa 129 dan hilang 118 dan 16 luka-luka,” kata Suharyanto, menegaskan betapa besarnya skala pekerjaan yang masih menanti.
Pencarian Berlanjut, Waktu Menjadi Tantangan
Setiap jam sangat berarti. Tim SAR bekerja bergantian, mengandalkan cuaca yang kini lebih bersahabat. Drone terbang rendah, anjing pelacak dibawa menembus reruntuhan, dan alat berat dikerahkan di desa-desa yang sebelumnya tak bisa diakses karena arus deras dan longsor susulan.
Di banyak lokasi, warga masih bertahan di tenda-tenda pengungsian. Mereka menunggu kabar tentang keluarga, tentang rumah, tentang kapan kehidupan dapat kembali dirangkai.
(K)
#Basarnas #BNPB #BanjirSumbar